48
keaktifan belajar IPS pada siswa kelas 5 Semester II pada kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian nasional di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kab.
Banyuwangi Tahun Pelajaran 20122013. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suwardi tersebut terdapat
beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Persamaan pertama, yaitu pada penggunaan model pembelajaran
kooperatif dalam meningkatkan keaktifan siswa. Persamaan kedua, yaitu subyek penelitian yaitu siswa kelas V. Persamaan ketiga, penelitian dilakukan pada
pembelajaran IPS. Sedangkan perbedaannya pertama, dalam penelitian tersebut Suwardi meningkatkan keaktifan dan hasil belajar sedangkan peneliti hanya
meningkatkan keaktifan siswa. Perbedaan kedua, model kooperatif yang digunakan dalam penelitian Suwardi yaitu tipe STAD sedangkan peneliti
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
G. Kerangka Pikir
Keaktifan siswa kelas V di SD Negeri 1 Kepurun pada mata pelajaran IPS masih kurang. Adanya keaktifan yang kurang ini disebabkan karena rendahnya
interaksi antara siswa dengan guru maupun interaksi antarsiswa. Selain itu dalam penyampaian materi guru menjadi aktor utama, siswa hanya mendengarkan
bahkan jarang ada yang bertanya. Padahal untuk dapat memahami materi dibutuhkan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Sikap aktif siswa akan
berpengaruh pada hasil yang diperoleh ketika lulus nanti. Siswa yang memiliki keaktifan tinggi cenderung lebih siap dan termotivasi untuk mengerjakan tugas-
tugas dari guru. Dalam pembelajaran, keaktifan siswa ketika bertanya kepada guru
49
jika ada yang tidak dipahami akan lebih membuat siswa paham terhadap materi tersebut. Selain itu siswa yang terbiasa berdiskusi memiliki kemampuan
berinteraksi yang baik. Ketika siswa memiliki kemampuan interaksi yang baik maka keaktifan belajar pun diharapkan akan meningkat.
Dalam meningkatkan keaktifan siswa salah satunya dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Cooperative Learning
merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem
kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab
individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Pembelajaran tersebut dapat mendidik dan meningkatkan keaktifan belajar siswa
karena siswa dituntut untuk saling beriteraksi dalam kelompok. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah model Cooperative Learning tipe Team Games Tournament TGT. Dalam pembelajaran Cooperative Learning tipe
Team Games Tournamet TGT ini, dapat meningkatkan interaksi dan keaktifan belajar siswa terutama melalui kelompok-kelompok.
Jika guru menerapkan model Cooperative Learning tipe Team Games Tournament TGT dalam pembelajaran IPS , siswa dapat terbantu dalam
meningkatkan keaktifan belajar.
50
Gambar 2. Kerangka Pikir
H. Hipotesis Tindakan