Produk Wisata Pendakian Hasil Penelitian

80 maupun mental, dilengkapi dengan peralatan yang memadai P3k, treckking pole, sandal sepatu gunung, mantel, penghangat tubuh, dan obat pribadi, tenda, flysheet, kompor, nesting, peralatan makan. Selain itu juga dibutuhkan logistik yang mencukupi kebutuhan tubuh baik dari air, makanan yang mengandung kalori, maupun minuman penghangat. Hal ini digunakan sebagai upaya untuk meminimalisir adanya kecelakaan di gunung. Jalur pendakian Suwanting sebagai salah satu jalur pendakian untuk mencapai puncak Taman Nasional Gunung Merbabu. Untuk menuju Dusun Suwanting terbilang mudah karena masyarakat Dusun Suwanting menyediakan jasa antar jemput dari maupun ke terminal stasiun bandara di Magelang, Yogyakarta, Salatiga, Maupun Semarang. Jadi wisatawan tidak perlu repot mencari angkutan umum menuju daerah tersebut. Harga tiket masuk dikawasan wisata Taman Nasional Gunung Merbabu adalah Rp. 16.000,- pada hari Senin- Jumat dan Rp 18.500,- pada hari Sabtu-Minggu, harga tersebut sudah termasuk asuransi. Setelah membayar retribusi wisatawan akan diberikan arahan singkat oleh petugas mengenai jalur pendakian termasuk larangan-larangan yang harus dihindari wisatawan agar lebih mudah dalam melakukan pendakian. Untuk memudahkan wisatawan ketika mengalami kecelakaan gunung pengelola telah memberikan nomor yang bisa dihubungi, karena sinyal dari salah satu provider masih bisa terjangkau hingga puncak pada kawasan pendakian Suwanting. 81 Wisatawan juga akan merasakan kearifan lokal di jalur pendakian ini, mulai dari keramahan masyarakat sekitar yang selalu menyapa pendaki dengan monggo pinarak hingga larangan dan kewajiban yang harus dilakukan para pendakki ketika melakukan pendakian terkait kepercayaan masyarakat. Jalur pendakian Dusun Suwanting dibagi menjadi 3 pos pendakian dengan kontur jalur berupa tanah dan akar pepohonan. Sebelum melakukan pendakian wisatawan bisaanya beristirahat dulu di basecamp. Perjalanan wisatawan dimulai saat wisatawan mulai beranjak meninggalkan basecamp menuju POS 1 dengan rentan waktu sekitar 30 menit. Untuk yang merasa tidak ingin mengeluarkan tenaga banyak, maka bisa menggunakan jasa ojek menuju POS 1 dengan harga Rp 10.000,- saja hingga batas kawasan. Sebelum tiba di POS1 kita akan disuguhkan keindahan hutan pinus dengan udara yang segar dan kicauan berbagai habitat burung di Taman Nasional Gunung Merbabu sambil istirahat ketika lelah. Perjalanan dilanjutkan menuju pos II, dengan melewati lembah mito dan POS bendera yang bisa digunakan untuk istirahat ataupun bermalam ketika dirasa wisatawan sudah tidak kuat untuk mendaki lagi, disini juga terdapat pos air. POS II juga dikenal dengan lembah singa, ditempat ini bisaanya pendaki mendirikan tenda. Pos ini menyuguhkan pemandangan Gunung Merapi. Durasi dari POS I menuju POS II membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Perjalanan dilanjutkan menuju POS III membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari pos II. Sebelum menuju POS III wisatawan akan melewati lembah manding, ditempat ini wisatawan harus 82 mengucapkan salam. Karena ditempat tersebut menurut kepercayaan masyarakat setempat masih kuat akan mistisnya, jadi kalau tidak berhati-hati bisa pulang dengan keganjalan-keganjalan tertentu. Sebelum sampai di POS III wisatawan akan menemukan sumber air yang bernama Sendang Dampo Awang, masyarakat sekitar percaya bahwa air itu merupakan air suci yang bisa menetralisir tubuh. POS III merupakan tempat favorit para pendaki untuk mendirikan tenda, karena disuguhkan pemandangan berbagai gunung di sekitar Jawa Tengah. Bisaanya di tempat ini para wisatawan menikmati keindahan matahari terbenam. Untuk menuju puncak wisatawan harus melewati Sabana. Di Sabana wisatawan dapat berfoto ria, menikmati rerumputan hijau, Bunga Edelweis dan bunga anggrek Habenaria tosariensis. Puncak Taman Nasional Gunung Merbabu ada 3 yakni Puncak Triangulasi, Puncak KentengSanga, dan Puncak Suwanting. Di Puncak wisatawan bisaanya menikmati pemandangan alam yang indah dan keindahan matahari terbit. Perjalanan dari POS III menuju Puncak membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk satu kali pendakian sekitar 7-8 jam. Untuk estimasi turun rata-rata wisatawan membutuhkan waktu 4 jam. Namun untuk keseluruhan etimasi waktu dalam perjalanan setiap individu satu dengan yang lainnya akan berbeda, karena ada beberapa tipe pendaki ketika melakukan pendakian. 83

2. Bentuk Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat

a. Promosi dan aksesbilitas

Pembangunan kepariwisataan harus merupakan suatu kegiatan yang berbasis pada komunitas dengan faktor utama sumber daya dan keunikan lokal baik pada berupa elemen fisik maupun nonfisik tradisi dan budaya yang melekat pada komunitas tersebut menjadi penggerak utama dalam pariwisata. Pengembangan pariwisata sebagai upaya untuk menata kawasan serta kondisi obyek wisata serta menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana pariwisata. Dalam pengembangan pariwisata diperlukan strategi teknis untuk membuat daya tarik wisata dimana tujuannya adalah meningkatkan kunjungan wisatawan. Salah satu bentuk pengembangannya adalah melalui peningkatan promosi dan aksesbilitas dimana aksesbilitas pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke destinasi pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah destinasi pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata. Pariwisata berbasis masyarakat sebagai peluang untuk menggerakkan segenap potensi dan dinamika masyarakat. pariwisata yang ada di Dusun Suwanting merupakan pariwisata berbasis masyarakat, karena pengelolanya adalah seluruh masyarakat Dusun Suwanting. Seluruh elemen masyarakat Dusun Suwanting dilibatkan dalam pengembangan pariwisata pendakian di Taman Nasional Gunung Merbabu Dusun Suwanting. Hasil wawancara dengan Mas EP menguatkan uraian diatas, yakni masyarakat dilibatkan karena masyarakat adalah 84 pengelola dari pariwisata pendakian Taman Nasional Gunung Merbabu di Dusun Suwanting CW 1, 06022017. Hal ini juga diperkuat oleh masyarakat yang menjadi anggota, yakni Bapak Si yang kebetulan juga memiliki usaha untuk memenuhi kebutuhan pengunjung mengungkapkan, bahwa beliau juga dilibatkan dalam pengembangan pariwisata sesuai kemampuan yang bisa dilakukan untuk memajukan desa ya, meskipun hanya sebatas pemberian tenaga saja CW 6, 16022017. Untuk mewujudkan pengembangan pariwisata berjalan dengan baik maka diperlukan keterlibatan masyarakat setempat. Di Dusun Suwanting masyarakat berperan secara penuh dalam pengambilan keputusan, dimana pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah bersama. Penyusunan perencanaan untuk pengembangan pariwisata dilakukan secara bersama, baik dalam identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan pengembangan pariwisata pendakian. Seperti yang diungkapkan Mas Ep yaitu: yang berperan dalam pengembangan pariwisata adalah seluruh masyarakat Suwanting, inisiatif yang dilakukan masyarakat yang pertama dalam pelayanannya, membenahi jalur, yang ketiga untuk masalah sampai sekarang juga masih terkondisi, sama paling itu mbak kan dari basecamp sampai batas kawasan itu cukup jauh, dari pihak basecamp juga menyediakan ojek mbak. Masyarakat pasti dilibatkan dalam pengambilan keputusan, pembuatan kebijaksanaan, identifikasi masalah, perencanan, pelaksanaan dan pengendalian basecamp CW1, 09022017: 155. Diperkuat oleh ketua paguyuban, Bapak ST yakni: yang berperan itu semua tokoh masyarakat dan bapak-bapak RT, dan ramaja piket yang piket itu jumlah RTnya ada 8 sama sudah dibentuk ketua per piket dan kemarin dibagi jadi 2. Kalau selama ini inisiatifnya masih sedikit mbak, pernah minta izin sama pihak Taman Nasional untuk dijadikan rumah panggung namun sampai sekarang belum terealisasikan. Memang sangat