Keadaan Geografis Dusun Suwanting

62 ditempuh dari ibukota Provinsi Jawa Tengah, Semarang dengan jarak 59.2 km bisa ditempuh sekitar 1 jam 45 menit. Sepanjang perjalanan menuju Dusun Suwanting disuguhkan pemandangan alam dari persawahan hingga pemandangan alam Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Dusun Suwanting memiliki sumber air bersih yang berlimpah dari mata air Gunung Merbabu, karena Suwanting merupakan sebuah dusun yang terletak di paling barat Gunung Merbabu. Potensi pariwisata yang dimiliki Dusun Suwanting terbilang cukup banyak. Dimulai dari potensi alam karena berada di bawah Gunung Merbabu maka memiliki potensi sebagai pariwisata pendakian. Daerahnya yang agraris bisa menjadi potensi pertanian yang unggul, disisi lain mayoritas sebagai peternak juga bisa dijadikan potensi pariwisata. Dusun Suwanting juga berada di batas kawasan dengan Gunung Merbabu yang ditumbuhi oleh hutan pinus dan memiliki area yang luas berpotensi sebagai tempat outbond ataupun soft trecking keluarga. Selain potensi alam tadi, Dusun Suwanting memiliki potensi pariwisata budaya, karena di tempat ini masih banyak ditemukan adat-adat ataupun tradisi jawa bagian lereng Gunung Merbabu. Berikut ini adalah beberapa potensi yang bisa djadikan sebagai potensi pariwisata yang ada di Dusun Suwanting, yakni: 1. Jalur Pendakian Gunung Merbabu Karena Dusun Suwanting tepat dibawah Taman Nasional Gunung Merbabu yang menyuguhkan keindahan alam yang sangat menggiurkan dengan 63 pemandangan Gunung Merapi, Gunung Andong, Gunung Telomoyo, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Perbukitan Menoreh serta pemandangan kota yang bisa dinikmati di ketinggian atau puncak dari Gunung Merbabu sendiri, selain itu juga pengunjung bisa menikmati keindahan matahari terbenam dan tenggelam. Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting ini terkenal indah dan memiliki pemandangan sabana yang menarik perhatian pendaki gunung. Jalur ini memiliki tiga Pos Pos Lembah Lempong, Pos Selter Bendera, dan Pos Dampo Awang. Pendaki dapat mendirikan tenda di pos 2 dan pos 3 karena lokasinya cukup luas dan pemandangannya sungguh indah dengan latar belakang gunung- gunung yang telah disebutkan diatas. Selain itu disetiap pos sudah terdapat sumber air sehingga pendaki tidak terlalu repot membawa banyak air dari bawah. 2. Agrowisata Dusun Suwanting yang berada di lereng Merbabu membuat daerah ini menjadi kawasan yang agraris sehingga sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Hasil dari panen masyarakat disini adalah sayuran, jika masyarakat mampu memanejemen menjadi pariwisatanya maka dapat dikembangkan agrowisata sayuran dimana disitu pengunjung akan diajarkan pemeliharaan dan pemetikan sayuran secara tradisional serta diajarkan tetnag pengelolaan dan teknik budidaya sayuran. Selain itu pengunjung juga bisa praktek memberi makan langsung pada hewan ternak. 64 3. Tradisi dan Budaya Tradisi dan adat di lereng Gunung masih sangat kental, begitu juga dengan adat yang ada di Dusun Suwanting. Dusun Suwanting memiliki tradisi “Rejeban” dalam hitungan kalender hijriyah, Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh. Bulan ini termasuk salah satu bulan haram suci danatau bulan yang dimuliakan. Karena merupakan bulan haram, maka tidak heran jika dikalangan masyarakat muslim banyak yang melakukan amal-amalan ketaatan di bulan ini. Rejeban dilakukan selama 3 hari dan diisi oleh arak-arak tumpeng dari 8 RT dan satu kepala dusun, selamatan dusun kendurinan, makan tumpeng bersama dan disuguhkan oleh beberapa kesenian yang dimiliki oleh Dusun Suwanting seperti Soreng, dan sholawatan bersama melalui grup rebana Suwanting. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat dan memiliki harapan untuk diberikan kelancaran ke depannya. Namun karena kurangnya kemampuan dalam dunia pariwisata jadi masyarakat Dusun Suwanting belum bisa mengembangkan potensi yang ada sebagai potensi pariwisata. Potensi yang baru dikembangkan adalah potensi jalur pendakian Taman Nasional Gunung Merbabu yang bahkan saat ini sudah ramai pengunjung

b. Keadaan Masyarakat Dusun Suwanting

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi secara kontinyu, sehingga terdapat relasi sosial yang terpola, terorganisasi. Masyarakat terutama tingkat lokal menjadi basis pembangunan, yang manifestasinya berupa 65 pemberian kewenangan dan peningkatan kapasitas untuk mengelola pembangunan sejak identifikasi masalah, perencanaan, dan pelaksanaanya. Untuk itulah dalam pembangunan diperlukan adanya strategi yang mampu meningkatkan peran energi internal sebagai pendorong dinamika pembangunan Soetomo, 2013:53. Jumlah penduduk di Dusun Suwanting ada 925 orang yang terdiri dari: 410 laki-laki dan 515 perempuan dengan jumlah RTnya ada 8, yakni RT 01, RT 02, RT 03, RT 04,RT 05, RT 06, RT 07, dan RT 08. Setiap RTnya memiliki organisasi masing-masing seperti organisasi pemuda setiap RT, organisasi bapak-bapak tiap RT, dan organisasi untuk ibu-ibu tiap RT. Masyarakat Dusun Suwanting merupakan masyarakat yang memiliki hubungan sosial yang intim dan saling berinteraksi yang dibuktikan dengan hal kecil seperti selalu bertegur sapa satu sama lain baik antar warga maupun warga dengan wisatawan. Mata pencaharian penduduk pun beragam mulai dari petani, pedagang, peternak, dan yang lainnya. Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dapat dibaca pada tabel 4. . Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Persentase 1 Petani 658 74,3 2 Pedagang sayur keliling 110 12,4 3 Pedagang sembako 11 1,2 4 Wirausaha 15 1,7 5 Pelajar 92 10,4 Jumlah 886 100 Sumber data : Monografi Dusun Suwanting tahun 2016