Latar Belakang Masalah ALIH GENERASI PILIHAN KARIER PENGUSAHA BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA(SUATU STUDI GENOGRAM KARIER).

4 merupakan usaha turun-temurun. Tidak tanggung-tanggung, kesuksesan pengusaha batik bahkan dirasakan tidak hanya pada generasi pertama. Kesuksesan dalam berwirausaha batik dirasakan oleh Indri Herwahyuni yang memulai usaha batik saat melanjutkan studi di perguruan tinggi. Galeri batik bernama Luwes Putra yang terletak di Kota Yogyakarta merupakan usaha turun temurun dari orang tuanya yang sudah dikelola sejak tahun 2000 sebelum kelulusan studinya di perguruan tinggi [Hal tersebut dilansir dari mybussiness.id 92016]. Tidak hanya pengusaha batik asal Kota Yogyakarta, kesuksesan batik turun-temurun juga dirasakan oleh pengusaha batik asal Cirebon kelahiran 12 Juni 1953 bernama Edi Baredi dan diketahui merupakan generasi ketiga dari usaha batik turun temurun yang dijalaninya saat ini. Edi Baredi menuturkan bahwa menjadi pengusaha batik sekedar meneruskan usaha orang tuanya. Galeri batik bernama Kampoeng Batik Traditional Cirebon miliknya, diketahui sudah dijalani keluarganya selama 36 tahun [Hal tersebut dilansir dari bandung.bisnis.com 102013]. Satu lagi yang juga pengusaha batik dari Kota Cirebon, merupakan kakak beradik bernama Dina Rosdiana berusia 27 tahun beserta sang kakak bernama Efi Utayati berusia 41 tahun. Keduanya diketahui merupakan generasi ketiga dari turun temurun usaha batik keluarganya. Dari penuturan Dina diketahui bahwa Dina dan kakaknya sudah terbaisa dan mengenal batik sejak kecil. Sejak kecil, Dina dan Efi sudah dididik dan diajari bagaimana cara membuat batik tulis khas Cirebon dari kerdua orang tuanya. Kesuksesan usaha batik turun temurunnya dapat dilihat dari hasil ritel, jualan online shop serta dari hasil pameran-pameran 5 yang dapat mencapai kurang lebih 100juta-an per bulannya [Hal tersebut dilansir dari news.indotrading.com 82016]. Dari cuplikan artikel-artikel tadi, usaha yang sudah dijalankan turun-temurun menjadi kunci kesuksesan yang dicapai. Namun ternyata, terdapat juga para pengusaha batik yang sukses meskipun tidak ada turunan dalam bidang usaha batik. Seorang warga Papua asli yang bernama Jimmy Affar berhasil mengembangkan “Batik Papua”. Pada tahun 2007, Jimmy mulai mempelajari seni membatik. Jimmy menuturkan, pernah belajar ke Pekalongan selama empat bulan untuk belajar menggunakan canting dan mengolah warna. Hasil belajarnya kemudian ditularkan pada warga di Papua, hingga saat ini Jimmy sudah memiliki 15 tenaga kerja dan 40 orang masyarakat binaan dari pelatihan membatik. Dalam satu bulan, Jimmy mengaku, usaha batiknya dapat mencapai omzet sektiar Rp.13,5 juta [Hal tersebut dilansir dari finance.detik.com 032015]. Kesuksesan pengusaha batik lainnya juga dirasakan oleh Dea Valencia Budiarto, yang memulai usaha batiknya sejak berumur 16 tahun. Usaha batiknya bukan turun temurun usaha keluarga, melainkan benar-benar dipelajarinya dari mulai membuat design dan juga memasarkan batiknya secara online. Pekerjanya selalu bertambah seiring penghasilannya yang terbilang fantastis di usia muda yang mencapai Rp. 3,5 Milyar per tahun, atau sekitar Rp. 300 juta per bulannya [Hal tersebut dilansir dari beritasatu.com 012014]. Cuplikan kedua artikel tadi menunjukkan bahwa terdapat juga pengusaha batik yang sukses bukan dari usaha turun temurun keluarga. 6 Diantara kesuksesan wirausaha batik turun temurun dan wirausaha batik yang sukses tanpa ada keturunan, peneliti tertarik pada kesuksesan wirasuaha batik turun temurun. Kuehl dalam Jurnal Magnuson Shaw, 2003: 45 menyatakan bahwa: “Genograms provide graphic annals of families’ membership, characteristics and interpersonal relationship. They reflect the transmission of family patterns from generation to generation ”. dari pernyataan tersebut terlihat bahwa dengan dengan menganalisa Genogram sebuah keluarga maka memungkinkan untuk melihat influence yang diberikan generasi ke generasi. Dengan melakukan analisa pada genogram tersebut, besar kemungkinan dapat mengamati regenerasi pada sebuah keluarga sebagai bagian dari pilihan karier generasinya. Seiring dengan hal tersebut, Okiisi menggunakan Genogram dalam bidang Akademik dan Konseling Karier. Okiishi dalam Jurnal Magnuson Shaw, 2003: 50 menggunakan Genogram untuk mengeksplorasi pengaruh, nilai-nilai, life role, strategi pengambilan keputusan dan penghalang atau rintangan menuju kesuksesan dalam konteks konseling karier. Masih mengenai genogram McGoldric Gerson dalam Jurnal Magnuson Shaw, 2003: 45 menyatakan “Genograms chronicle families and major elements of their histories ove r a minimum of three generation”. Hal tersebut menyatakan bahwa analisa Genogram pada sebuah keluarga yang dilakukan minimal pada tiga generasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi regenerasi pada keluarga tersebut. Dari beberapa observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di beberapa kawasan pengrajin batik di DIY, rata-rata perusahaan batik 7 dikembangkan oleh keluarga dan saat ini masih berada pada generasi kedua dan pada umumnya memiliki permasalahan yang sama, yaitu belum bisa atau kesulitan mewariskan usaha tersebut pada generasi ketiga. Berangkat dari paparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi pilihan karier dengan menggunakan teknik genogram karier pada keluarga pengusaha batik di DIY yang minimal sudah dikelola selama tiga generasi. Tujuannya untuk melihat bagaimana pilihan karier dapat terbentuk sehingga alih kenerasi usaha keluarga wirausaha batik tulis di DIY dapat terwujud.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan. Peneliti menemukan beberpaa masalah secara lebih terperinci: 1. Masyarakat Indonesia banyak memiliki orientasi untuk menjadi pegawai, karyawan atau orang kantoran yang dibayar perusahaan sehingga jumlah wirausaha sangat rendah hanya 1,65 persen. 2. Jumlah penduduk Indonesia dengan kesempatan kerja tidak seimbang. 3. Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia pada bulan Agustus 2015 sebesar 6,18 persen meningkat dibanding Februari 2015 yaitu 5,81 persen atau mengalami peningkatan sebanyak 110 orang. 4. Wirausaha batik yang tergolong berusia muda sekaligus terbilang pengusaha baru, masih kesulitan menjadikan usahanya turun temurun atau melakukan regenerasi. 5. Genogram karier bagi pengusaha batik belum diteliti, padahal dapat menjadi upaya dalam menemukan cara regenerasi sebagai piihan karier pada pengusaha batik yang sudah turun temurun. 8

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah diuraikan, maka peneliti melakukan batasan permasalahan pada regenerasi pengusaha batik di Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian yaitu, bagaimana pilihan karier pengusaha batik DIY ditinjau dari genogram karier?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memaparkan pilihan karier melalui studi Genogram Karier pada keluarga pengusaha batik.

F. Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat pada penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat parktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu khususnya bidang Bimbingan dan Konseling, terutama dalam Genogram Karier. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pengusaha Batik Sebagai pengetahuan mengenai Genogram Karier dalam keluarga yang penting sebagai upaya melestarikan usaha keluarga. 9 b. Bagi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan mengetahui analisa genogram karier pada pengusaha batik di DIY diharapkan menjadi masukan gambaran bagi pemerintah DIY mengenai regenerasi pengrajin batik di DIY. Dengan gambaran tersebut dapat direncanakan upaya penyuluhan agar pengusaha batik dapat lestari. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Memberikan dasar dan gambaran kepada pengembangan penelitian mendatang dalam mengidentifikasi dan menganalisa Genogram Karier. d. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Dengan penelitian ini, diharpakan dapat menyumbangkan pengetahuan ilmiah terhadap pengembangan ilmu psikologi pendidikan dan bimbingan dalam bidang karier khususnya tentang Genogram Karier pada keluarga pengusaha batik. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pilihan Karier

Pilihan karier pada pengusaha batik DIY menjadi variabel yang dianalisis pada genogram karier. Dengan demikian, teori pilihan karier akan lebih dalam dibahas dalam sub-bab ini karena merupakan hal penting dalam melakukan tinjauan pada genogram karier subjek.

1. Pengertian Pilihan Karier

Pilihan karier tentunya sudah tidak asing lagi dalam dunia bimbingan dan konseling terutama bidang karier. Donald E. Super dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987:17 menjelaskan pengertian karier yaitu “.. the sequence of occupations, jobs and positions occupied during the course of a person’s working life”. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa karier merupakan serangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan seseorang pada kehidupan dalam dunia kerja. Pengertian lain mengenai karier diungkapkan oleh Crites dalam Mohamad. Thayeb Manrihu, 1988: 15 yang mengungkapkan bahwa istilah karier merujuk dan mencakup sifat developmental dari pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang berlangsung seumur hidup lifelong. Karier akan selalu berkembang dari hasil pengambilan keputusan dan berlangsung seumur hidup manusia. Diungkapkan pula oleh Hansen dan Keierleber dalam Herr Cramer, 1984: 14 bahwa “Career includes helping individuals make choices related to work, education and family as interrelated phenomena affecting role integration”.