16
Tipe yang ke enam adalah tipe kepribadian artistic. Tipe ini menurut Holland dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 76 memiliki kecenderungan untuk
berhubungan dengan orang lain, namun secara tidak langsung. Tipe artistik lebih menyukai menghadapi keadaan sektiarnya dengan cara mengeksprersikan diri,
menghindari keadaan yang bersifat interpersonal serta keterampilan fisik. Sealin tipe kepribadian, Holland juga mengatakan dalam Dewa Ketut Sukardi,
1987: 77 bahwa sejatinya perilaku yang ada pada diri individu tergantung kepada dua hal, yaitu kepribadiannya serta lingkungan tertentu tempat individu tersebut
tinggal. Terdapat enam model lingkungan menurut Holland dalam Dewa Ketut Suakrdi, 1987: 77-79 yaitu:
1 Lingkungan realistis 2 Lingkungan intelektual
3 Lingkungan sosial 4 Lingkungan konvensional
5 Lingkungan usaha 6 Lingkungan artistic
Lingkungan realistis memiliki ciri tugas-tugas yang kongkrit, berkaitan dengan fisik serta secara langsung memberikan tantangan terhadap orang yang
ada di lingkungan tersebut dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 77. Lingkungan intelektual atau investigative menurut Holland dalam Dewa Ketut Suakrdi: 78
ditandai dengan berbagai tugas yang memerlukan berbagai kemampuan abstrak dan kreatif. Holland mengatakan dalam Mohamad. Thayeb Manrihu, 1988: 60
dalam lingkungan tersebut mendukung sifat-sifat analitis, rasa ingin tahu, mandiri, teliti serta rasional. Lingkungan sosial dikemukakan oleh Holland
dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 78 memiliki ciri membutuhkan kemampuan dalam menginterprestasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk
17
berkomuniaksi dengan orang lain. Sedangkan lingkungan konvensional menurut Holland dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 78 ditandai dengan berbagai macam
tugas serta pemecahan amsalah yang memerlukan suatu proses informasi verbal dan matematis secara berkala, konkrit dan sistematis. Beralih pada lingkungan
usaha atau enterprising, selain menuntut untuk memiliki kepribadian yang giat, lingkungan ini menurut Holland dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 78 memiliki
berbagai macam tugas yang mengutamakan kemampuan verbal dan digunakan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain. Lingkungan selanjutnya
adalah lingkungan artistik, Holland dalam Dewa Ketut sukardi, 1987: 78 menandai lingkungan tersebut dengan berbagai macam tugas serta masalah yang
membutuhkan interprestasi atau kreasi dalam bentuk-bentuk yang artistik melalui citarasa, perasaan serta imajinasi.
Dari enam tipe kepribadian serta enam tipe lingkungan menurut teori Holland yang sudah dipaparkan diatas, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan
teori Holland untuk mengidentifikasi kepribadian serta lingkungan subjek dalam melakukan pilihan karier.
b. Teori pilihan karier Anne Roe
Salah satu aspek pada pilihan karier yaitu pola hidup, dimana peneliti menaruh perhatian pada pola asuh orang tua dalam berinteraksi dengan anak menurut teori
Anne Roe. Lebih jauh, Anne Roe memiliki tiga asumsi tentang teori pilihan karier, yang
pertama, Roe mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman pada masa kanak- kanak mungkin berhubungan dengan pilihan karier individu tersebut. Roe juga
18
menyangkutkan teori kebutuhan yang dimiliki Maslow dalam teori pilihan kariernya. Asumsinya yang ketiga adalah bahwa terdapat pengaruh genetik
terhadap keputusan-keputusan karier serta perkembangan hierarki-hierarki
kebutuhan.
Roe dalam Mohamad. Thayeb Manrihu, 1988: 66 menyebutkan bahwa genetik setiap individu mendasari kemampuan-kemampuan dan minat-minat
yang berhubungan dengan pilihan karier individu. Maslow berasumsi bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia bisa disusun dalam
satu hirarki dengan kebutuhan akan kepuasan berada dalam jenjang kebutuhan lebih rendah, seperti rasa lapar, haus dan bernafas, serta kebutuhan yang levelnya
lebih tinggi lagi adalah cinta, afeksi, pengetahuan dan aktualisasi diri.
Gambar 1. Hierarki Maslow
19
Dalam Osipow 1983; 16 disebutkan “Genetic factors and need hierarchies
combine to influence the selection of a vacation, as a part of their effect on the total life pattern”. Faktor genetik dan hierarki kebutuhan-kebuthan secara
bersamaan mempengaruhi pilihan individu mengenai karier nya sebagai bagian dari pola kehidupan mereka. Keterkaitan keduanya memunculkan tiga proposisi,
yaitu; 1 Kebutuhan yang selalu terpenuhi dan tidak menjadi unconscious
motivators. 2 Kebutuhan untuk tingkat yang lebih tinggi, dalam hal ini merupakan
kebutuhan aktualsiasi diri dalam hirarki kebutuhan Maslow, yang tidak akan muncul sama sekali jika jarang terpuaskan. Kebutuhan dengan
tingkat rendah nantinya akan menjadi motivator yang dominan jika jarang terpuaskan. Maka, jika pada tingkatan rendah belum terpenuhi, nantinya
akan menjadi motivator-motivator yang dominan dan akan menghalangi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya.
3 Kebutuhan yang terpuaskan atau terpenuhi setelah tertunda agak lama akan menjadi motivator yang tidak disadari dalam kondisi tertentu.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan bagian dari perjalanan kehidupan sepanjang hayat individu sejak lahir hingga meninggal. Sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa perjalanan individu pada masa kanak-kanak dilihat dari kepuasan kebutuhan-kebutuhannya memiliki pengaruh pada pemilihan karier
individu tersebut. Pada prakteknya Roe memberikan perhatiannya pada mengasuh anak serta cara orangtua berinteraksi dengan anak. Dalam Mohammad Thayeb
20
Manrihu 1988:68 penelitian yang dilakukan oleh Anne Roe tentang efek pengalaman-pengalaman
masa kanak-kanak
terhadap penyesuaian
diri, kreativitas, intelegensi, menyimpulkan bahwa iklim rumah tangga memiliki
signifikansi bagi pilihan karier. Roe menegaskan dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 85 bahwa arah pilih
pekerjaan terutama ditentukan oleh kesan pertama masa bayi dan kanak-kanak yang menimbulkan kesan puas dan tidak puas dan kemudian berkembang menjadi
kekuatan psikis yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan arah minat karier anak. Dapat diartikan bahwa dalam menentukan pilihan karier juga
dipengaruhi oleh pengaruh eksternal dari anak dan tekanan sosial dari orang-orang disekitar individu tersebut memiliki peranan penting dan hubungan yang erat
dengan pilihan karier. Menurut Roe dalam Mohamad. Thayeb Manrihu,1988: 69 kualitas interaksi
awal orang tua pada anak akan menghasilkan perkembangan berbagai minat- minat serta berbagai pilihan karier. Kualitas interaksi yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1 dingin
Maksud dari kualitas interaksi orang tua ke anak yang dingin adalah menjauhi anak avoidance of the child, yang kemudian terbagi menjadi
dua macam, yaitu; a menolak: dingin dan bermusuhan. Orang tua menunjukkan
kekurangan-kekurangan dan mengabaikan preferensi-preferensi serta pendapat dari anak emotional rejection of the child.