Saran ALIH GENERASI PILIHAN KARIER PENGUSAHA BATIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA(SUATU STUDI GENOGRAM KARIER).

108 Osipow, Samuel H. 1983. Theories of Career Development. Third Edition. United States of America: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J. Rambat Lupiyoadi. 2007. Entrepreneurship: From Mindset to Startegy. Edisi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Redaksi. 2016. Indri Sukses Kembangkan Bisnis Batik Milik Orang Tua. Diakses dari http:www.mybusiness.idindri-sukses-kembangkan-bisnis-batik-milik- orang-tua. Diakses pada 17 Oktober 2016 pukul 22.23 WIB. Shesar Andriawan. 2014. Dagang Batik, Gadis 19 Tahun Ini Hasilkan Rp 3,5 Miliar. Diakses dari http:www.beritasatu.comgaya-hidup161573-dagang- batik-gadis-19-tahun-ini-hasilkan-rp-35-miliar.html. pada 17 Oktober 2016 pukul 22.15 WIB. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga. W Mukharomah. 2008. Sikap Pengusaha dalam Alih Generasi Wirausaha di Kota Surakarta. Jurnal Manajeman dan Bisnis. Vol. 12 No. 2. Hlm. 103-108. Wiji Nurhayat. 2016. Kakak Adik Ini Raup Omzet Ratusan Juta Dari Bisnis Batik Adifta. Diakses dari http:news.indotrading.comkakak-adik-ini-raup-omzet- ratusan-juta-dari-bisnis-batik-adifta. Diakses pada 17 Oktober 2016, pukul 22.30 WIB. Yuyus Suryana dan Kartib Bayu. 2013. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Edisi 2. Jakarta: Kencana. Yin, Robert. 2014. Studi Kasus: Desain Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Zunker, Vernon G. 2012. Career Counseling: A Holistic Approach. Eight Edition. United States of America: BrooksCole. 109 Lampiran 1. Catatan Pra-Observasi

A. Kampung Batik Ngasem

Kampung batik ngasem dipilih oleh peneliti untuk dilakukan observasi karena dari hasil awal pencarian informasi melalu internet dan beberapa situs travel yang merekomendasikan tempat tersebut sebagai tempat mencari batik yang dikenal murah dan beragam modelnya, serta dari sejarah yang diketahui secara singkat, bahwa kawasan kampung batik ngasem merupakan tempat tinggal pembatik kraton pada sekitar tahun 1970-an. Setelah melakukan observasi, ternyata wajah kampung batik ngasem yang lebih tepatnya berada di sepanjang jalan Rotoyudan sudah sangat berbeda dengan puluhan tahun silam. Menurut seorang sumber, bapak Eko yang berusia 39 tahun bukan sebenarnya, dahulu kampung tersebut dipenuhi dengan banyak perusahaan batik yang memproduksi batik tulis. Namun saat ini, perusahaan batik yang masih bertahan hanya ada satu, yaitu perusahaan Batik Luwes. Sedangkan toko-toko di sepanjang jalan Kampung Batik tersebut saat ini hanya sebatas menjual batik yang dikirim dari pemasok barang, bahkan beberapanya ada yang dikirim dari kota Solo. Batik yang didagangkan-pun tidak lagi dimayoritaskan dengan batik asli atau batik tulis. Melainkan batik printing dan juga cap. Dari hasil wawancara singkat dengan beberapa pemilik toko, hal tersebut dikarenakan perbandingan harga antara batik tulis dan cap atau printing yang cukup signifikan. Sehingga penjual lebih memilih menjual batik printing yang lebih murah dan banyak peminatnya. 110 1. Perusahaan Batik Luwes HariTanggal : Kamis, 18 Februari 2016 Hasil :Kenyataan yang sudah dipaparkan tadi membawa peneliti untuk lebih mengenal perusahaan Batik Luwes yang merupakan satu-satunya perusahaan yang masih bertahan memproduksi batik tulis. Batik Luwes sudah berdiri sejak tahun 1980-an, diawali dengan memproduksi batik tulis seperti kebanyakaan perusahaan lainnya, namun pada saat ini juga memproduksi batik cap dan kombinasi. Dari wawancara singkat yang dilakukan dengan karyawan perusahaan batik tersebut, diketahui bahwa saat ini pengelola perusahaan Batik Luwes adalah anak dari pendiri perusahaan batik tersebut. Melihat kenyataan di lapangan, maka Perusahaan Batik Luwes tidak memenuhi kriteria untuk dilakukan penelitian karena pengurus perusahaan bukan dari generasi ketiga melainkan generasi kedua.

B. Kampung Batik Tirtodipuran

Tidak banyak sebelumnya informasi yang didapat secara umum tentang Kampung Batik Tirtodipuran sebelum peneliti darang ke lokasi tersebut. Namun, alasan peneliti mendatangi kampung tersebut karena saat beberapa kali melewati jalan Tirtodipuran, peneliti menemukan beberapa perusahaan batik di sepanjang jalannya. Dari analisa sederhana peneliti tentang letak geografis jalan Tirtodipuran yang ada di sisi selatan kota Yogyakarta yang tidak jauh dari kawasan Kraton Yogyakarta, ada kemungkinan kawasan tersebut juga merupakan tempat pembatik kraton. 111 Terdapat tiga perusahaan batik yang menjadi perhatian peneliti, yaitu perusahan Batik Raradjonggrang, Batik Plentong dan Batik Winotosastro. Dari pemilik Batik Plentong, peneliti mengetahui beberapa informasi mengenai sejarah singkat Kampung Batik Tirtodipuran. Beberapa puluh tahun silam, awalnya sepanjang jalan Prawirotaman II dan jalan Tirtodipuran merupakan kawasan produsen batik tulis yang terkenal di Yogyakarta. Namun seiring berjalannya waktu, batik tulis mengalami penurut minat beli dari konsumen karena maraknya batik cap dan batik printing yang harganya jauh lebih ekonomis. Juragan batik sebutan untuk perusahaan batik yang besar di daerah Prawirotaman II banyak yang mengalami kerugian dan kemudian gulung tikar. Kemudian mereka beralih profesi menjadi pengusaha hotel. Sedangkan Juragan Batik yang ada di kawasan Tirtodipuran masih bertahan hingga saat ini, namun hanya ada beberapa yang masih memproduksi batik tulis secara berkala. Beberapa diantaranya yaitu ketiga batik yang sudah disebutkan tadi, perusahaan Batik Raradjongrang, Batik Plentong dan Batik Winotosastro. Ketiganya memiliki beberapa persamaan, bangunannya yang bergaya jaman dulu dan bangunan galeri yang cukup besar daripada galeri batik yang lain. Hal itulah yang juga menjadi alasan peneliti untuk melakukan pendekatan dengan ketiga perusahaan tersebut. Karena ada kemungkinan, perusahaan tersebut merupakan Juragan Batik di jamannya dan sudah cukup lama berdiri. 1. Batik Raradjongrang HariTanggal : Minggu, 21 Februari 2016 112 Hasil : Saat memasuki galeri batik, peneliti hanya menemukan karyawan saja. Dari informasi yang didapat, perusahaan Batik Raradjongrang merupakan perusahaan milik keluarga secara turun termurun. Hingga saat ini, masih memproduksi batik tulis yang kemudian dipasarkan dalam bentuk kain atau dalam bentuk baju. Namun sayang, pengurus perusahaan Batik Raradjongrang masih pada generasi kedua, karena dari informasi yang didapat, generasi ketiga dari pemilik perusahaan tersebut lebih memilih memiliki profesi lain daripada meneruskan usaha batik. 2. Batik Winotosastro Hari Tanggal : Kamis, 25 Februari 2016 Hasil : Peneliti berkesempatan bertemu dengan penerus perusahaan tersebut, beliau merupakan generasi kedua dari keluarga Winotosastro. Sejak berdirinya perusahaan, mekanisme kerja dan regulasi yang baku untuk operasional sudah dibangun dengan sistematis. Sehingga, penerus perusahaan bisa menjalankan sesuai dengan standar operasional yang sudah diciptakan sejak lama. Keluarga Winotosastro memiliki banyak cabang usaha, beberapanya berupa hotel dan juga café. Hotel Winotosastro dibangun pada masa kejayaan batik tulis sudah mulai tergeser dengan keberadaan batik printing yang lebih ekonomis, sedangan bidang usaha café, merupakan inisiatif bisnis yang muncul dari generasi ketiga keluarga Winotosastro. Beberapa hal tersebutlah yang melatarnbelakangi alasan sulitnya kaderisasi penerus usaha batik keluarga. Sehingga sampai saat ini, perusahaan Batik Winotosastro masih pada penerus generasi kedua.