Aspek-aspek dalam Genogram Karier

33 Mamat Supriatna 2010: 63 juga menyebutkan, pemahaman lingkungan atau dunia kerja menjadi aspek yang dapat diungkap dalam analisis genogram. Pemahaman tentang dunia kerja menurut Dewa Ketut Sukardi 1987: 32 adalah sebagai berikut: a. Persyaratan penerimaan dalam dunia kerja b. Sifat suatu lapangan kerja c. Situasi pekerjaan meliputi aspek sosial, fisik dan administrasi d. Masa depan suatu pekerjaan e. Organisasinya f. Gaya hidup dalam jabatan tersebut g. Sosial ekonomi keluarga h. Lingkungan hidup i. Relasi j. Kesempatan kerja Aspek ketiga yang termasuk dalam analisa genogram yang diperhatikan oleh Mamat Supriatna 2010 adalah pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan menururt Sukardi 1987: 33 dilakukan dengan rasional dan realistis dengan beberapa langkah sebagai berikut: a. Mengumpulkan informasi, klarifikasi jabatan, analisa jabatan, pemahaman mengenai berbagai faktor yang dapat mempengaruhi karier. b. Memahami tentang porensi diri bakat, minat, pengetahuan, keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai. c. Melakukan pilihan pekerjaan atau jabatan yang bersifat sementara d. Merencanakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam memasuki pekerjaan yang dipilihnya termasuk pada studi lanjutan e. Berusaha menambah pengetahuan mengenai perkembangan dari dunia kerja, kebutuhan masyarakat serta tenaga kerja. Aspek keempat yang juga digaris bawahi adalah model pola hidup. Model pola hidup yang diadaptasi oleh peneliti adalah dari orang tua, sehingga lebih jauh mengenai pola interaksi orang tua dan pengaruhnya terhadap anak menurut teori Ann Roe akan dijelaskan pada sub-bab selanjutnya. 34 Aspek terakhir yang diulas oleh Mamat Supriatna 2010: 63 adalah model karier. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sebuah gagasan yang dikemukakan oleh Gauntlett 2008: 4-5 mengenai enam jenis model karier yang seluruhnya memiliki karakteristik berbeda. Keenam jenis tersebut menurut peneliti termasuk pada model karier, lebih jauh dijelaskan sebagai berikut: a. The ‘straight forward success’ role model b. The ‘triumph over difficult circumtances’ role model c. The ‘challenging stereotypes’ role model d. The ‘wholesome’ role model e. The ‘outside’ role model f. The family role model Keenamnya memiliki ciri yang berbeda, the ‘straight forward success’ role mode merupakan orang yang sukses dalam pekerjaannya atas dasar pilihannya sendiri. The triumph over difficult circumtances role model adalah orang-orang yang dapat mengatasi kesengsaraan hidupnya agar mendapat kesuksesan. The challenging stereotypes role model merupakan orang yang memiliki keterbatasan atau disabilitas dan sukses dalam pekerjaannya. The wholesome role model merupakan role model yang muncul dari generasi sebelumnya, yaitu dari generasi yang lebih tua yang memberikan contoh kepada anak-anaknya. The outside role model, merupakan seorang pahlawan bagi orang-orang yang juga mengalami kondisi sosial yang konvensional. The family role model yaitu hasil melihat atau mengamati anggota keluarga individu atau bahkan keluarga lain sehingga menjadikannya model karier. Dari aspek tersebut dan rinciannya, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan aspek genogram karier menurut Mamat Supriatna 2010: 63 yang 35 juga sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia khususnya Yogyakarta pada pengusaha batik yang bertindak sebagai subjek penelitian.

C. Kewirausahaan Menjadi Pilihan Karier yang Diwariskan

Istilah kewirausahaan menurut Raymond W. Y dalam Rambat Lupiyoadi, 2007:4 adalah suatu proses dalam menciptakan sesuatu yang baru kreasi dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada inovasi. Kewirausahaan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. John Kao dalam Leunardus Saiman, 2009; 41 mendefinisikan kewirausahaan atau entreprenurship sebagai berikut: “Entrepreneurship is the attempt to create value through recognition of business opportunity, the management of risk taking appropriate to the opportunity and through the communicative and management skills to mobilize human, financial and material resources necessary to bring a project to fruition” Dapat diartikan bahwa kewirausahaan adalah usaha dalam menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, menajamen pengambilan resiko yang tepat melalui keterampilan komunikasi dan kemampuan manajemen dalam memobilisasi manusia, uang dan bahan baku atau sumber daya lain yang memiliki kemungkinan untuk menhasilkan proyek agar terlaksana dengan baik. Seiring dengan pernyataan tersebut, dalam Instruksi Presiden RI No. 4 tahun 1995 yang diakses lewat situs Badan Pembinaan Hukum Nasional juga disebutkan bahwa: “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan 36 meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperol eh keuntungan yang lebih besar.” Menurut Coulter dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010; 25 juga mengungkapkan bahwa kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif. Sejauh ini dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan sebuah proses dalam memberikan nilai lebih kepada sebuah barang atau jasa bahkan mencuptakan kreasi baru dalam upaya memajukan kesejahteraa masyarakat. Sedangkan wirausaha merupakan orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan tersebut dan memiliki sikap serta sifat yang mandiri, kreatif, inovatif serta gigih dan mewujudkan setiap peikirannya menjadi bentuk yang lebih rela atau kenyataan. Kewirausahaan menjadi sebuah pekerjaan yang terbebas dari ketergantungan terhadap banyak instrument termasuk birokrasi pada berbagai organisasi. Merujuk pada definisi dari wirausaha, secara garis besar seorang wirausaha merupakan orang yang mandiri dan memiliki cara berfikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan sebuah pekerjaan. Hal tersebut membuat wirausaha menjadi sebuah pekerjaan yang tidak banyak bergantung, melainkan banyak mengandalkan diri sendiri. Ada beberapa faktor yang memperngaruhi individu untuk menggeluti dunia kewirausahaan kemudian menjadi seorang wirausaha atau entrepreneur. Menurut 37 Hendro 2011; 61-63 faktor-faktor yang mendorong individu untuk menjadi wirausaha adalah sebagai berikut: 1 Faktor individual personal a pengaruh masa kanak-kanaknya b perkembangan saat dewasa c perspektif atau cita-citanya 2 Susunan kerja 3 Tingkat pendidikan 4 Personality 5 Prestasi pendidikan 6 Dorongan keluarga 7 Lingkungan dan pergaulan 8 Ingin lebih dihargai atau self esteem 9 Keterpaksaan dan keadaan Pada faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk menjadi wirausaha terlihat bahwa menjadi wirausaha tidak banyak bergantung pada sebuah sistem, karena wirausaha juga bisa lahir dari ketidaknyamanan seseorang pada lingkungan kerjanya. Peneliti menaruh perhatian lebih pada beberapa faktor-faktor yang mendorong menjadi wirausaha menurut Hendro 2011: 61-63. Menilik genogram karier yang menjadi alat untuk meninjau pilihan karier, terdapat beberapa faktor yang bersinergi. Faktor yang pertama, yaitu faktor individual, salah satunya terdiri dari pengaruh masa kanak-kanak. Menurut Hendro 2011: 61 Faktor individual personal yang dimaksud adalah dorongan dari dalam diri yang merupakan hasil dari pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa baik saat individu tersebut berada di lingkungan atau dalam keluarga. Faktor individual menurut Hendro 2011: 61 tersebut bersinergi dengan model-model pola asuh yang terdapat dalam aspek genogram karier. Faktor kedua adalah dorongan keluarga, menurut Hendro 2011: 62, keluarga merupakan bagian yang sangat penting, 38 karena orang tua yang berada dalam konstelasi keluarga memiliki fungsi sebagai konsultan pribadi, coach, dan juga mentor dalam membantu individu memilih dan mengambil keputusan berkarier sebagai wirausaha. Faktor tersebut bersinergi dengan konsep besar genogram karier, yang memperhatikan pengalaman individu dalam sebuah keluarga yang mempengaruhi pilihan karier individu tersebut, genogram karier juga dianalisis paling tidak pada minimal tiga generasi keluarga. Faktor ketiga yang bersinergi pada genogram karier adalah dorongan menjadi wirausaha timbul melalui lingkungan dan pergaulan, dalam konsep besar genogram karier juga disebutkan sebelumnya, bahwa orang tua serta orang lain yang terdekat dengan subjek menjadi pengaruh yang sangat berarti bagi pilihan karier individu. Sinergi antara faktor-faktor pendorong tersebut membuat pekerjaan sebagai wirausaha sangat akrab dengan genogram karier pada sebuah keluarga. Sehingga, meninjau genogram karier pada seorang wirausaha khususnya batik menjadi alat yang efektif dalam mengungkap pilihan kariernya.

D. Kajian Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang sudah dilakukan mengenai pemilihan karier. Seperti yang dilakukan oleh Darren Fizer 2013 dengan judul Factors Affecting Career Choices of Collages Students Enrolled in Agriculture yang dilakukan pada anggota dari Agriculture Clubs yaitu FFA Future Farmers of America dan 4-H organisasi yang bertidnak sebagai relawan untuk mengajarkan anak-anak muda mengenai agriculture. Menemukan bahwa faktor tertinggi sebanyak 27 yang mempengaruhi siswa dalam memilih jurusan