13
memiliki pendapat tentang teori pemilihan karier tersebut sehingga ragam model pilihan karier semakin berkembang.
3. Teori-teori Perkembangan dan Pilihan Karier
Sejak tahun 1950-an para teoritisi mulai memberi pandangan developmental tentang pilihan karier. Berbagai macam pandangan mulai dikembangkan dan
mulai banyak dikemukakan, teori-teori yang akan dibahas kali ini adalah dari beberapa ahli dan pada setiap teorinya mengemukakan berbagai macam faktor
yang mempengaruhi pilihan karier sesuai dengan aspek yang ditekankan pada teori yang dimilikinya.
a. Teori pilihan karier Holland
Teori ini menjadi salah satu fokus peneliti karena pada pilihan karier sejatinya diwarnai dengan pengaruh dari lingkungannya. Holland dalam Mohamad.
Thayeb Manrihu, 1988: 56 berpendapat bahwa individu adalah produk bawaan dari lingkungannya. Dewa Ketut Sukardi 1987: 72 mengemukakan asumsinya
bahwa teori Holland menganggap pemilihan pekerjaan yang terjadi pada subjek adalah hasil interaksi antara faktor bawaan dengan pengaruh budaya, teman, orang
tua, serta orang lain yang dianggap memiliki peran yang penting. Holland menyebutkan dalam Mohamad Thayeb Manrihu, 1988: 57 perilaku
seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan ciri-ciri lingkungannya. Pendapatnya mengenai individu merupakan produk bawaan
lingkungannya, kemudian akan mendorong individu dalam preferensi-preferensi untuk jenis-jenis aktivitas tertentu yang pada akhirnya akan mengarahkan individu
kepada tipe-tipe perilaku tertentu. Holland kemudian mengklasifikasikan enam
14
jenis tipe kepribadian dan juga enam tipe lingkungan kerja yang kemudian bersinergi menjadi orientasi individu dalam menentukan pilihan karier.
Holland dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 75-76 mengungkapkan terdapat enam tipe kepribadian yaitu:
1 Tipe kepribadian realistis 2 Tipe kepribadian intelektual
3 Tipe kepribadian sosial 4 Tipe kepribadian konvensional
5 Tipe kepribadian usaha 6 Tipe kepribadian artistik
Tipe realistis atau realistic, menurut Holland dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987: 75 memiliki kecenderungan untuk memiliki pekerjaan yang berorientasi
pada lapangan. Holland juga menyebutkan dalam Osipow, 1983: 83 bahwa “The realistic orientation is characterized by aggressive behavior, interest in activities
requiring motor coordination, skill and physical strength and mas culinity”.
Diungkapkan bahwa, ciri-ciri individu dengan tipe kepribadian relistis yaitu mengutamakan keterampilan fisik, memiliki keahlian dan koordinasi motorik
yang baik. Tipe Intelektual atau Investigative diungkapkan oleh Holland dalam Osipow,
1983: 83 bahwa “The investigative persons’ main characteristics are thinking rather than acting, organizing and understanding rather than dominating or
persuading and asociability rather than sociability”. Tipe intelektual memiliki kecenderungan untuk menjadi pemikir daripada melakukannya, lebih cenderung
untuk bernegosiasi dan bersikap asocial daripada bersosialisasi. Kegiatan individu yang memiliki tipe kepribadian ini menurut Holland dalam Dewa Ketut Sukardi,
1987: 75 membutuhkan pemahaman tinggi.
15
Tipe sosial menurut Holland dalam Mohamad Thayeb Manrihu, 1988: 58 merupakan tipe yang menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang lain
serta memiliki kecenderungan untuk membantu, mengajar atau memberikan bantuan. Beberapa ciri tipe sosial menurut Holland dalam Dewa Ketut Sukardi,
1987: 75 adalah pintar bergaul dan berbicara, responsive, bertanggung jawab, memiliki rasa kemanusiaan, serta memiliki kemampuan verbal.
Holland mengemukakan dalam Dewa Ketut Sukardi, 1987:76, individu dengan tipe kepribadian konvensional tergolong orang yang memiliki
kecenderungan terhadap kegiatan verbal, menyukai bahasa yang tersusun baik, serta menyukai kejelasan dalam bekerja. Holland dalam Osipow, 1983: 83
mengatakan bahwa: “The kind of person prefers structure and order and thus
seeks interpersonal and work situations where structure is readily available”. Orang dengan tipe tersebut, menurut Holland lebih menyukai sesuatu hal yang
sudah terstruktur dengan baik. Tipe selanjutnya adalah tipe kepribadian usaha atau enterprising. Holland
dalam Mohamad. Thayeb Manrihu, 1988: 58 berpendapat bahwa individu yang termasuk kedalam tipe ini, cenderung seorang yang giat dan menyukai aktivitas-
aktivitas yang berhubungan dengan memanipulasi atau organizing orang lain untuk memperoleh tujuan ekonomi serta tujuan-tujuan organisasi. Holland dalam
Dewa Ketut Suakrdi, 1987: 76 memberikan contoh pekerjaan yang mungkin diambil oleh tipe enterprising, yaitu sebagai seorang pedagang, manajer,
pimpinan eksklusif perusahaan, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sejenis.