46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Pada penelitian kualitatif tidak diberlakukan generalisasi, melainkan memahami sudut
pandang dan konteks subjek secara lebih mendalam. Nana Syaodih Sukmadinata 2011: 94 berasumsi bahwa penelitian kualitatif dilakukan untuk dapat
memahami fenomena-fenomena yang terjadi di lingkup sosial dari sudut pandang subjek. Lebih jauh, Nana Syaodih Sukmadinata 2011: 64 berasumsi bahwa
penelitian kualitatif didedikasikan untuk mendeskripsikan, serta melakukan analisa terhadap fenomena, peristiwa, aktivitas dalam lingkup sosial, sikap,
kepercayaan persepsisudut pandang, pola pikir individu maupun kelompok. Secara garis besar, penelitian kualitatif dibedakan ke dalam dua macam, yaitu
kualitatif interaktif dan non interkatif Nana Syaodih Sukmadinata, 2011: 61. Kedua metode penelitian kualitatif tersebut memiliki berbagai macam metode
dalam pelaksanaannya. Metode kualitatif interaktif menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2011: 62-65 memiliki enam metode sebagai berikut:
1. Studi Etnografik 2. Studi Historis
3. Studi Fenomenologis 4. Studi Kasus
5. Teori Dasar 6. Studi Kritis
Sedangkan metode kualitatif non interaktif menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2011: 65-66 hanya memiliki tiga metode saja, yaitu adalah:
1. Analisis Konsep 2. Analisis Historis
3. Analisis Kebijakan
47
Berbagai macam metode penelitian kualitatif yang sudah dijabarkan tadi,
maka penelitian kali ini menggunakan metode penelitian kualitatif interaktif studi kasus. Metode penelitian studi kasus, merupakan sebuah penelitian yang
dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem” yang dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang memiliki keterkaitan dengan waktu,
tempat atau ikatan tertentu. Kesimpulan yang didapatkan dari studi kasus tersebut hanya berlaku pada kasus itu saja. Dengan menggunakan studi kasus maka
menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2011: 99 penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam dengan
mengabaikan fenomena-fenomena lainnya. Dengan dilakukannya studi kasus, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pada satu
fenomena yang dibahas oleh peneliti.
B. Setting dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di Kota Yogyakarta dan di Kabupaten Bantul. Kedua daerah tersebut dipilih karena sudah
bukan rahasia umum bahwa Kota Yogyakarta diketahui sebagai kota penghasil batik dan terdapat banyak penjual batik. Kemudian, Kecamatan Kraton menjadi
pilihan peneliti sebagai tempat penelitian karena pada masa pra observasi yang dilakukan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Daerah Istimewa
Yogyakarta diungkapkan oleh salah satu staf berinisial Y yang menjadi key informan bahwa berdasarkan hasil pencarian lewat data yang dimiliki oleh Divisi
Sandang dan Kulit, diketahui di Kecamatan Kraton terdapat sebuah usaha Batik bernama
“Gajah Oya” yang saat ini dikelola oleh generasi ke empat keluarga.
48
Setting penelitian kedua, yaitu adalah di Kabupaten Bantul. Key informan berinisal H yang merupakan salah satu Staf di Lembaga Penelitian dan
Pengembangan kepada Masyarakat di Universitas Negeri Yogyakarta yang juga merupakan warga di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul menuturkan bahwa
Kecamatan tersebut dan sekitarnya saat ini memang dikenal dengan desa wisata batik. Penuturannya tertuju pada sebuah galeri batik bernama “Dirjo Sugito Batik”
yang saat ini dikelola oleh generasi ketiga keluarga. Proses dalam melakukan penelitian ini tergolong tidak singkat, termasuk
dengan melakukan pra observasi hingga ditemukan hasil, penelitian ini dilakukan selama bulan Januari
– September 2016.
C. Subjek Penelitian
Subjek merupakan individu, benda atau hal-hal dimana terdapat informasi yang melekat dan dibutuhkan oleh peneliti Subjek penelitian ditentukan dengan
menggunakan snowball sampling dan juga sample purposif atau purposive sampling. Menurut Sugiyono 2009: 85 snowball sampling adalah teknik
mengambil sumber data yang pada awalnya berjumlah sedikit, lama-lama menjadi besar.
Biernacki Waldrof 1981: 142 juga menegaskan bahwa “… snowball method entailed little more than to start it rolling through a personal contact or
through an informant and then simply to sit back and allow the resulting chain to follow it’s own cause”. Inti dari penuturannya menjelaskan bahwa snowball
sampling merupakan metode pengambilan sampel berdasarkan penelusuran sampel sebelumnya.
49
Beralih pada purposeive sampling, menurut Sukardi 2006: 41 maksud dari Purposive
atau yang memiliki arti “bertujuan” adalah dalam memilih subjek, peneliti menggunakan “alasan tertentu” yang sudah ditentukan. Pemilihan subjek
menggunakan purposive sampling dilakukan karena yang menjadi focus dalam sample ini adalah informan
–informan terpilih yang memiliki banyak informasi mengenai fenomena yang terjadi. Bisa juga diartikan bahwa purposive sampling
merupakan pengambilan sampling berdasarkan seleksi khusus dari peneliti yang membuat kriteria tertentu mengenai siapa yang masuk ke dalam kualifikasi atau
qualified sebagai subjek. Selanjutnya, subjek dalam penelitian kualitatif disebut sebagai informan.
Subjek pada penelitian ini adalah dua wirausaha batik yang sudah minimal pada generasi ke tiga. Subjek pertama penelitian ini berasal dari Kota Yogyakarta
yaitu seorang pria berinisial AP, lahir di Yogyakarta 56 tahun silam. Subjek AP merupakan generasi ke empat dari usaha bati keluarga “Batik Gajah Oya”.
Pekerjaan yang digelutinya subjek AP saat ini adalah sebagai seorang Konsultan di United Nation Development Program UNDP, Pengurus Persatuan Olahraga
Selam Indonesia regional DIY dan pengusaha batik. Subjek yang kedua pada penelitian ini adalah wanita berusia 38 tahun yang berinisial I. Lahir dan sejak
kecil sudah menetap di Kabupaten Bantul serta merupakan generasi ketiga dari usaha batik keluarga “Dirjo Sugito Batik”. Pekerjaan yang digeluti oleh subjek I
adalah pengelola usaha batik keluarga. Secara singkat, subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: