Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Bermula dari kawasan Saudi Arabia, yaitu pada dua kota utama yaitu Kota Mekah tempat Rasul Muhammad dilahirkan dan Madinah sebagai pusat perkembangan awal Islam. Di Kota Madinah inilah terjalinnya integrasi sosioreligius antara kaum muhajirin pendatang dan anshor penduduk Madinah. Mereka dipersatukan Rasul Muhammad berdasarkan konsep persaudaraan. Proses migrasi Nabi Muhammad dan para pengikutnya dari Mekah ke Madinah ini menjadi dasar dari sistem kalender Hijriah Islam. Akhirnya Islam berkembang keseluruh Jazirah Arab, Persia, Asia Selatan, China, Eropa Barat dan Timur, Nusantara Asia Tenggara, dan kini ke seluruh penjuru dunia. Islam adalah agama yang paling pesat perkembangan jumlah pengikutnya dalam beberapa abad terakhir ini. 1 1 Di dunia ini, manusia ada yang beragama dan ada juga yang tidak beragama, namun sebahagian besar adalah beragama. Secara kuantitas, masyarakat yang tidak beragama berada pada peringkat ketiga dengan jumlah persentase 16 persen dari keseluruhan penduduk dunia. Yang menarik adalah setengah dari kelompok ini, percaya kepada Tuhan namun tidak mengikuti agama tertentu. Agama Yahudi yang jumlah pemeluknya memiliki persentase 0,22 dari jumlah penduduk dunia berada pada peringkat terakhir dalam daftar agama-agama resmi dunia. Walaupun di Dunia Barat gereja-gereja yang tinggi menjulang banyak dibangun untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Kristiani, namun saat ini perkembangan agama Islamlah yang mengalami kemajuan pesat dan perselisihan serta perbedaan yang ada di tengah umat Islam pun semakin berkurang dibanding dengan agama-agama lain. Dengan mengingat segala permasalahan ekonomi dan berbagai problem lainnya yang terjadi pada negara-negara Islam, agama ini mampu berada pada peringkat kedua dalam daftar agama dengan jumlah penganut terbanyak. Berdasarkan laporan situs Baztab di Iran, hasil surveinya memperlihatkan agama Kristen menguasai 33 persen masyarakat dunia namun mereka mengalami perpecahan yang lebih besar dan lebih prinsipil dibanding agama- agama lainnya. Agama Kristen sekarang terpecah menjadi berbagai macam aliran yang berbeda- beda seperti Katolik, Protestan, Ortodoks Timur, Anglikan, Evangelis, Pantekosta, dan lain sebagainya. Islam yang dipeluk oleh sekitar 21 persen dari penduduk dunia termasuk Suni, Syiah dan beberapa mazhab lainnya menempati agama kedua dengan penganut terbanyak setelah agama Universitas Sumatera Utara Kebesaran Islam bukan hanya terlihat dari jumlah pengikutnya namun Islam juga memiliki banyak aliran yang berbeda dalam menafsirkan dan mengamalkan perintah dalam Al-Qur’an dan Hadits. Yang paling jelas ada dua aliran dalam Islam yaitu Ahlussunnah wal Jama’ah atau lazim disebut kelompok Suni dan Syiah atau Syi’i. Di dalam masyarakat muslim Suni sendiri terdapat empat mazhab besar berdasarkan imam yang mereka ikuti, yaitu:Maliki, Hanafi, Hanbali, dan Syafi’i. Demikian pula di dalam masyarakat muslim Syiah terdapat berbagai aliran lagi. Islam adalah agama samawiyah 2 Kristen. Orang-orang yang tidak beragama berada pada peringkat ketiga dengan persentase 16 persen dari jumlah penduduk dunia, termasuk di antaranya mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, orang-orang sekuler, dan yang menyembunyikan keyakinannya. Yang menarik adalah setengah dari mereka ternyata percaya kepada Tuhan walaupun tidak meyakini agama mana pun. Agama Hindu berada pada peringkat keempat dengan jumlah pengikut sebanyak 14 persen dari jumlah penduduk dunia. Diikuti agama Buddha, agama tradisional Cina dan kepercayaan- kepercayaan tradisional masyarakat Afrika yang masing-masing memiliki jumlah persentase sebanyak 6 persen. Agama Sikh dengan 0,36 persen komunitasnya menempati peringkat berikutnya dan Yahudi ternyata menempati peringkat paling akhir dari daftar agama-agama dunia menurut jumlah pengikutnya. [icc-jakarta.com] yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Inti ajarannya adalah percaya kepada Allah Yang Ahad, yang diucapkan dan dibenarkan dalam hati yaitu Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu adalah UtusanRasul Allah La ilaha ilallah Muhammadarrasulullah. Di dalam Islam juga dikenali dua rukun utama agama ini, yaitu rukun Islam dan rukun Iman. Rukun Islam adalah syariat dalam bentuk lima aktivitas, yaitu: a 2 Istilah samawiyah ini berasal dari konsep Islam, yang mengandungi makna sebagai agama yang berdasar kepada wahyu yang diturunkan Tuhan melaluii-nabi. Istilah ini juga merujuk kepada agama Islam, Kristen, dan Yahudi. Secara harfiah samawiyah artinya adalah langit. Konteks makna kata ini adalah agama wahyu yang diturunkan dari langit, yaitu dari Allah. Di sisi lain ada pula istilah agama ardhiyah yaitu agama-agama yang muncul, tumbuh, dan berkembang di dunia ini. Faktor budaya dan peradaban manusia menjadi faktor utama tumbuhnya agama-agama ardhiyah ini. Universitas Sumatera Utara mengucap dua kalimah syahadat, b melaksanakan salat, c melaksanakan puasa; d menunaikan zakat; dan e melakukan ibadah haji bagi yang mampu. 3 Selanjutnya dikenal pula rukun iman yaitu berupa keyakinan, yang terdiri dari: a iman kepada Allah, yaitu patuh dan taat kepada ajaran dan hukum-hukum Allah; b iman kepada malaikat-malaikat Allah, artinya mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta; c iman kepada kitab-kitab Allah, berupa melaksanakan ajaran kitab-kitab Allah hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Quran, yang memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat, dan Injil; d iman kepada Rasul- rasul Allah, yaitu mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran, e iman kepada hari kiamat, yaitu faham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan, dan f iman kepada qada dan qadar. Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta. Di lain sisi rukun iman berikut ini adalah menurut aliran Islam Syiah dikenal sebagai ushulluddin yaitu prinsip-prinsip keimanan terdiri dari: 1 At- tauhid yaitu keesaan Allah, 2 Al-adhalah yaitu keadilan Allah, 3 An-nubuwah yaitu kenabian, 4 Al-imamah yaitu kepemimpinan pasca Nabi Muhammad SAW., dan 5 Al-maad. Aktivitas Islam secara umum dapat terlihat dari pengamalan 5 lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan sebagai bentuk rasa 3 Dalam dunia sufi tarekat aktivitas-aktivtas ini disebut dengan syariat. Namun secara umum, sufi apapun alirannya di dalam Islam, selalu menekankan bahwa ibadah tidak cukup hanya dengan mengerjakan syariat saja, namun harus lebih dalam dan bermakna dari sekedar aktivitas itu, yaitu dalam tingkatan tarekat, hakikat, dan makrifat. Peringkat pelaksanaan ibadah ini yang didasari oleh zikir adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Universitas Sumatera Utara patuh kepada Allah dengan mencontoh segala amal perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Dalam mencontoh segala amalan yang dilakukan oleh Rasul tidak hanya terbatas oleh bentuk pelaksanaannya secara lahiriah saja namun bentuk amalan itu juga harus disertai dengan mencontoh rasa batiniahnya Rasul. Hal inilah yang banyak menjadi perbincangan diberbagai aliran di dalam Islam tentang bagaimana melakukan pendekatan tentang maksud dari tiap-tiap ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, karena Al-Qur’an tidak hanya dapat dimaknai dengan arti tersurat saja namun lebih jauh dari pada itu Al-Qur’an memiliki makna tersirat yang lebih mendalam. Sebagai contoh dalam kitab suci Al-Qur’an mengatakan bahwa orang-orang yang beruntung adalah orang yang bertawakal dan khusuk dalam salatnya. Oleh karena itu berbagai aliran Tarekat dalam Islam mencoba mendekatkan faham tentang rasa khusuk dan tawakal ini dalam aktivitas peribadatannya. Pengertian Tarekat 4 4 Penulisan tarekat ini adalah transliterasi dari kata dalam bahasa Arab, yaitu sebagaimana yang berkembang di kalangan ulama ahli tasawuf adalah “jalan atau petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. dan yang dicontohkan beliau serta dikerjakan oleh para sahabatnya, tabiin, tabiit tabiin, dan Kata ini kadangkala dalam teks-teks berbahasa Indonesia atau Melayu yang ditulis dengan huruf Latin atau Romawi menjadi thoriqot, thoriqat, thariqot, tharikat, tariqat, dan tarekat itu sendiri. Dalam tesis ini penulis memilih tarekat seperti yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka Jakarta 1980. Untuk selanjutnya walaupun ini istilah dalam bahasa Arab penulis tidak menulisnya huruf miring italic dalam tesis ini karena pada bab ini dan seterusnya akan banyak mengulang kata tarekat, jadi cukup ditampilkan sekali saja. Begitu juga dengan penulisan kata munajat, yang ditulis huruf miring pada awal tampilanhnya saja. Universitas Sumatera Utara secara turun temurun sampai kepada guru-guru, ulama-ulama, secara bersambung dan berantai hingga pada masa sekarang ini.” Imron Abu Amar, 1980:1. Sebuah contoh diketahui umum di dalam Islam bahwa di dalam Al- Qur’an hanya dapat dijumpai adanya ketentuan kewajiban salat, tetapi tidak ada satu ayat pun yang memberikan perincian tentang rakaat salat tersebut. Misalnya salat Zuhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat, Maghrib 3 rakaat, Isya 4 rakaat, dan Subuh 2 rakaat. Demikian juga terhadap syarat dan rukunnya salat-salat wajib tersebut. Rasulullah sebagai orang yang pertama yang memberikan contoh-contoh dan cara-cara salat tersebut melalui perbuatan yang dipertunjukkan dan ditiru oleh para shahabatnya terus dienkulturasikan kepada umat Islam lainnya dan dikekalkan hingga sekarang ini melalui ajaran dan petunjuk yang diberikan oleh para guru, syeikh, dan ulama. Ini tidaklah ditafsirkan bahwa Al-Qur’an sebagai sumber pokok hukum Islam tidak lengkap, sunnah Rasul dan ilmu fiqih yang disusun para ulama tidak sempurna, tetapi sebenarnya masih banyak penjelasan yang dibutuhkan umat agar pelaksanaan peraturan dan ketentuan Allah dan Rasulullah dapat dikerjakan secara teratur, bukan menurut penerimaan atau penangkapan akal bagi orang yang hanya mampu membaca, menghayati, dan memahami yang pada akhirnya orang ini akan mengerjakan syariat Islam sesuai dengan kemauan hawa nafsunya sendiri. Demikian landasan berpikir kaum Tarekat dalam Islam. Selain itu, Tarekat adalah termasuk ke dalam ilmu mukasyafah, yang dapat memancarkan cahaya ke dalam hati para penganutnya. Sehingga dengan cahaya itu terbukalah segala sesuatu yang terdapat di balik rahasia ucapan-ucapan Universitas Sumatera Utara Nabi Muhammad. Demikian pula halnya terhadap sesuatu yang ada di balik rahasia Allah. Adapun tujuan mengamalkan Tarekat sebagaimana yang lazim dikerjakan oleh para jemaahnya, ada beberapa hal. Di antaranya adalah: a mengadakan latihan jiwa riyadhah dan berjuang melawan hawa nafsu mujahadah, membersihkan diri dari sifat tercela dan diisi sifat terpuji, b selalu mewujudkan rasa ingat kepada Allah melalui amalan wirid dan zikir diikuti tafakur yang terus menerus dikerjakan, c timbul rasa takut kepada Allah sehingga menghindarkan diri dari segala macam pengaruh duniawi yang menyebabkan lupa kepada Allah, d akan dapat mencapai tingkat alam makrifat, sehingga dapat mengetahui segala rahasia di balik tabir cahaya Allah dan Rasul- Nya secara jelas, e dapat diperoleh apa yang sebenarnya menjadi tujuan hidup ini Imron Abu Amar, 1980:12-13. Adapun landasan pengamalan Tarekat dalam Islam adalah mengutip Surah Al-Jin ayat ke-16, seperti berikut ini. Artinya: Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu agama Islam, benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar rezeki yang banyak Ayat ini oleh para ulama ahli Tarekat dijadikan pegangan hukum dasar melaksanakan amalan-amalan yang diajarkan. Meskipun masih ada sebahagian orang yang menentang dijadikannya ayat ini sebagai dasar hukum Tarekat. Universitas Sumatera Utara Kemudian dari sisi materi pokok amalan Tarekat yang berupa wirid zikrullah berzikir, sesuai firman Allah dalam Qur’an sebagai berikut. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah dengan menyebut nama Allah; zikir yang sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya waktu pagi dan petang Q.S. Al-Ahzab: 41-42 Memperhatikan ayat di atas, maka dengan jelas Allah telah memerintahkan kepada semua orang yang beriman untuk tetap senantiasa berzikir dengan menyebut asma Allah. Kegiatan ini dilakukan sepanjang waktu, siang atau malam, pagi atau petang. Aliran Tarekat mendekatkan faham tersebut dengan melakukan berbagai cara, mulai dengan melakukan tarian untuk merasakan gerakan jiwa, merasakan ketentraman hati tatkala berzikir dan mengikhlaskan harta pada saat sedekah. Semua ini dilatih agar dapat mencapai tingkat kepasrahan kepada Yang Maha Pengasih. Walaupun sedikit kontroversial tetapi inilah jalan yang ditempuh oleh para sufi agar dapat lebih ikhlas, sabar dan bersyukur akan nikmat yang diberikan Allah SWT. Di dalam konteks Dunia Islam, terdapat berbagai aliran Tarekat. Di antaranya adalah Jabariyah, Samaniyah, Mauwaliyah Mevlevi, Naqsyabandiah, dan lain-lainnya. Inti ajarannya adalah sama secara umum, yakni mendekatkan diri kepada Allah melalui zikir. Namun terdapat variasi-variasi dalam tata cara pengamalannya. Universitas Sumatera Utara Aliran Tarekat Naqsyabandiah adalah Tarekat dengan jalan melakukan amalan dengan mengasingkan diri berkhalwat dari keramaian dan melakukan zikir sampai ribuan kali setiap harinya. Mengasingkan diri ini dilakukan mencontoh aktifitas yang dilakukan Rasul ketika menerima wahyu dari Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril di gua Hira. Berdasarkan sejarah inilah para penganut Tarekat Naqsyabandiah melakukan zikir di suatu tempat yang dinamakan dengan suluk. Tarekat Naqsyabandiah ini salah satu yang terkenal di Nusantara dan Dunia Islam adalah Tarekat Naqsyabandiah Babussalam Langkat, Sumatera Utara, Indonesia. Pada Tarekat Naqsyabandiah Babussalam ini, ada amalan-amalan berupa zikir yang disebut suluk tadi, haul yaitu memperingati hari wafatnya Tuan guru Syekh Abdul Wahab Rokan Khalidy Naqsyabandy, salat berjamaah, tausyiyah ceramah tau siraman rohani agama oleh para ulama Tarekat ini, azan untuk memulakan salat, penggunana nakus kentongan sebelum masuknya azan. Yang menarik secara religius adalah bahwa di dalam Tarekat Naqsyabandiah Babussalam ini terdapat aktivitas munajat. Secara etimologis munajat artinya adalah doa atau permohonan doa, merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari ritual ibadah oleh agama dan kepercayaan manapun. Melalui perantaraan doa, setiap individu meminta kepada yang kuasa tentang segala hal yang diinginkannya. Oleh karena meminta adalah suatu proses mengharapkan akan sesuatu maka di dalam memanjatkan doa setiap individu, kelompok maupun suatu agama tertentu memiliki aturan, persepsi, dan syarat yang dianggap wajib dilakukan agar doa tersebut terkabulkan. Demikian pula halnya pada aliran Universitas Sumatera Utara sufistik Tarekat Naqsyabandiah Pelaksanaan munajat pada Tarekat Naqsyabandiah Babussalam sedikit berbeda dengan pelaksanaan munajat pada umat Islam secara umum. Biasanya pada masyarakat Islam umum, munajat tidak dilakukan dengan bersenandung dan isi dari munajat secara langsung merupakan permohonan kepada Allah. Namun pada Tarekat Naqsyabandiah Babussalam selain munajat tersebut disenandungkan juga permohonan kepada Allah melalui perantaraan guru dan syekh yang dianggap suci dan keramat. yang memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan doanya. Sudah menjadi kebiasaan sejak Desa Babussalam dibangun, apabila kira- kira setengah jam lagi waktu Salat Maghrib, Subuh, dan Jum’at masuk, bilal 5 Syair-syair munajat diciptakan oleh tuan guru pertama yaitu Syekh mengumandangkan munajat di atas menara Madrasah besar dengan suara yang merdu dan lantang. Demikian pula menjelang Isya pada bulan Ramadhan, Munajat ini terdiri dari 44 empat puluh empat bait yang pada dasarnya mengandung puji-pujian kepada Allah, doa mohon ampun dan kelapangan hidup dunia akhirat dengan berkat Syekh-Syekh Tarekat Naqsyabandiah serta Wali-Wali Allah yang keramat dan Saleh. 4 5 Bilal adalah petugas keagamaan Islam yang mengumandangkan azan baik di dalam mesjid atau di atas menara minaret, sebagai indeks atau tanda akan masuknya sholat wajib atau sunat lainnya seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Istilah bilal ini adalah merujuk kepada nama pengumandang azan Islam yang pertama kali yaitu Bilal bin Rabba. Istilah bilal juga disinonimkan dengan istilah muazin, yang maknanya adalah pengumandang azan pertanda akan sholat. Umat Islam dalam membuat tanda akan segera masuk ibadah sholat ini adalah melalui azan. sedanagkan umat Kristiani tanda masuknya ibadah melalui bunyi lonceng gereja. Kemudian umat Yahudi memberi tanda masuknya ibadah di synagog melalui tiupan terompet. Abdul Wahab Rokan Khalidy Naqsyabandy semasa hidupnya. Pembacaan Universitas Sumatera Utara munajat ini dimulai sejak masa kampung Babussalam pertama kali didirikan yaitu pada tanggal 15 Syawal 1300 H dimana Syekh Abdul Wahab dengan keluarga serta murid-muridnya yang berjumlah 130 seratus tiga puluh orang Hijrah dengan menggunakan 13 tiga belas perahu ke daerah tersebut. Di Tarekat Naqsyabandiah Babussalam, istilah munajat mengacu kepada 2 dua pengertian yaitu munajat sebagai senandung yang dibacakan setiap hari diatas menara madrasah menunggu waktu salat tiba yang dilakukan bergantian oleh 3 tiga sampai 4 empat orang dan yang kedua munajat yang dibacakan sebelum ritual zikir di dalam suluk dimulai. Keunikan yang ada dalam pembacaan munajat ini menjadikan munajat menjadi salah satu ciri khas dari Tarekat Naqsyabandiah Babussalam. Pembacaan munajat ini tetap dilakukan bukan saja di Babussalam namun di Masjid dan surau- surau yang jamaahnya menganut faham Tarekat ini akan mengumandangkan munajat untuk menunggu waktu salat subuh, Maghrib dan salat Jum’at tiba. Budaya pembacaan munajat ini bagi masyarakat Naqsyabandiah menjadi penting karena disamping sebagai wujud kepatuhan murid kepada sang guru yang menganjurkannya juga munajat merupakan perwujudan tradisi kepercayaan yang telah dibangun oleh ajaran Tarekat ini ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang lampau yang disebut dengan rabhithah dan wasilah. Pembacaan senandung munajat telah dilakukan berulang kali pada setiap harinya di madrasah Babussalam, namun sejauh pengamatan penulis belum ada suatu panduan tentang peraturan dalam pembacaan senandung munajat ini bila ditinjau dari aspek melodinya. Universitas Sumatera Utara Anggapan sementara penulis munajat sangat berhubungan erat dengan tradisi budaya seni dan sastra. Hal ini dapat terlihat dari modus melodi yang digunakan tatkala menyenandungkannya maupun dari unsur sastra dalam penggunaan kata dalam syairnya. Didalam menyenandungkannya Munajat menggunakan aspek musikal Melayu yang dipengaruhi oleh unsur tekhnik vokal Arabian seperti modus atau maqam rast, sika, nahwa, dan hijaz. Demikian pula bila ditilik dari penggunaan kata dan sastranya yang digunakan tidak terlepas dari pengaruh budaya sastra Melayu dan unsur filosofi Tarekat Naqsyabandiah . Keberadaan munajat dalam kelompok Tarekat Naqsyabandiah Babussalam Langkat ini menarik dilihat dari berbagai fenomenanya. a Munajat adalah doa yang disenandungkan dan diciptakan oleh Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan, yang menguasai dua aliran Tarekat yaitu Naqsyabandiah dan Samaniyah sekali gus, namun yang dikembangkannya di Babussalam Langkat adalah Tarekat Naqsyabandiah. b Munajat di dalam kelompok Tarekat ini disajikan dengan menggunakan bahasa Melayu, artinya munajat ini dibumikan dengan cara Melayu, bukan cara Arab atau Gujarat. c Munajat yang dikumandangkan menjelang azan pada Salat Maghrib, Subuh, dan Jum’at, menggunakan ornamentasi melodi Melayu dan tangga nada maqam yang khas Timur Tengah dan ornamentasi melayu yaitu patah lagu, cengkok, dan gerenek. d Bahwa munajat yang terdapat dalam Tarekat ini mengutamakan sajian teks logogenik 6 6 Yang dimaksud logogenik adalah satu kebudayaan musik etnik atau musik dunia, yang ciri khas utamanya adalah menggunakan dan menumpukan teks yang dikomunikasikan secara verbal. Biasanya menggunakan salah satu atau perpaduan unsur-unsur ritme, melodi, atau harmoni. Dalam kebudayaan musik logogenik ini, unsur sastra dan folklor mendapat peranan penting. Namun agak berbeda dengan bahasa sehari-hari, teks dipertunjukkan melalui lagu bukan bahasa sehari-hari. Dengan demikian nyanyian jenis ini selalu menggunakan bahasa yang Universitas Sumatera Utara artinya komunikasi utama adalah secara verbal yang sesuai dengan konsep budaya Melayu, yaitu yang kurik kundi, yang merah saga; yang baik budi, yang indah bahasa. e Bahwa dalam munajat ini, unsur estetika juga memainkan peranannya setelah unsur tekstual, unsur estetika ini mencakup aspek sastra seperti unsur syair, rima persajakan, bait, baris, makna teks, dan lainnya. Juga adanya unsur melodis seperti patah lagu, cengkok dan gerenek, tangga nada, variasi individu pengumandang munajat, dan lainnya. f Bahwa munajat merupakan ekspresi budaya Melayu dalam konteks agama Islam, yang merupakan hasil adunan Melayu dan Timur Tengah. Dengan keberadaanya yang seperti itu, maka munajat ini menarik untuk dikaji dari sisi ilmu seni budaya dan ilmu agama Islam. Dalam hal ini, penulis menggunakan ilmu etnomusikologi dan agama Islam khususnya tentang Tarekat yang disebut dengan ilmu tasawuf. Untuk itu perlu diulas sekilas tentang apa itu etnomusikologi dan ilmu-ilmu dalam agama Islam yang mengkaji Tarekat. Etnomusikologi sebagai sebuah disiplin ilmu, merupakan fusi atau gabungan dari dua induk ilmu yaitu etnologi antropologi dan musikologi. Penggabungan ini sendiri telah menimbulkan dampak yang kompleks dalam perkembangan etnomusikologi. Jika kemudian ia berfusi lagi dengan ilmu lain, katakanlah arkeologi, maka akan terjadi sesuatu perkembangan yang menarik. digayakan dan mengandung unsur-unsur perlambangan. Adakalanya bersifat rahasia seperti pada mantea. Seterusnya, jika sebuah kebudayaan musik mengutamakan aspek melodi atau ritme saja, bukan menekankan kepada teks, maka musik seperti ini dapat dikategorikan sebagai budaya musik melogenik. Musik seperti ini, lebih menumpukan pertunjukan kepada aspek komunikasi bukan lisan terutama menggunakan dimensi waktu dan ruang. Untuk mengkaji makna yang diungkapkan melalui ritme, melodi, atau bunyi-bunyia lainnya, diperlukan pemahaman dan penafsiran dengan cara menelitinya, terutama apa yang ingin dikomunikasikan pencipta musik atau senimannya, yang dapat ditelusuri melalui pikiran mereka lihat Malm, 1977. Universitas Sumatera Utara Dalam konteks etnomusikologi, bidang musikologi selalu dipergunakan dalam mendeskripsikan struktur musik yang mempunyai hukum-hukum internalnya sendiri--sedangkan etnologi memandang musik sebagai bagian dari fungsi kebudayaan manusia dan sebagai suatu bagian yang menyatu dari suatu dunia yang lebih luas. Secara eksplisit dinyatakan oleh Merriam sebagai berikut. Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it has always been compounded of two distinct parts, the musicological and the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the two in a unique fashion which emphasizes neither but takes into account both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where one scholar writes technically upon the structure of music sound as a system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of human culture and as an integral part of a wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl 1956:26-39 that it is possible to characterize German and American schools of ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies heve been devoted to technical analysis of music sound Merriam 1964:3-4. 7 Dari kutipan paragraf di atas, menurut Merriam para pakar etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada benih-benih pembahagian ilmu, untuk itu selalu dilakukan percampuran dua bagian keilmuan yang 7 Buku ini menjadi “bacaan wajib dan mendasar” bagi para pelajar dan mahasiswa etnomusikologi seluruh dunia, dengan pendekatan kebudayan, fungsionalisme, strukturalisme, sosiologis, dan lain-lainnya. Buku yang diterbitkan tahun 1964 oleh North Western University di Chicago Amerika Serikat ini, menjadi semacam “buku wajib” dalam disiplin etnomusikologi seluruh dunia. Universitas Sumatera Utara terpisah, yaitu musikologi dan etnologi. Kemudian menimbulkan kemungkinan-kemungkinan masalah besar dalam rangka mencampur kedua disiplin itu dengan cara yang unik, dengan penekanan pada salah satu bidangnya, tetapi tetap mengandung kedua disiplin tersebut. Sifat dualisme lapangan studi ini, dapat ditandai dari literatur-literatur yang dihasilkannya-- seorang sarjana menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu sistem tersendiri, sedangkan sarjana lain memilih untuk memperlakukan musik sebagai suatu bagian dari fungsi kebudayaan manusia, dan sebagai bagian yang integral dari keseluruhan kebudayaan. Pada saat yang sama, beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh para pakar antropologi Amerika, yang cenderung untuk mengasumsikan kembali suatu aura reaksi terhadap aliran-aliran yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan melakukan studi musik dalam konteks etnologisnya. Di sini, penekanan etnologis yang dilakukan para sarjana ini lebih luas dibanding dengan kajian struktur komponen suara musik sebagai suatu bagian dari permainan musik dalam kebudayaan, dan fungsi-fungsinya dalam organisasi sosial dan kebudayaan manusia yang lebih luas. Hal tersebut telah disarankan secara tentatif oleh Nettl yaitu terdapat kemungkinan karakteristik aliran-aliran etnomusikologi di Jerman dan Amerika, yang sebenarnya tidak persis sama. Mereka melakukan studi etnomusikologi ini, tidak begitu berbeda, baik dalam geografi, teori, metode, pendekatan, atau penekanannya. Beberapa studi provokatif awalnya dilakukan oleh para sarjana Jerman. Mereka memecahkan masalah-masalah Universitas Sumatera Utara yang bukan hanya pada semua hal yang berkaitan dengan struktur musik saja. Para sarjana Amerika telah mempersembahkan teknik analisis suara musik. Dari kutipan di atas tergambar dengan jelas bahwa etnomusikologi dibentuk dari dua disiplin dasar yaitu etnologi dan musikologi, walau terdapat variasi penekanan bidang yang berbeda dari masing-masing ahlinya. Namun terdapat persamaan bahwa mereka sama-sama berangkat dari musik dalam konteks kebudayaannya. Berbagai definisi tentang etnomusikologi telah dikemukakan dan dianalisis oleh para pakar etnomusikologi. Dalam edisi berbahasa Indonesia, Rizaldi Siagian dari Universitas Sumatera Utara USU Medan, dan Santosa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia STSI Surakarta, telah mengalihbahasakan berbagai definisi etnomusikologi, yang terangkum dalam buku yang bertajuk Etnomusikologi, 1995, yang disunting oleh Rahayu Supanggah, terbitan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, yang berkantor pusat di Surakarta. Dalam buku ini, Alan P. Merriam mengemukakan 42 empat puluh dua definisi etnomusikologi dari beberapa pakar, menurut kronologi sejarah dimulai oleh Guido Adler 1885 sampai Elizabeth Hesler tahun 1976. 8 8 R. Supanggah, 1995. Etnomusikologi. Surakarta: Yayasan bentang Budaya, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan enam tulisan oleh empat pakar etnomusikologi Barat seperti: Barbara Krader, George List, Alan P. Merriam, dan K.A. Gourlay; yang dialihbahasakan oleh Santosa dan Rizaldi Siagian. Dalam buku ini Alan P. Merriam menulis tiga artikel, yaitu: a “Beberapa Definisi tentang ‘Musikologi Komparatif’ dan ‘Etnomusikologi’: Sebuah Pandangan Historis-Teoretis,” b “Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi,” c “Metode dan Teknik Penelitian dalam Etnomusikologi.” Sementara Barbara Krader menulis artikel yang bertajuk “Etnomusikologi.” Selanjutnya George List menulis artikel “Etnomusikologi: Definisi dalam Disiplinnya.” Pada akhir tulisan ini K.A. Gourlay menulis artikel yang berjudul “Perumusan Kembali Peran Etnomusikolog di dalam Penelitian.” Buku ini barulah sebagai alihbahasa terhadap tulisan-tulisan etnomusikolog Barat. Ke depan, dalam konteks Indonesia diperlukan buku-buku panduan tentang etnomusikologi terutama yang ditulis oleh anak negeri, untuk kepentingan perkembangan disiplin ini. Dalam ilmu antropologi telah dilakukan penulisan Universitas Sumatera Utara Dari 42 empat puluh dua definisi tentang etnomusikologi dapat diketahui bahwa etnomusikologi adalah fusi dari dua disiplin utama yaitu musikologi dan antropologi, pendekatannya cenderung multi disiplin dan interdisiplin. Etnomusikologi masuk ke dalam bidang ilmu humaniora dan sosial sekaligus, merupakan kajian musik dalam kebudayaan, dan tujuan akhirnya mengkaji manusia yang melakukan musik sedemikian rupa itu. Walau awalnya mengkaji budaya musik non-Barat, namun sekarang ini semua jenis musik menjadi kajiannya namun jangan lepas dari konteks budaya. Dengan demikian, masalah definisi dan lingkup kajian etnomusikologi sendiri akan terus berkembang dan terus diwacanakan tanpa berhenti. Mengapa penulis mengambil disiplin ilmu ini dalam mengkaji keberadaan munajat di kelompok Tarekat Naqsyabandiah dengan menggunakan disiplin etnomusikologi adalah dilandasi oleh beberapa hal. a Sebagai sebuah aktivitas keagamaan munajat Tarekat ini mengandung unsur-unsur musikal melodi yang kemudian dapat lagi dirinci menjadi tangga nada, bentuk melodi, frase melodi, motif melodi, densitas, frekuensi, dan lainnya yang merupakan wilayah kajian etnomusikologi. b Demikian pula munajat ini mengandung unsur syair yang juga merupakan wilayah kajian etnomusikologi yang sering disebut dengan kajian tekstual. Unsur-unsur syair ini meliputi bait, baris, rima atau persajakan bunyi, jumlah kata per baris, makna denotasi dan konotasi, dan hal-hal sejenisnya. c Munajat juga diciptakan oleh Syekh Abdul Wahab Rokan, yaitu buku seperti Pengantar Ilmu Antropologi yang ditulis antropolog Koentjaraningrat, diikuti oleh berbagai buku antropologi lainnya oleh para pakar generasi berikut seperti James Dananjaya, Topi Omas Ihromi, Parsudi Suparlan, Budi Santoso, dan lain-lainnya. Universitas Sumatera Utara dalam konteks budaya Melayu. Jadi munajat ini sangat menarik untuk distudi yakni pertunjukan dalam konteks budayanya sebagaimana yang biasa dilakukan di dalam disiplin etnomusikologi. Namun demikian, untuk mengkaji munajat dalam konteks dunia Tarekat atau sufisme, maka dalam tesis ini penulis menggunakan ilmu-ilmu dan pendekatan tasawuf yang lazim digunakan dalam mengkaji keberadaan Tarekat di dalam Dunia Islam. Untuk itu perlu dijelaskan apa itu ilmu tasawuf. Tasawuf tasawwuf atau sufisme bahasa Arab: ﻑﻭﺻﺗ adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud menjauhi hal duniawi dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat pelbagai aliran dalam Sufi sering dihubungkan dengan Syiah, Suni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi. Pemikiran sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8. Sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia. Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata sufi. Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari suf, bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik muslim. Namun tidak semua sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari sufi adalah safa, yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan. Universitas Sumatera Utara Kelompok lain dalam Islam menyarankan bahwa etimologi dari sufi berasal dari ashab al-suffa sahabat beranda atau ahl al-suffa orang-orang beranda, yang mana adalah sekelompok muslim pada waktu Nabi Muhammad Banyak pendapat yang pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia berasal dari luar atau dari dalam yang menghabiskan waktu mereka di beranda masjid Nabi, mendedikasikan waktunya untuk berdoa. agama Islam sendiri. Berbagai sumber mengatakan bahwa ilmu tasawuf sangatlah membingungkan. Sebagian pendapat mengatakan bahwa faham tasawuf merupakan faham yang sudah berkembang sebelum Nabi Muhammad Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW. Berasal dari kata beranda suffa, menjadi Rasulullah. Orang-orang Islam baru di daerah Irak dan Iran sekitar abad 8 Masehi yang sebelumnya merupakan orang-orang yang memeluk agama non-Islam atau menganut paham-paham tertentu. Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan keduniaan. Hal ini didorong oleh kesungguhannya untuk mengamalkan ajarannya, yaitu dalam kehidupannya sangat berendah-rendah diri dan berhina-hina diri terhadap Tuhan. Mereka selalu mengenakan pakaian yang pada waktu itu termasuk pakaian yang sangat sederhana, yaitu pakaian dari kulit domba yang masih berbulu, sampai akhirnya dikenal sebagai semacam tanda bagi penganut-penganut faham tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian disebut paham sufi, sufisme, atau paham tasawuf. Sementara itu, orang yang penganut paham tersebut disebut orang sufi. Universitas Sumatera Utara dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad. Pendapat lain menyebutkan tasawuf muncul ketika pertikaian antar umat Islam di zaman Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, khususnya karena faktor politik. Pertikaian antar umat Islam karena karena faktor politik dan perebutan kekuasaan ini terus berlangsung di masa khalifah-khalifah sesudah Utsman dan Ali. Muncullah masyarakat yang bereaksi terhadap hal ini. Mereka menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor dan busuk. Mereka melakukan gerakan ‘uzlah, yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi yang seringkali menipu dan menjerumuskan. Lalu munculah gerakan tasawuf yang di pelopori oleh Hasan Al-Bashiri pada abad kedua Hijriyah. Kemudian diikuti oleh figur-figaur lain seperti Shafyan al- Tsauri dan Rabi’ah al-‘Adawiyah. Ilmu tasawuf ini didefinisikan oleh beberapa pakar. Tasawuf yaitu paham mistik Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim awal, yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama, kemudian menjadi disiplin tersendiri ketika mayoritas masyarakat mulai menyimpang dan berubah dari keadaan ini. Nuh Ha Mim Keller, 1995. dalam agama Islam sebagaimana Taoisme di Tiongkok dan ajaran Yoga di India G.B.J. Hiltermann Van De Woestijne. Tasawuf adalah aliran kerohanian mistik mystiek geestroming dalam agama Islam C.B. Van Haeringen. Universitas Sumatera Utara Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abdil Wahhab Al-Sharani mendefinisikan sufisme sebagai berikut: Jalan para sufi dibangun dari Quran dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Quran, sunnah, atau ijma. [Sharani, al-Tabaqat al-Kubra, Kairo, 1374. Sufisme yaitu ajaran mistik mystieke leer yang dianut sekelompok kepercayaan di Timur terutama Persi dan India yang mengajarkan bahwa semua yang muncul di dunia ini sebagai sesuatu yang khayali als idealish verschijnt, manusia sebagai pancaran uitvloeisel dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan Dia J. Kramers Jz. Al-Qur’an pada permulaan Islam diajarkan cukup menuntun kehidupan batin umat Muslimin yang saat itu terbatas jumlahnya. Lambat laun dengan bertambah luasnya daerah dan pemeluknya, Islam kemudian menampung perasaan-perasaan dari luar, dari pemeluk-pemeluk yang sebelum masuk Islam sudah menganut agama-agama yang kuat ajaran kebatinannya dan telah mengikuti ajaran mistik, keyakinan mencari-cari hubungan perseorangan dengan ketuhanan dalam berbagai bentuk dan corak yang ditentukan agama masing-masing. Perasaan mistik yang ada pada kaum Muslim abad 2 Hijriyah yang sebagian diantaranya sebelumnya menganut agama Non Islam, semisal orang India yang sebelumnya beragama Hindu, orang-orang Persi yang sebelumnya beragama Zoroaster atau orang Siria yang sebelumnya beragama Masehi tidak ketahuan masuk dalam kehidupan kaum Muslim karena pada mereka masih terdapat kehidupan batin yang ingin mencari kedekatan diri pribadi dengan Tuhan. Universitas Sumatera Utara Keyakinan dan gerak-gerik akibat faham mistik ini makin hari makin luas mendapat sambutan dari kaum muslim, meski mendapat tantangan dari ahli-ahli dan guru agamanya. Maka dengan jalan demikian berbagai aliran mistik ini yang pada permulaannya ada yang berasal dari aliran mistik Masehi, Platonisme, Persi dan India perlahan-lahan memengaruhi aliran-aliran di dalam Islam Abubakar Aceh, 1980. Paham tasawuf terbentuk dari dua unsur, yaitu 1 Perasaan kebatinan yang ada pada sementara orang Islam sejak awal perkembangan Agama Islam,2 Adat atau kebiasaan orang Islam baru yang bersumber dari agama-agama non Islam dan berbagai paham mistik. Oleh karenanya, paham tasawuf itu bukan ajaran Islam walaupun tidak sedikit mengandung unsur-unsur ajaran Islam. Dengan kata lain, dalam agama Islam tidak ada paham Tasawuf walaupun tidak sedikit jumlah orang Islam yang menganutnya MH. Amien Jaiz, 1980 . Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba shuuf, maka mereka disebut dengan sufi. Soal hakikat Tasawuf, hal itu bukanlah ajaran Rasulullah SAW dan bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu. Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: “Tatkala kita telusuri ajaran sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Qur’an dan As-Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad SAW, dan juga dalam sejarah para Universitas Sumatera Utara sahabatnya yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban Nasrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi dan zuhud Budha Ruwaifi’ bin Sulaimi dalam buku At Tashawwuf Al Mansya’ Wal Mashadir, 1981:28. Tokoh-tokoh yang mempengaruhi tasawuf Nusantara pada masa perkembangan awal Islam yaitu: Hamzah Al-Fansuri, Syekh Abdurrauf As- Sinkili, dan Syekh Yusuf Al-Makasari, Syekh H. Muhammad Yusuf Minangkabau, dan Syekh Abdul Wahab Rokan. Kemudian pada masa kemerdekaan muncul tokoh-tokoh tasawuf seperti: Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a Abah Sepuh Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dan Shohibul Faroji Azmatkhan Baalawi Al-Husaini, serta yang lainnya. Adapun tokoh-tokoh tasawuf yang berpengaruh di Cirebon di antaranya ialah Syekh Syarif Hidayatullah atau yang lebih populer dengan sebutan Sunan Gunungjati, Syekh Nurjati, guru dari Sunan Gunungjati, Syekh Abdullah Iman atau yang terkenal dengan sebutan Pangeran Cakrabuana, Syekh Mulyani atau yang terkenal dengan sebutan Syekh Royani yang melahirkan para ulama diSrengseng, sebuah desa yang terkenal di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Kemudian ada Mbah Kriyan, Syekh Tholhah yang menjadi guru dari Syeikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a., Syekh Jauharul Arifin pendiri Pondok Pesantren Al-Jauhariyah Balerante, Palimanan, Kabupaten Cirebon, dan tokoh-tokoh Cirebon yang lain. Universitas Sumatera Utara Jadi dapat dikemukakan bahwa ilmu tasawuf atau sufi dalam agama Islam adalah salah satu ilmu tentang kerohanian atau kebatinan yang berdasar kepada zikir untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ilmu tasawuf menjadi pemerkaya batin kepada umat Islam yang mengamalkannya. Berdasarkan latar belakang keberadaan Tarekat Naqsyabandiah Babussalam Langkat seperti terurai di atas dan pendekatan keilmuan yang akan dilakukan, maka penulis membuat judul penelitian ini: Munajat dalam Tarekat Naqsyabandiah Babussalam Langkat: Kajian terhadap Fungsi, Makna Teks, dan Struktur Melodi.

1.2 Pokok Masalah