penulis dapatkan dalam penelitian tentang pembacaan munjat ini, untuk mengambil nada dasar lagu.
5.7.3 Ritem
Nettl 1964, mengatakan sebagai langkah awal dalam mendeskripsikan ritem adalah menghitung harga-harga not yang ada dalam komposisi. Ritem
adalah gerak teratur yang mengalir karena menjadi aksen secara tetap. Keindahan akan lebih terasa oleh adanya jalinan perbedaan dari satuan-satuan bunyinya
Soeharto, 1992;56 Pada pembacaan munajat ini, ritem yang digunakan adalah seperti yang
terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.2 Penggunaan Not dan Jumlahnya
No Not
Jumlah Pemakaian not Jlh
B C
D E
F G
G A
B C
D e
F G
a 1
1 -
- -
- 2
- -
- -
- -
- -
- 3
2 2
- -
- -
4 -
- -
- -
- -
- -
6 3
16 24
22 22
12 15
22 4
6 40
36 35
5 -
- 259
4 14
44 47
58 40
80 32
79 84
126 101
56 43
32 18
854 5
43 68
10 8
28 8
15 4
24 7
103 89
146 287
187 96
65 42
60 198
3 6
+ -
- 4
- -
- -
- -
- -
- -
- -
4 7
+ 6
24 12
- -
- -
- 45
70 85
50 -
- -
292
Universitas Sumatera Utara
8 +
12 24
40 32
38 -
- -
40 58
87 43
- -
- 374
JUMLAH 94
18 4
23 3
40 24
4 34
8 157
17 2
321 581
496 280
113 74
78
5.7.4 Bentuk
Bentuk form adalah bentuk komposisi musik yang hanya dikaitkan dengan jalur utama melodi ataupun bunyinya, jadi bukannya melalui teks maupun
harmonisasinya. Waupun teks dan harmoni yang baik akan selaras juga dengan jalannya melodi Soeharto,1992;39.
Menurut Nettl 1964;149-150 ada 2 masalah utama untuk menjelaskan bentuk musikal, yaitu: a Identifikasi dari pokok-pokok materi, yang mana satu
potongan tanda istirahat menjadi dasarnya, dan b identifikasi pembagian pada musik yaitu: bagian-bagian, motif-motif, dan frase-frase.
Dengan pengertian khusus sebagai hubungan-hubungan dari bagian- bagian secara menyeluruh membentuk struktur dari lagu-lagu yang meliputi unsur
melodi dan ritmis dapat dibagi dengan berbagai cara. Membagi satu lagu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil penting dilakukan untuk mendeskripsikan
bentuknya. Kriteria pembagian dapat dilakukan dengan melihat pengulangan frase, dan tanda diam, menemukan pengulangan pola ritmis, atau transposisi
kesatuan teks dalam vokal. Setiap lagu mempunyai satu atau beberapa bentuk, dan untuk
membedakannya diberi tanda dengan huruf kapital seperti : A,B,C,D, dan seterusnya yang mana masing-masing bentuk itu berbeda A berbeda dengan
B,C,D, dan seterusnya atau memiliki perbedaan. Akan tetapi, apabila bentuk
Universitas Sumatera Utara
yang muncul sebagai variasi dari bentuk yang muncul sebelumnya, maka bentuk ini ditulis dengan cara tertentu sebagai contoh A1 atau B1, A2 atau B2. Tanda itu
menyatakan bahwa bentuk A1 merupakan varian dari bentuk A, dan B1 merupakan varian dari bentuk B. Sedangkan A2 B2 merupakan variasi lain yang
tidak sama bentuknya dengan A1 B1. Maka apabila satu bentuk mempunyai banyak variasi lagi, pemberian tanda variasi pun bisa bertambah banyak seperti
A3, A4, A5, dan seterusnya. Dengan sekian banyak cara yang ditawarkan untuk menemukan bagian-
bagian yang sesuai untuk diterapkan pada pembacaan munajat ini, dengan melihat kesatuan teks dalam vokal dan perubahan pengulangan yang ada sebagai satu
pengulangan pola ritmis atau transposisi. Dengan acuan ini, yang pertama sekali dilihat adalah kesatuan teks dan pola ritmisnya. Selanjutnya, dari pola-pola ritmis
yang ada terjadi pengulangan, maka pengulangan tadi bisa memiliki 2 kemungkinan yaitu pengulangan utuh atau pun pengulangan yang bervariasi, dan
ini akan menjadi bentuk dari pola ritmis itu. Mengacu pada kesatuan teks dan disesuaikan dengan pengulangan pola
ritmisnya, maka melodi yang muncul pada pembacaan munajat ini memiliki bentuk seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Bentuk Melodi dan Variasinya
No Bentuk
Keterangan Bentuk variasi
Keterangan
1 A
Bait pertama setiap frase 1
A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8,
A9, A10, A11, A12, A13, A14,
A15, A16, A17, A18, A19, A20,
A21, A22, A23, A24, A25, A26,
A27, A28, A29, A30, A31, A32,
A33, A34, A35, A36, A37, A38,
A39, A40, A41, A42
Terletak pada bait awal setiap frase
besar, kecuali frase 17 dan 39
2 B
Bait kedua frase 1 B1, B2, B3, B4,
B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12,
B13, B14, B15, B16, B17, B18,
B19, B20, B21, B22, B23, B24,
Terletak pada bait kedua setiap frase
besar, kecuali frase 42
Universitas Sumatera Utara
B25, B26, B27, B28, B29, B30,
B31, B32, B33, B34, B35, B36,
B37, B38, B39, B40, B41, B42
3 C
Bait ketiga frase 1 C1, C2, C3, C4, C5,
C6, C7, C8, C9, C10, C11, C12,
C13, C14, C15, C16, C17, C18,
C19, C20, C21, C22, C23, C24,
C25, C26, C27, C28, C29, C30,
C31, C32, C33, C34, C35, C36,
C37, C38, C39, C40, C41
Terletak pada bait ketiga setiap frase
besar, kecuali frase 12 dan 42
4 D
Bait keempat frase 1 D1, D2, D3, D4,
D5, D6, D7, D8, D9, D10, D11,
D12, D13, D14, Terletak pada bait
keempat setiap frase besar,
kecuali frase 12
Universitas Sumatera Utara
D15, D16, D17, D18, D19, D20,
D21, D22, D23, D24, D25, D26,
D27, D28, D29, D30, D31, D32,
D33, D34, D35, D36, D37, D38,
D39, D40, D41 dan 15
5 E
Bait ketiga frase 12 E1
Frase 42 6
F Bait keempat frase 12
F1 Frase 15
7 G
Bait pertama frase 17 G1
Frase 39 8
H Bait kedua frase 42
Untuk lebih jelasnya, lihat dalam lampiran transkripsi. Berpedoman pada apa yang dikemukakan oleh Malm 197;28 dalam
bukunya Music Culture of Pacific The Near East and Asia, bahwa ada lima 5
bentuk melodi yang sering digunakan dalam satu komposisi lagu, yaitu: 1.
Reventitive adalah bentuk lagu yang diulang-ulang 2.
Reverting adalah bentuk lagu yang terjadi pengulangan pada frase pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi
3. Stropic adalah bentuk lagu yang pengulangan melodinya tetap sama tapi
melodi lagu baru
Universitas Sumatera Utara
4. Progressive adalah bentuk nyanyian yang terus berubah dengan
menggunakan materi melodi yang baru. 5.
Iterative adalah bentuk yang memakai formula melodi kecil yang cenderung terjadi pengulangan dalam keseluruhan nyanyian.
Dikaitkan dengan pendapat di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa bentuk melodi dari pembacaan munajat ini dapat digolongkan ke dalam bentuk
Iterative
5.7.5 Tempo