42. Yaa Allah ya robbal ‘izzati
Tolonglah kami berbuat bakti Selama hidup sampai ke mati
Berkat Syafaat sekalian Sedati…
43. Kayakan kami ya Allah dunia dan akhirat
Peliharakan kami daripada sekalian Mudarat Apa-apa yang kami maksud mana-mana yang kami hajat
Kecil dan besar sekalian dapat…
44. Amin amin amin ya robbil ‘alamin
Berkat Syafaat Nabi Muhammad saidil mursalin Berkat malaikat yang Mukarrabin
Serta sekalian hamba-Mu ya Allah yang Sholihin… Amiiiin…
4.6 Analisis Semiotik dan Atqaqum
Dalam syair munajat yang tertera diatas, maka permohonan tanda dan penanda dapat diaplikasikan dalam teori yang digunakan oleh para ahli yaitu
Charles Sanders Pierce, adapun semiotik munajat tuan guru tersebut adalah: 1.
Analisis semiotiknya Charles Sanders Pierce untuk munajat tuan guru Syekh Abdul Wahab Rokan.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: a.
Yaa Allah yaa tuhan kami Tiliki olehMu ya Allah akan diri kami
Allah : nama tuhan R
Tiliki olehmu : perhatikan olehmu O
Akan diri kami : tujuanku agar memperhatikanku I
b. Siang dan malam sepanjang waktu kami
Inilah pinta kami ya Allah ya tuhan kami… Allah
: nama tuhan R Siang malam sepanjang waktu
: Selama hidup dalam kehidupan O
Inilah pinta kami : yang menjadi tujuan I
Sedangkan yang menjadi icon, index dan symbol menurut Pierce adalah : icon
: Diri index
: AllahTuhan
Munajat doa merupakan dialog dengan tuhan yang maha kuasa lagi maha pemberi. Hal ini mulai berlaku semenjak manusia merasa dirinya lemah, aib
dan serba kekurangan. Mereka berusaha mencari yang serba lebih dari dirinya, dan kepadanya dia akan mengadukan halnya, membagi perasaan dan kemudian
meminta perlindungan. Kadang kadang mereka meminta sesuatu yang ia rasa dapat menolongnya, yaitu kepada Tuhan yang maha kuasa.
Universitas Sumatera Utara
Munajat sebetulnya merupakan suatu realisasi penghambaaan dan merupakan media komunikasi antara makhluk dengan Khaliqnya, dimana akan
dicurahkan segala isi hatinya yang paling rahasia, dengan doa tersebut manusia merasa bertatap muka dengan Khaliqnya, khaliq yang telah memberikan amanat
kepercayaan sebagai Khalifah dimuka bumi. Dengan doa tersebut makhluk memohon petunjuk dan perlindungan agar selama mengaku kekhalifahan dibumi
ini senantiasa dalam jalan yang dikehendakinya. Doa pada perinsipnya merupakan kunci dari segala kebutuhan hidup
didunia dan akhirat. Doa juga merupakan bukti penghambaan kepada Allah hal ini dapat dilihat dari firman Allah dalam Hadits Qudsi, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya : “barang siapa yang tidak berdoa kepadaku, niscaya aku murka kepadanya”.
Adapun contoh kajian teks ini dengan pendekatan teori atqaqum adalah
sebagai berikut : Yaa Allah yaa bashiir
Karuniai kami kuat berzikir Siang dan malam janganlah mungkir
Berkat Maulana Kholid Baghdadi wali yang kabir…
Dalam bait ini penekanan permohonan terlihat pada kalimat “karuniai kami kuat berzikir”. Makna dari zikir sesungguhnya adalah “ingat” kepada Allah.
Berzikir adalah bentuk rasa cinta dan syukur kepada Allah, seorang yang sedang dilanda cinta yang bersangatan kepada Allah akan tercermin baik dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk ucapan maupun perbuatannya. Dimulai dengan menyebut nyebut namanya seorang salik akan merasa dekat tuhannya yang akhirnya akan menyadari bahwa
dirinya tiada terpisahkan lagi dari kuasaNya. Dalam Tarekat Naqsyabandiah bentuk penyerahan diri terdiri dari
beberapa tahapan yang dimulai dengan ritual bai’ah yakni penyerahan diri kepada guru atau mursyid agar diterima sebagai pewaris ilmu. Selanjutnya penyerahan
diri terus dilakukan dengan melaksanakan bentuk bentuk amalan yang diperintahkan oleh guru. Dalam kalimat syair diatas, dengan diberikannya
kekuatan dalam berzikir kepada seorang salik diharapkan dapat memperoleh
peningkatan ketaqwaan kepada Allah. Bukti dari iman hanya dapat diwujudkan dengan bentuk ketaqwaan dan bentuk ketaqwaan tercermin dalam setiap aktifitas
amal dan ibadah seorang mu’min. Dalam hal ini Tarekat Naqsyabandiah membuktikan ketaqwaannya melalui aktifitas zikir yang dilakukan secara terus
menerus baik dalam keadaan berjalan, duduk maupun berbaring.
4.7 Interpretasi Teks Munajat