Mengembangkan Agama dan Tarekat Membangun Babussalam

“Dengan ijazah ini semoga H. Abdul Wahab bin Abdul Manap itu akan mengembangkan dan memashyurkan Tarekat Naqsyabandiah di Indonesia, Malaysia dan daerah sekitarnya. Beberapa Sultan akan berguru kepadanya dan beberapa panglima yang gagah perkasa akan tunduk, orang kafir dan Islam hormat kepadanya.”

2.4.2 Mengembangkan Agama dan Tarekat

Syekh Abdul Wahab Rokan merupakan seorang ulama yang produktif dalam menyiarkan ajaran Islam dan Tarekat Naqsyabandiah. Walaupun selain Tarekat Naqsyabandiah Syekh Abdul Wahab Rokan juga adalah seorang penganut Tarekat Samaniah. Di samping menyiarkan agama dan Tarekat ke berbagai wilayah negeri Syekh Abdul Wahab kerap membuka perkampungan. Seperti pada tahun 1285 H 1869 M, dalam usia 58 tahun beliau membuka sebuah kampung di wilayah Kubu, yang dinamainya Kampung Mesjid. Kampung ini dijadikannya pangkalan atau basis bagi usaha usahanya menyebarkan agama ke daerah daerah sekitarnya. Seperti ke Kualuh, Panai, Bilah, Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu, Dumai, Bengkalis, Pekan Baru, dan Sungai Ujung Malaysia. Di daerah Kualuh beliau juga membuka kampung baru pula dengan nama Kampung Mesjid pada tahun 1873 M 1292 H. Dari Rokan, menyusur pantai Timur Sumatra sampai ke Utara kemudian meluaskannya sampai ke daerah Langkat. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Membangun Babussalam

Berawal dari kepulangan teman seperjalanan Syekh Abdul Wahab yaitu Syekh M. Nur Batubara yang kembali ke Asahan dan pada tahun 1292 pindah ke Tanjung Pura, Langkat. Pada masa itu kerajaan Langkat dipimpin oleh Sultan Musa Al-Muazzamsyah gelar pangeran Indra Diraja Amir Pahlawan Sultan Aceh. Ayahhandanya bernama Sultan Ahmad, raja ketujuh memerintah kerajaan Langkat, berasal dari Siak Seri Indra Pura. Kira-kira 400 tahun yang lalu, sultan- sultan yang memerintah di daerah Langkat, telah memelihara guru-guru agama. Pada masa itu salah satu putra sultan musa yang diharapkan akan dapat menggantikan beliau jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Hal ini sangat memukul batin Sultan sehingga beliau meminta nasehat kepada Syekh H.M. Nur yang menganjurkan agar sultan beserta istri bersuluk kepada Syekh Abdul Wahab. Sehingga pada waktu itu baginda menyediakan sebuah rumah di Gebang Desa Putri untuk tempat bersuluk. Syekh Abdul Wahab beberapa kali mengunjungi Sultan Musa ke Langkat atas permintaannya sehingga pada kunjungan Syekh Abdul Wahab yang ketiga kalinya ketanah Langkat mendapatkan tawaran dari Sultan Musa agar suluk dilaksanakan di Kampung Lalang kira kira 1 kilometer dari Kota Tanjung Pura. Akan tetapi menurut pertimbangan tuan guru tempat tersebut kurang sesuai dan memohon agar diberikan sebidang tanah untuk perkampungan, dimana ia dapat beribadat dan mengajarkan ilmu agama dengan leluasa. Sultan Musa Al- Muazzamsyah pada waktu itu juga dengan disaksikan oleh anggota anggota rombongan mewakafkan sebidang tanah yang dikehendaki oleh tuan Guru. Universitas Sumatera Utara Tepatnya tanggal 15 Syawal 1300 H berangkatlah Syekh Abdul Wahab dengan keluarga dan murid muridnya yang berjumlah 160 dengan 13 buah perahu pindah dengan resmi dan menamakan tempat tersebut dengan nama Babussalam. Pembangunan pertama yang dilakukan di Babussalam adalah mendirikan sebuah madrasah mushola tempat sholat bagi laki laki dan wanita. Cara pembangunan ini adalah sesuai dengan ajaran Islam, di mana Nabi Muhammad SAW. mula mula Hijrah ke Madinah 622 M, membangun tiga proyek besar yaitu: 1. Membangun Mesjid sebagai lambang pembangunan mental spiritual. 2. Menjalin rasa persaudaraan antara golongan anshor dan muhajirin sebagai lambang pembangunan sosial ekonomi. 3. Mempermaklumkan lahirnya negara Islam dengan ibu kotanya Madinah, konstitusinya Al-Qur’an dan Hadist, sebagai lambang pembangunan dalam bidang politik. Luas mushola ini 10 X 6 depa, diperbuat dari kayu kayu yang sederhana, dipergunakan selain tempat salat dan mengaji, juga tempat melakukan kegiatan kegiatan ibadah lainnya. Sampai kini mushola tersebut tidak pernah disebut orang dengan mesjid atau mushola akan tetapi lebih terkenal dengan sebutan madrasah atau mandarsahnosah menurut dialek Babussalam.

2.4.4 Percetakan, Pertanian, dan Bintang Kehormatan