Mengajar Di Istana Biografi Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan Khalidy Naqsyabandy

kampung Babussalam ini ditetapkan: 1. H. Abdul Jabbar menjadi kepala kampung. 2. H. Harun, H. Abdul Fattah dan H.M.Nur, mengajar Qur’an dan kitab kitab agama.

2.4.7 Mengajar Di Istana

Pada tahun 1328 H, H. Harun diutus ke Panai, Kota Pinang, dan Kubu. H.M.Nur ke Minangkabau dan Perak Malaysia. H. Abdul Fattah, ke Mekah, H. Bakri ke Tanah Putih, Rambah, Kepenuhan, Singapura dan Batu Pahat Malaysia. Pada tahun 1335 H, Sultan Aziz Abdul Jalil Rahmatsyah mempersilakan Tuan Guru mengajar di dalam Istana Darul Aman Tanjung Pura, seminggu sekali, yaitu setiap hari Ahad. Hadir pada pengajian ini pembesar-pembesar kerajaan. Datuk-datuk, dan tokoh-tokoh masyarakat. Biasanya tuan guru memberikan ceramah agama itu memakan waktu sekitar dua jam. Selesai pengajian bilal pun azan lalu semua hadirin salat Zuhur dengan berjamaah dan makan bersama. Kadang-kadang hadir juga pada pengajian ini Sultan Siak, Sultan Johor, Raja-raja Panai dan Asahan, Perak, dan lain lain. Pada tahun 1337 H, harga beras naik. Kehidupan rakyat sulit. Di dalam Negeri Langkat, sekati beras 6 ons berharga 22 sen. Satu gantang padi berharga 14 rupiah. Sultan Aziz sebelum pengajian dimulai meminta kepada Tuan Guru Syekh Abdul Wahab supaya mendoakan semoga harga beras turun dan rakyat senang. Universitas Sumatera Utara Pada masa itu Siam menghentikan ekspor berasnya. Di Eropa, Inggris dan negeri belanda, sekati beras berharga tiga rupiah dan sepikul berharga tiga ratus rupiah. Di Jepang sekati beras seharga empat puluh sen. Kenaikan harga beras ini , adalah akibat dari perang dunia pertama. Barulah pada tahun 1339 H, harga beras dunia menjadi turun. Pada saat harga beras membumbung tinggi, Sultan Abdul Aziz mengumumkan siapa yang tidak mampu membeli beras, dipersilakan mengaji Qur’an membaca Qul Huallahu Ahad surat Al Ikhlas atau membaca Shalawat di mesjid Azizi Tanjung Pura. Baginda sendiri menjamin kehidupan mereka. Baginda terkenal dermawan, setiap tahun berzakat empat puluh ribu rupiah. Pada setiap 27 Ramadan mengadakan jamuan besar, bersedekah, kadang-kadang sampai sepuluh ribu rupiah dan kadang-kadang sampai limaa belas ribu rupiah. Pada 13 Rabiul Awal tahun 1320 H, Sultan Abdul Aziz mendirikan sebuah mesjid Raya di Tanjung Pura, dinamainya dengan Masjid Azizi. Bangunannya dapat menampung ribuan jamaah. Sampai kini masjid itu masih berdiri dengan megahnya, menjadi kebanggaan bagi daerah Langkat. Pada tahun 1331 H, baginda mendirikan perkumpulan agama yang bernama Al-Jamiatul Mahmudiah Litholabil Khairiah. Atas usaha baginda, didirikan sebuah madrasah agama di bekas istana almarhum ayahandanya, Sultan Musa Al-Muazzamsyah dengan nama Madrasah Maslurah. Tidak lama kemudian dijadikan tempat pengajian tingkat tsanawiyah, dengan nama Madrasah Aziziah. Madrasah Maslurah dan madrasah Aziziah ini terkenal pada zamannya karena banyak mengeluarkan alim ulama dan cerdik pandai yang terkenal. Universitas Sumatera Utara

2.4.8 Bintang Kehormatan