116 interaktif. Langkah selanjutnya adalah melakukan kajian materi melalui analisis
konsep, analisis tugas, dan perumusan tujuan pembelajaran. Dari hasil analisis tersebut dihasilkan tujuan pembelajaran sistem pengisian yaitu: siswa diharapkan
dapat 1 menjelaskan teori pembangkitan listrik, 2 menyebutkan fungsi sistem pengisian, 3 mengidentififkasi komponen sistem pengisian konvensional, 4
menjelaskan cara kerja sistem pengisian konvensional, 5 mengidentififkasi komponen sistem pengisian dengan ic regulator, 6 menjelaskan cara kerja sistem
pengisian dengan ic regulator, 7 memeriksa komponen sistem pengisian, 8 memperbaiki sistem pengisian, dan 9 mengukur arus dan tegangan sistem
pengisian. Pada tahap perancangan atau design, penelitian dilakukan dengan
kegiatan penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media yaitu adobe flash professional CS6, pemilihan format, dan melakukan perancangan awal media
pembelajaran interaktif sistem sistem pengisian sesuai dengan storyboard yang telah dibuat.
Rancangan awal menghasilkan prototipe yang divalidasi pada tahap pengembangan atau develop oleh tiga orang ahli materi, tiga orang ahli media,
dan dua orang ahli bahasa. Saran perbaikan dari para ahli kemudian digunakan untuk memperbaiki media pembelajaran.
Tahap disseminate merupakan tahapan akhir dari penelitian dan pengembangan media pembelajaran interaktif sistem pengisian. Tahap ini
dilakukan pemaketan media pembelajaran kedalam compact disk CD.untuk didistribusikan ke satu guru produktif TKR dan sembilan siswa di SMK Nasional
Berbah. Selain itu,
media juga
diunggah ke
internet pada
blog ranuiskandar.blogs.uny.ac.id.
117
2. Kelayakan Media Pembelajaran Interaktif Sistem Pengisian
a. Penilaian ahli
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh tiga orang ahli materi dapat disimpulkan bahwa untuk aspek kesesuaian materi
memperoleh skor rata-rata 3,72, sehingga skor tersebut termasuk dalam klasifikasi sangat layak. Sementara itu, pada aspek kualitas materi
memperoleh skor rata-rata 3,48, sehingga skor tersebut termasuk dalam klasifikasi sangat layak. Selanjutnya, pada aspek kualitas soal
memperoleh skor rata-rata 3,44, sehingga skor tersebut termasuk dalam klasifikasi sangat layak. Secara keseluruhan, penilaian dari ahli materi
memperoleh skor rata-rata 3,55, yang artinya ahli materi menyatakan media pembelajaran sistem pengisian sangat layak untuk digunakan.
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh tiga orang ahli materi dapat disimpulkan bahwa aspek komunikasi visual materi
memperoleh skor rata-rata 3,20, sehingga skor tersebut termasuk dalam klasifikasi layak. Sementara itu, pada aspek kualitas pemrograman
memperoleh skor rata-rata 3,42, sehingga skor tersebut termasuk dalam klasifikasi sangat layak. Secara keseluruhan, penilaian dari ahli media
memperoleh skor rata-rata 3,31, yang artinya ahli media menyatakan media pembelajaran sistem pengisian layak untuk digunakan.
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh dua orang ahli bahasa dapat disimpulkan bahwa untuk aspek penggunaan bahasa
memperoleh skor rata-rata 3,25, sehingga skor tersebut termasuk dalam klasifikasi layak. Sementara itu, pada aspek ketepatan bahasa
memperoleh skor rata-rata 3,10, sehingga skor tersebut termasuk dalam
118 klasifikasi layak. Secara keseluruhan, penilaian dari ahli bahasa
memperoleh skor rata-rata 3,17, yang artinya ahli bahasa menyatakan media pembelajaran sistem pengisian layak untuk digunakan
b. Uji coba lapangan
1 Uji coba lapangan terbatas Uji coba lapangan terbatas dilakukan oleh 18 orang siswa
yang memberikan tanggapannya terhadap media pembelajaran ditinjau dari kualitas materi, kualitas media, dan kualitas bahasa.
Aspek materi memperoleh skor rata-rata 3,27, sehingga skor tersebut termasuk dalam klasifikasi layak. Aspek media memperoleh skor
rata-rata 3,10, sehingga skor tersebut termasuk dalam klasifikasi layak. Aspek bahasa memperoleh skor rata-rata 3,11, sehingga skor
tersebut termasuk dalam klasifikasi layak. Secara keseluruhan, hasil uji coba lapangan terbatas memperoleh skor rata-rata 3,16, yang
artinya 18 orang siswa menyatakan media pembelajaran sistem pengisian layak untuk digunakan.
2 Uji coba lapangan lebih luas Sebelum dicari kelayakan media, Data uji coba lapangan lebih
luas perlu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah butir pertanyaan dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Standar minimal butir pertanyaan dikatakan valid yaitu 0,3 S. Eko Putro Widoyoko,
2014:180. Jika skor rata-rata butir pertanyaan kurang dari 0,3, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid dan sebaliknya. Berdasarkan
hasil analisis terdapat butir pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 1,