Tempat dan Waktu Penelitian

53

D. Metode dan Alat Pengumpul Data 1. Metode Pengumpulan Data

a. Pengamatan Observation

Suharsimi Arikunto 2013: 272, mendefinisikan pengamatan atau yang lebih dikenal dengan observasi adalah suatu kegiatan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Sutrisno Hadi 1986 dalam Sugiyono 2010: 144 membedakan observasi menjadi dua, yaitu: segi proses pelaksanaan observasi dan segi instrumen yang digunakan. Dari segi proses pelaksanaan observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1 Observasi peran serta merupakan observasi dimana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari siswa dikelas. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan menjadi lebih lengkap dan tajam. 2 Observasi non partisipan merupakan observasi dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Dilihat dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1 Observasi terstruktur merupakan observasi yang dirancang secara sistematis, mulai dari apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya. 54 2 Observasi tidak terstuktur merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis karena peneliti tidak tahu pasti apa yang diamati. Dari penjabaran diatas, maka observasi penelitian ini termasuk observasi peran serta dan observasi terstruktur. Observasi yang dilakukan terkait media pembelajaran dan proses pembelajaran yang ada di SMK Nasional Berbah. Hasil observasi digunakan untuk data studi pendahuluan.

b. Wawancara Interview

Suharsimi Arikunto 2013: 198 mendefinisikan wawancara atau kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara. Wawancara dilakukan peneliti harus dapat menciptakan suasana santai tapi serius sehingga responden dapat menjawab pertanyaan secara jujur. Sugiyono 2010: 138, mengemukan bahwa ada dua bentuk wawancara, yaitu: 1 Wawancara terstruktur. Wawancara ini dengan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah tersedia. 2 Wawancara tidak terstruktur. Wawancara tersebut tidak menggunakan pedoman wawancara. Sugiyono 2010: 328, mengemukakan bahwa agar hasil wawancara terekam dengan baik, maka perlu bantuan alat-alat sebagai berikut. 1 Buku catatan berfungsi mencatat semua percakapan informan. 2 Tape recorder berfungsi merekam semua percakapan.

Dokumen yang terkait

Pembangunan Media Pembelajaran Simulasi Teknik Kendaraan Ringan Untuk Kelas XI Di SMKN 8 Bandung

0 14 84

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA STANDAR KOMPETENSI MEMASANG INSTALASI PENERANGAN LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA DI SMK NASIONAL BERBAH.

1 4 193

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN ADOBE FLASH PADA KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM KOPLING SISWA KELAS XI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 2 172

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG INFORMASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI OTOMOTIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK NASIONAL BERBAH.

0 0 97

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK DASAR PENGELASAN UNTUK SISWA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI SLEMAN.

0 1 122

PENGEMBANGAN MODUL SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KARBURATOR PADA SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 2 TEMPEL.

0 0 193

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENGGUNAAN MULTIMETER PADA MATA PELAJARAN PENGGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK KELAS X DI SMK NASIONAL BERBAH.

0 3 148

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PENGEMBANGAN ASPEK SOFT SKILLS SISWA KELAS XII TP DI SMK NASIONAL BERBAH.

0 3 165

PENGEMBANGAN MODUL SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KARBURATOR PADA SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 2 TEMPEL.

1 8 193

PROSES PEMBELAJARAN DAN KELAYAKAN SARANA BENGKEL SISWA TEKNIK PEMESINAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN.

4 4 133