43 pengembangan, model atau metode pembelajaran baru yang masih
konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.
4 Implementation Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang
telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi,
rancangan model
atau metode
yang telah
dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model baru yang dikembangkan.
5 Evaluation Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif
dan sumatif. Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka mingguan,
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan semester. Evaluasi sumatif mengukur
kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Model Pengembangan media pembelajaran interaktif sistem pengisian menggunakan model pengembangan 4D dari Thiagarajan.
Alasan pemilihan model pengembangan 4D adalah karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu hanya mengetahui tingkat kelayakan
media. Model pengembangan Borg and Gall tidak dipilih karena terdapat uji keefektifan dengan memdandingkan media yang ada dengan
prototipe media. Sedangkan Model pengembangan ADDIE tidak dipilih karena tahap evaluasi dilakukan selama satu semester.
44
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer untuk
Peserta Didik Mata pelaja ran Teknik Kendaraan Ringan”, Penelitian oleh
Sukoco, Zainal Arifin, Sutiman, dan Muhkamad Wakid 2014. Hasil pengembangan menyimpulkan bahwa 1 penilaian guru
pengampu materi dan ahli media dinyatakan relatif layak dengan diperoleh prosentase kelayakan sebagai berikut: a kemudahan navigasi 98,
kandungan kognisi 100, Integrasi media 87, tampilan 78, dan Fungsikinerja 87. 2 Respons pengguna menyatakan media relatif layak
dengan prosentase kelayakan sebagai berikut: a kemudahan navigasi 92, b kandungan kognisi 95, c integrasi media 100, d tampilan
86,5, dan e fungsikinerja 97,3. Prestasi belajar peserta didik yang menggunakan media interaktif lebih baik dibandingan dibandingkan dengan
media power point dengan perbandingan t
hitung
t
tabel
1,911,70. 2.
“Pengembangan Multimedia Interaktif Pengukuran Tekknik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK
”, Penelitian oleh Suyitno 2014. Hasil penelitian yaitu: 1 proses pembuatan media pembelajaran
dilakukan melalui tiga tahap yaitu: analisis kebutuhan, pengembangan produk, uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil dan implementasi
produk akhir; dan 2 produk multimedia ini dapat digunakan sebagai salah satu media untuk meningkatkan pemahaman materi pengukuran teknik.
Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media interaktif dan siswa yang menggunakan media konvensional. Media
interaktif lebih efektif daripada media konvensional, dapat dilihat dari rerata
45 kelas eksperimen sebesar 78,83 yang lebih besar dari rerata kelas kontrol
sebesar 69,78. 3.
“Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Kompetensi Dasar Register Berbasis Inkuiri Terbimbing
”, Penelitian oleh Muhammad Munir 2014. Hasil pengembangan media pembelajaran, yaitu: 1 pengembangan
Media Pembelajaran Interaktif Kompetensi Dasar Register Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui beberapa tahap, yaitu: tahap analisis, tahap desain
media, tahap implementasi, dan tahap pengujian. 2 media pemmbelajaran ini dikembangkan menggunakan software Macromedia Flash 8. 3 hasil
unjuk kerja daro media pembelajaran interaktif komponen dasar register berdasarkan hasil black box testing menunjukan fungsi-fungsi navigasi dan
tombol berjalan 100.
C. Kerangka Pikir
Perbaikan Sistem Starter dan Pengisian merupakan salah satu standar kompetensi yang ada pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Nasional Berbah. Salah satu isi materi standar kompetensi tersebut adalah sistem pengisian yang membahas mengenai indetifikasi dan perbaikan sistem
pengisian. Pembelajaran sistem pengisian di SMK Nasional Berbah menggunakan
media pembelajaran berupa power point dan buku teks. Penggunaan media pebelajaran tersebut kurang dapat memberikan gambaran nyata materi sistem
pengisian. Media pembelajaran tersebut hanya menampilkan gambar dan teks. Hal ini cenderung membuat motivasi belajar siswa rendah dan proses
pembelajaran menjadi membosankan.