15 Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar KK 18
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Perbaikan sistem stater dan Pengisian PSSP
a. Mengidentifikasi sistem starter b. Memperbaiki sistem starter dan komponen-
komponennya c. Mengidentifikasi sistem pengisian
d. Memperbaiki sistem
pengisian dan
komponen-komponennya
Sumber : Dokumen silabus-silabus tahun 2016 SMK Nasional Berbah Kompetensi dasar yang akan dikembangkan media pembelajarannya,
yaitu 1 mengidentifikasi sistem pengisian dan 2 memperbaiki sistem pengisian dan komponen-komponennya. Materi pembelajaran kedua kompetensi
dasar tersebut ditunjukkan Tabel 2. Tabel 2. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Sistem Pengisian
No Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
1. Mengidentifikasi sistem pengisian dan
komponen- komponennya
a. Teori pembangkitan listrik b. Fungsi sistem pengisian
c. Komponen sistem pengisian konvensional d. Cara kerja sistem pengisian konvensional
e. Komponen sistem pengisian dengan IC regulator
f. Cara kerja sistem pengisian jenis IC regulator 2
Memperbaiki sistem pengisian baterai
dan komponen- komponennya
a. Pemeriksaan komponen sistem pengisian b. Perbaikan sistem pengisian
c. Pengukuran arus dan tegangan sistem pengisian
Sumber : Dokumen silabus-silabus tahun 2016 SMK Nasional Berbah dengan sedikit perubahan.
Pada kompetensi dasar mengidentifikasi sistem pengisian terdapat penambahan
materi pembelajaran,
yaitu teori
pembangkitan listrik.
Penambahan ini atas permintaan Banung Heru Cahyono, S.Pd., selaku
16 pengampu pembelajaran PSSP. Hal ini dikarenakan perlu adanya pemberian
pemahaman dasar kepada siswa sebelum belajar sistem pengisian lebih lanjut.
3. Karakteristik Siswa SMK
Secara psikologis siswa SMK berada pada tahapan masa remaja, yakni masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Istilah lain dari
masa remaja adalah adolescentia yang berasal dari bahasa latin. Adolescentia dari kepustakaan berbahasa inggris menunjukkan masa
peralihan dengan semua perrubahan psikis, yaitu antara umur 12-22 tahun Singgih D. Gunarsa, 2008: 202
Remaja yang termasuk siswa SMK berusia antara 15-18 tahun. Masa ini merupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembangan
kehidupan manusia. Pada masa ini individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu sisi individu menunjukkan ketergantungan pada
orang tua atau orang dewasa; pada sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri Mamat Supriatna dan
Nandang Budiman, tanpa tahun. Pada setiap tahapan perkembangan manusia terdapat sejumlah
tugas perkembangan yang harus dipelajari dan diselesaikan oleh individu agar diperoleh kesuksesan dalam perkembangan kehidupan selanjutnya.
Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang muncul pada setiap periode perkembangan individu selama hidupnya, yang dipengaruhi oleh
tuntutan kematangan diri, aspirasi lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan budaya sekitarnya.
Singgih D. Gunarsa 2008: 207 merumuskan tugas perkembangan bagi para remaja adalah sebagai berikut.
17 a. Menerima keadaan fisiknya.
b. Memperoleh kebebasan emosional. c. Mampu bergaul.
d. Menemukan model untuk identifikasi. e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri.
f. Memperkuat penguatan diri atas dasar skala nilai dan norma. g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakannya.
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Miarso, dkk 1984:46 dalam Arif S. Sadiman Arief S. Sadiman dkk 2011: 15, mendefinisikan kata media sebagai bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Yudhi Munadi 2013:6, mendefinisikan media berasal dari
bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa Arab, media disebut wasail
yang artinya juga tengah. Kata tengah artinya adalah sebagai perantara atau yang mengantarai kedua sisi.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, sedangkan media
merupakan perantara antara sumber informasi dengan siswa. Media pembelajaran memiliki peran yang penting dalam
proses pembelajaran. Miarso dalam Rusman dkk 2012: 170, mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong