Peran Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013

15 Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut Kompetensi Dasar KD yang dikembangkan dari Kompetensi Inti KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan Kemendikbud, 2013: 4 – 5.

6. Peran Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013

Guru merupakan bagian terpenting dalam sebuah pembelajaran karena guru terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, sosialisasi Kurikulum 2013 harus benar-benar menyentuh guru. Keberhasilan 16 implementasi kurikulum 2013 sangat tergantung dengan kompetensi yang dimiliki guru. Dalam PP 74 tahun 2008 disebutkan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Buchari, dkk 2010: 135-138 menjelaskan kompetensi-kompetensi tersebut sebagai berikut: a. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. b. Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur, sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Beberapa kompetensi kepribadian guru, antara lain beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya diri, tenggang rasa dan toleran, terbuka dan demokratis, sabar dalam menjalankan profesi keguruannya, mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya, memahami tujuan pendidikan, mampu menjalin hubungan insani, memahami kelebihan dan kekurangan diri, serta kreatif dan inovatif dalam berkarya. c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian dari yang tak terpisahkan dari masyarakat yang memiliki kemampuan, keterampilan yang cukup luas, ikut secara aktif dalam proses pembangunan. Ruang lingkup kompetensi sosial guru meliputi terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik, bersikap simpatik, dapat bekerjasama dengan dewan pendidikankomite sekolah, pandai bergaul, dan memahami lingkungannya. 17 d. Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut Cooper dalam Buchari, dkk 2010: 138, terdapat 4 komponen kompetensi profesional, yaitu mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, serta mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar. Jika kompetensi guru ini tinggi, guru dapat dengan optimal dalam menjalankan pembelajaran sesuai dengan kurikulum, tetapi jika kompetensi guru rendah, proses pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Selain tuntutan menonjolkan keempat kompetensi tersebut, dalam Kurikulum 2013 guru juga dituntut untuk dapat mengaplikasikan strategi pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pancaindra peserta didik, karena dalam Kurikulum 2013 guru tidak lagi memberitahu kepada peserta didik, tetapi peserta didik yang aktif mencari tahu. Dengan strategi pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pancaindra, potensi peserta didik dapat berkembang secara otentik ke dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik sesuai dengan harapan pemerintah. Nana 2013: 191 menambahkan peran guru dalam proses pengem- bangan kurikulum meliputi tiga tahap, yaitu tahap perancangan, pelaksanaan, dan penilaian. Tahap perancangan berkenaan dengan seluruh kegiatan yang menghasilkan dokumen kurikulum kurikulum tertulis, tahap pelaksanaan kurikulum atau implementasi kurikulum meliputi kegiatan menerapkan semua 18 rancangan yang tercantum dalam kurikulum tertulis, dan tahap penilaian kurikulum meliputi kegiatan pcnilaian terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil pelaksanaan kurikulum.

7. Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Kimia