57
Berdasarkan ketiga komponen pemahaman terhadap Kurikulum 2013, seluruh responden dapat dikatakan dengan baik dalam memahami Kurikulum
2013. Hal ini ditunjukkan dengan hasil rata-rata pemahaman responden terhadap Kurikulum 2013 adalah 78,50 dan dapat dikategorikan baik. Seluruh responden
dapat memahami Kurikulum 2013 dengan baik karena pernah mengikuti diklat, sosialisasi dan pelatihan Kurikulum 2013, baik yang diselenggarakan oleh dinas
pendidikan maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP.
2. Pelaksanaan Kurikulum 2013 oleh Guru Kimia Kelas XI
Tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah perencanaan pembelajaran yang meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP, penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Tahap kedua yaitu proses pelaksanaan pembelajaran
yang merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Tahap ketiga adalah penilaian proses pembelajaran
yang menggunakan pendekatan penilaian otentik. Penilaian proses pembelajaran terdiri dari penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.
a. Perencanaan Pembelajaran
Tahap pertama
dalam pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 yaitu perencanaan pembelajaran yang
58
diwujudkan dengan penyusunan RPP. RPP yang dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar KD. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pada penelitian ini, peneliti telah mengumpulkan contoh RPP dari ketiga responden yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Ketiga
responden terdapat satu RPP yang dibuat secara berkelompok. Hal ini mungkin terjadi karena berdasarkan Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang
Pedoman Umum Pembelajaran, RPP dapat disusun secara mandiri maupun berkelompok. Hasil RPP yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis sesuai
pedoman penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013.
1 Identitas Mata Pelajaran
Komponen pertama yang dianalisis dalam penyusunan RPP adalah memuat identitas mata pelajaran. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa
seluruh RPP yang dibuat oleh ketiga responden sudah sangat baik. Identitas mata pelajaran dalam ketiga RPP sudah memuat satuan pendidikan, kelas, semester,
mata pelajaran, materi pokok, jumlah pertemuan, dan jumlah jam pelajaran.
59
Secara keseluruhan, rata-rata perencanaan pembelajaran pada komponen pemuatan identitas mata pelajaran yaitu 100 dan dikategorikan sangat baik.
2 Kompetensi Inti
Komponen kedua yang dianalisis dalam penyusunan RPP adalah Kompetensi Inti. Berdasarkan Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar Struktur Kurikulum SMA-MA menerangkan bahwa Kurikulum 2013 memuat empat Kompetensi Inti. Empat Kompetensi tersebut yaitu
Kompetensi Inti-1 KI-1 untuk kompetensi inti sikap spiritual, Kompetensi Inti-2 KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, Kompetensi Inti-3 KI-3 untuk
kompetensi inti pengetahuan, dan Kompetensi Inti-4 KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa seluruh responden telah
menuliskan Kompetensi Inti berdasarkan Kurikulum 2013 dengan sangat baik dan lengkap yang memuat KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. Secara keseluruhan rata-rata
perencanaan dalam penulisan Kompetensi Inti yaitu 100 atau dapat dikategorikan dengan sangat baik.
3 Kompetensi Dasar dan Indikator
Komponen ketiga yang dianalisis adalah Kompetensi Dasar KD dan indikator. Ada empat poin indikator pencapaian dalam penulisan Kompetensi Inti
dan indikator. Poin pertama adalah memuat Kompetensi Dasar sesuai dengan materi pokok. Berdasarkan hasil analisis, seluruh responden telah menuliskan
Kompetensi Dasar sesuai dengan materi pokok dengan sangat baik. Poin kedua
60
adalah indikator sesuai dengan Kompetensi Dasar. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh responden telah membuat indikator sesuai KD dengan sangat baik.
Poin ketiga adalah indikator menggunakan kata kerja operasional relevan dengan KD yang dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa
seluruh responden telah menuliskan Kompetensi Dasar dan indikator dengan sangat baik. Poin keempat adalah indikator mencakup kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh responden telah membuat indikator dengan baik, tetapi dua responden belum membuat
indikator yang memuat kompetensi sikap. Secara keseluruhan, rata-rata perencanaan dalam hal penulisan Kompetendi Dasar dan indikator adalah 95,83
atau dapat dikategorikan dengan sangat baik.
4 Tujuan Pembelajaran
Komponen keempat yang dianalisis pada penyusunan RPP adalah membuat tujuan pembelajaran. Ada dua poin penting dalam penulisan tujuan
pembelajaran. Poin pertama yaitu tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh responden
telah membuat tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator kompetensi dengan sangat baik. Poin kedua yaitu mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Berdasarkan analisis diketahui bahwa seluruh responden telah membuat
tujuan pembelajaran yang mencakup kompetensi pengetahuan dan keterampilan dengan sangat baik. Namun satu responden tidak membuat tujuan pembelajaran
61
yang mencakup kompetensi sikap. Secara keseluruhan, rata-rata perencanaan pembelajaran dalam hal menuliskan tujuan pembelajaran adalah 95,83 atau
dapat dikategorikan dengan sangat baik.
5 Materi Ajar
Komponen kelima yang dianalisis dalam penyusunan RPP adalah materi ajar. Materi ajar bertujuan untuk menunjang pencapaian Kompetensi Dasar yang
memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Ada delapan poin penting dalam mengidentifikasi materi pembelajaran. Delapan poin tersebut yaitu materi
ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, menunjang potensi peserta didik, relevan dengan karakteristik daerah, mempertimbangkan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional,
sosial, dan
spiritual peserta
didik, memiliki
kebermanfaatan bagi
peserta didik,
menunjang struktur
keilmuan, mempertimbangkan aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, dan
memiliki relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. Berdasarkan analisis diketahui bahwa dua responden sudah membuat
materi ajar dengan baik untuk perencanaan pembelajaran, namun satu responden masih belum membuat materi ajar dengan baik. Contoh materi ajar tersebut, yaitu
tentang “Kelarutan dan Hasil Kali kelarutan”, materi ajar yang dituliskan hanya mencantumkan Konsep Larutan dalam Reaksi Kesetimbangan, dan Pengertian
Hasil Kali Kelarutan Ksp tanpa melampirkan materi ajar secara mendalam. Contoh pada pembelajaran ini dapat dituliskan materi tentang kelarutan, jenis
pelarut, suhu, dan hubungan antara kelarutan dengan Ksp disertai dengan contoh
62
dalam kehidupan sehari-hari. Padahal menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses bahwa materi pembelajaran memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi. Materi ajar yang tidak
melampirkan materi secara mendalam menjadi sulit untuk dianalisis dalam masing-masing poin.
Kesalahpahaman konsep dalam pembelajaran kimia juga dapat terjadi dari penulisan-penulisan yang berhubungan dengan kimia. Misalnya yang terjadi pada
penulisan tanda panah untuk reaksi kesetimbangan. Pada contoh RPP tentang “Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”, yaitu pada reaksi kesetimbangan yang
dituliskan seperti ini : AgCls ↔ Ag
+
aq + Cl
-
aq dan pada reaksi kesetimbangan yang lain dengan tanda anak panah yang kurang tepat. Persamaan
reaksi kesetimbangan yang lebih tepat yaitu dapat dituliskan sebagai berikut : AgCls
Ag
+
aq + Cl
-
aq . Tanda panah ganda tunggal ↔ mempunyai
arti bahwa tanda tersebut digunakan untuk menunjukkan resonansi antara dua molekul. Biasanya, reaktan akan menjadi isomer resonansi dari produk.
Sedangkan tanda panah kesetimbangan yaitu dua anak panah dengan duri
tunggal menunjuk ke arah yang berlawanan menunjukkan reaksi reversibel bila reaksi tersebut berada dalam kondisi kesetimbangan.
Secara keseluruhan pada komponen materi ajar dalam membuat perencanaan pembelajaran, rata-rata responden sudah dapat melaksanakan sebesar
76,04 atau dapat dikategorikan dengan baik. Hal yang masih perlu ditingkatkan
63
dalam pembuatan materi ajar adalah materi ajar yang mempertimbangkan aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, relevan dengan
karakteristik daerah, serta memiliki kebermanfaatan bagi peserta didik.
6 Metode PembelajaranPendekatan
Komponen keenam adalah metode pembelajaranpendekatan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa seluruh responden sudah membuat metode
pembelajaranpendekatan dengan sangat baik. Metode pembelajaranpendekatan yang telah dibuat sudah sesuai dengan materi pembelajaran, metode pembelajaran
dapat membantu tersampaikannya materi pembelajaran kepada peserta didik secara efektif, efisien, dan bermakna, serta dapat menumbuhkan partisipasi yang
aktif. Secara keseluruhan, rata-rata perencanaan pembelajaran dalam hal menuliskan metode pembelajaranpendekatan adalah 83,33 atau dapat
dikategorikan dengan sangat baik.
7 Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Komponen ketujuh pada analisis perencanaan pembelajaran adalah media, alat, dan sumber pembelajaran. Pada komponen ini dibagi menjadi tiga
subkomponen yang terdiri dari media pembelajaran, alatbahan pembelajaran, dan sumber belajar.
a Media Pembelajaran
Subkomponen yang pertama adalah media pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
64
materi pembelajaran. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai dalam Sutiman dan Eli Rohaeti 2002 : 98 menjelaskan, terdapat empat jenis media yang bisa
digunakan dalam pembelajaran, yaitu 1 media grafis media dua dimensi yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar seperti gambar, foto, grafik,
bagan atau diagram, poster, komik, kartun, 2 media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti: model padat solid model, model penampang, model susun,
model kerja, mock up, diorama, 3 media proyeksi seperti: slide, film, film strips, penggunaan OHP, 4 penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.
Hasil analisis diketahui bahwa seluruh responden sudah menggunakan atau memanfaatkan media pembelajaran dengan baik. Media pembelajaran yang
dibuat bervariasi, baik sederhana maupun memanfaatkan multimedia. Media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. Namun dua responden
masih kurang tepat dalam membuat media pembelajaran pada Lembar Kerja Siswa LKS.
Contoh LKS yang pertama tentang “Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”, di dalam LKS pada lembar pertanyaan yang harus dikerjakan pada siswa yaitu
memberikan skema kelarutan BaF
2
yang akan menghasilkan endapan BaF
2
. Larutan BaF
2
dalam air akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya, sehingga akan mudah larut dalam air. Contoh lain pada LKS yang menggunakan larutan
NaCl pada pokok materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, sama halnya dengan BaF
2
bahwa NaCl dalam air akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya dan mudah larut dalam air. Pada umumnya, materi Ksp yang dipelajari peserta didik
65
pada tingkat SMA adalah contoh larutan garam yang sukar larut dalam air. Michael Purba 2006 : 266 menambahkan bahwa pada bab Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan akan membahas kelarutan garam dan basa dalam air, khusunya yang tergolong sukar larut. Salah satu contoh larutan garam sukar larut dalam air
yang biasa digunakan dalam pembahasan materi Ksp adalah AgCls. Endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dengan larutan jenuhnya, maka
kesetimbangan berikut yang terjadi: AgCls
Ag
+
aq + Cl
-
aq ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase
padat, sedang ion-ionnya Ag
+
dan Cl
-
ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai:
K =
[ ][
] [ ]
. Konsenrtasi perak klorida dalam fase padat tidak berubah, dan karenanya dapat dimasukkan dalam suatu tetapan baru, Ks, yang dinamakan hasil
kali kelarutan: Ks = [Ag
+
][ Cl
-
] Vogel, 1985: 73-74 Secara keseluruhan, rata-rata perencanaan pembalajaran dalam pembuatan
media pembelajaran sebesar 79,17 atau dapat dikategorikan dengan baik. Hal yang masih perlu ditingkatkan adalah pembuatan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran dan pendekatan pembelajaran saintifik, selain itu membuat Lembar Kerja Siswa LKS atau petuntuk praktikum sebagai salah satu
medi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
66
b AlatBahan Pembelajaran
Subkomponen yang kedua yaitu alatbahan pembelajaran. Hasil analisis diketahui bahwa seluruh responden sudah menuliskan alatbahan pembelajaran
pada RPP dengan sangat baik. Alatbahan pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran, misalnya white board, spidol, atau proyektor. Rata-rata untuk
perencanaan pembelajaran pada subkomponen alatbahan pembelajaran adalah 100 atau dapat dikategorikan dengan sangat baik.
c Sumber Belajar
Subkomponen yang ketiga adalah sumber belajar. Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses bahwa sumber
belajar adalah rujukan, objek danatau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh responden sudah menentukan sumber belajar dengan baik. Sumber belajar
yang digunakan dalam pembelajaran berupa buku teks pelajaran yang mendukung materi pembelajaran. Secara keseluruhan, rata-rata dalam menentukan sumber
belajar adalah 80,56 atau dapat dikategorikan dengan baik. Hal yang masih perlu ditingkatkan adalah sumber belajar merujuk materi-materi yang diperoleh
melalui Teknologi Informasi, dan memanfaatkan narasumber, lingkungan alam, sosial, dan budaya sebagai sumber belajar.
67
8 Kegiatan Pembelajaran
Komponen kedelapan yang dianalisis adalah kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses bahwa
Kegaiatan Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a Kegiatan Pendahuluan
Subkomponen pertama pada kegiatan pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan. Ada dua poin penting yang dianalisis pada subkomponen kegiatan
pendahuluan. Poin pertama adalah kegiatan pendahuluan memuat kegiatan apersepsi. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa seluruh responden masih
kurang tepat dalam menuliskan perencanaan kegiatan apersepsi. Contoh kegiatan apersepsi yang pertama untuk topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yaitu
responden bertanya kepada peserta didik tentang bagaimana cara membuat larutan gula dan apa yang terjadi jika ke dalam larutan tersebut ditambahkan gula secara
terus menerus. Apersepsi tersebut masih belum membuat peserta didik terdorong dalam membuat pokok permasalahan dan memunculkan topik pelajaran yang
dapat disebutkan oleh peserta didik. Akan lebih baik jika apersepsinya menggunakan bahasan yang berhubungan dengan reaksi pengendapan seperti:
AgNO
3
aq + NaClaq → AgCls + NaNO
3
aq dari reaksi tersebut akan dihasilkan endapan AgCls yang sukar larut dalam air,
sehingga dari permasalahan tersebut akan dapat memunculkan topik pelajaran yang selanjutnya akan didiskusikan oleh peserta didik.
68
Berbeda dengan responden kedua yang menuliskan kegiatan motivasi dan apersepsi pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Akan tetapi, pada
kegiatan motivasi berisi pertanyaan tentang membuat larutan garam dan akibatnya jika garam yang ditambahkan berlebihan sampai garam tidak dapat larut.
Sedangkan, pada kegiatan apersepsi berisi ulasan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu membahas mengenai kelarutan suatu zat dan faktor-faktor yang
menentukan kelarutan zat tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dilihat bahwa kegiatan motivasi mendekati pada kegiatan apersepsi, sedangkan kegiatan
apersepsi masih kurang tepat. Pada dasarnya, konsep kegiatan apersepsi adalah guru bertanya tentang pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, namun yang
berkaitan dengan topik pelajaran. Melalui pertanyaan yang diajukan oleh guru, akan memunculkan masalah yang dibuat oleh peserta didik, dan dari
permasalahan tersebut akan memunculkan topik pelajaran. Poin kedua adalah kegiatan pendahuluan memuat tujuan dan manfaat
pembelajaran. Hasil analisis menujukkan seluruh responden telah merencanakan kegiatan pendahuluan yang memuat tujuan dan manfaat pembelajaran dengan
sangat baik. Secara keseluruhan, rata-rata komponen kegiatan pembelajaran pada subkomponen kegiatan pendahuluan adalah sebesar 75 atau dapat dikategorikan
dengan baik. Berdasarkan hasil analisis, yang masih perlu ditingkatkan adalah merencanakan kegiatan apersepsi.
69
b Kegiatan Inti
Subkomponen kedua pada kegiatan pembelajaran adalah kegiatan inti. Berdasarkan Kurikulum 2013, kegiatan inti pembelajaran memuat kegiatan
mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Kegiatan tersebut biasa dikenal dengan kegiatan 5M atau pendekatan saintifik. Ada lima poin indikator analisis pada kegiatan inti. Poin
pertama adalah kegiatan inti memuat kegiatan mengamati oleh peserta didik untuk menemukan masalah. Hasil analisis menunjukkan hanya satu responden yang
sudah menuliskan kegiatan mengamati dengan sangat baik. Kegiatan mengamati yang dituliskan yaitu diwujudkan dengan melihat gambar dan video. Responden
kedua menuliskan kegiatan mengamati dengan melihat video demonstrasi kelarutan, tetapi tidak dijelaskan zat apa yang sedang dibahas. Responden ketiga
menuliskan kegiatan mengamati dengan melihat demonstrasi pembuatan larutan garam, namun jenis garam yang digunakan tidak disebutkan karena responden
tidak melampirkan LKS. Poin kedua dalam kegiatan inti yaitu mencakup kegiatan memancing
peserta didik untuk merumuskan pertanyaan atau memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. Hasil analisis menujukkan pada kegiatan menanya
untuk peserta didik, dua responden sudah menuliskan dengan baik dan satu responden belum menuliskan dengan baik. Pada RPP tentang “Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan”, dijelaskan bahwa guru bertanya kepada peserta didik untuk menggali pengetahuan tentang konsep kelarutan senyawa yang akan dihubungkan
70
dengan Ksp. Hal yang seharusnya dilakukan adalah guru memancing peserta didik untuk bertanya tentang gejala yang diamati ketika melihat demonstrasi yang telah
dilakukan pada kegiatan mengamati. Poin ketiga dalam kegiatan inti adalah kegiatan peserta didik untuk
mengumpulkan informasi data yang relevan dengan pertanyaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh responden telah menuliskan kegiatan peserta didik
untuk mengumpulkan informasi pada RPP dengan baik. Namun satu responden tidak melampirkan LKS, sehingga informasi yang telah dikumpulkan kurang
relevan dengan pertanyaan yang telah dirumuskan. Responden kedua telah melampirkan LKS yang dibagikan pada kegiatan pendahuluan. Akan tetapi, pada
kegiatan pengumpulan data peserta didik mencari dan membaca buku. Akan lebih baik jika buku dipelajari terlebih dahulu, kemudian peserta didik melakukan
penemuan konsep pembelajaran dengan bantuan LKS. Selain itu, pada pertemuan kedua peserta didik mendapatkan LKS, tetapi guru menjelaskan materi pelajaran
menggunakan Power Point, sehingga LKS kurang bermanfaat. Poin keempat dalam kegiatan inti adalah kegiatan mengolah informasi
untuk membuat kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa satu responden telah menuliskan kegiatan mengolah informasi dengan baik, sedangkan dua
responden masih belum tepat. Responden pertama menyuruh peserta didik melakukan demonstrasi, padahal dalam RPP sebelum melakukan demonstrasi
peserta didik telah mengumpulkan informasi. Hal ini membuat hubungan antara kegiatan M yang satu dengan M yang lain dari 5M tidak terjadi dengan rapi.
71
Sedangkan, teori pada LKS yang dibuat oleh responden kedua terlalu memberi tahu atau lengkap, sehingga proses penemuan kurang bermakna. Selain itu, LKS
pada pertemuan kedua tidak memuat pertanyaan, padahal pertanyaan penting untuk membuat kesimpulan oleh peserta didik tentang materi pembelajaran.
Poin kelima dalam kegiatan inti adalah kegiatan peserta didik untuk mengomunikasikan pengetahuan yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa seluruh responden telah menuliskan kegiatan mengomunikasikan dengan baik. Peserta didik mengomunikasikan pengetahuan yang telah diperoleh
dengan melakukan presentasi hasil diskusi kelompok. Secara keseluruhan, rata- rata perencanaan subkomponen kegiatan inti adalah sebesar 70,00 atau dapat
dikategorikan dengan baik.
c Kegiatan Penutup
Subkomponen ketiga dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan penutup. Hasil analisis menunjukkan seluruh responden telah menuliskan kegiatan
penutup mencakup kegiatan refleksi danatau membuat rangkuman bersama peserta didik dengan sangat baik. Hal yang perlu ditingkatkan pada kegiatan
penutup adalah membuat rangkuman yang berkaitan dengan kegiatan inti pembelajaran. Secara keseluruhan, rata-rata perencanaan subkomponen kegiatan
penutup adalah sebesar 83,33 atau dapat dikategorikan dengan sangat baik. Secara keseluruhan rata-rata perencanaan dalam kegiatan pembelajaran
yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup adalah sebesar 76,11 atau dapat dikategorikan dengan baik. Hal yang masih perlu
72
ditingkatkan yaitu dalam membuat apersepsi yang sesuai dengan materi pembelajaran, dan merencanakan kegiatan inti yang memuat kegiatan 5M dalam
pendekatan saintifik yang saling berhubungan dan rapi.
9 Bentuk Penilaian
Komponen kesembilan yang dianalisis adalah bentuk penilaian yang terdiri dari dua subkomponen yaitu bentuk instrumen penilaian dan pedoman
penskoran. Pada subkomponen pertama, hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh responden telah membuat bentuk instrumen penilaian yang mencakup
penilaian sikap spiritual dan sosial, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan yang sesuai dengan Kompetensi Dasar, serta menjabarkan soal-soal
dari tujuan pembelajaran. Secara keseluruhan, rata-rata pembuatan bentuk instrumen penilaian adalah sebesar 95,83 atau dapat dikategorikan dengan
sangat baik. Pada subkomponen kedua, hasil analisis menunjukkan hanya satu
responden yang telah membuat pedoman penskoran dengan sangat baik, sedangkan dua responden tidak membuat kunci jawaban dan skor untuk soal-soal
yang telah dibuat. Secara keseluruhan, rata-rata dalam membuat pedoman penskoran adalah sebesar 66,67 atau dapat dikategorikan dengan baik. Secara
keseluruhan, rata-rata dalam mempersiapkan penilaian adalah sebesar 81,25 atau dapat dikategorikan dengan sangat baik. Hal yang perlu ditingkatkan adalah
mempersiapkan kunci jawaban dan menyertakan skor untuk soal-soal yang telah dibuat.
73
Berdasarkan hasil analisis untuk perencanaan pembelajaran yang terdiri dari sembilan komponen yaitu identitas mata pelajaran, Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaranpendekatan, media, alat, dan sumber pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan bentuk penilaian terlaksana sebesar 88,33 atau dapat dikategorikan dengan sangat baik. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan taraf belajar peserta didik, menyiapkan materi ajar yang sesuai dengan topik pembelajaran
dengan memanfaatkan lingkungan dan sesuai karakteristik daerah. Selain itu, membuat apersepsi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, menyiapkan
kegiatan pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik, dan membuat penilaian yang dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penskoran.
b. Proses Pembelajaran