42
G. Metode Analisis Data
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan data hasil pengisian kuesioner dan wawancara. Analisis
kuantitatif digunakan untuk menghitung persentase rata-rata dari variabel-variabel penelitian, sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
kendala-kendala yang dihadapi oleh guru kimia SMA kelas XI dalam melaksanakan Kurikulum 2013 pada pembelajaran kimia. Perhitungan yang
digunakan adalah persentase rata-rata.
1. Analisis Persentase
Analisis persentase digunakan untuk menghitung rata-rata pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013 dan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang terdiri dari
perencanaan, proses, dan penilaian pembelajaran kimia berdasarkan Kurikulum 2013 dengan langkah-langkah berikut:
a. Menghitung skor total masing-masing guru pada setiap aspek.
b. Menghitung persentase skor masing-masing guru pada setiap aspek yang
diperoleh dari langkah 1 sebagai berikut: Persen skor =
x 100.................................1 c.
Menghitung persentase rata-rata semua guru pada setiap aspek diperoleh dari langkah 2 sebagai berikut:
Rata-rata persentase =
x 100............................2
43
d. Mengubah persentase skor menjadi tingkat ketercapaian Kurikulum 2013 pada
pembelajaran kimia di Kabupaten Kulon Progo untuk setiap aspek menggunakan ukuran penafsiran data menurut Suharsimi 2010: 269
Tabel 9. Pedoman Konversi Persentase Skor
Persentase Perolehan Skor
Kategori
81 – 100
Sangat baik
61 – 80
Baik 41
– 60 Cukup
21 – 40
Kurang Baik – 20
Tidak Baik
2. Analsis Wawancara
Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh data kendala yang dihadapi oleh guru pada pelaksanaan Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek
perencanaan, proses, dan penilaian pembelajaran kimia. Kemudian data yang diperoleh diklasifikasikan dan dianalisis.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Kabupaten Kulon Progo memiliki tiga Sekolah Menengah Atas SMA yang menerapkan Kurikulum 2013. Sekolah tersebut adalah SMA Negeri 1
Wates, SMA Negeri 2 Wates, dan SMA Negeri 1 Sentolo. Ketiga sekolah tersebut berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Provinsi Yogyakarta.
Kurikulum merupakan komponen yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan
kepala sekolah. Guru memegang peranan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum, selain itu guru juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik. Demikian halnya dengan pengembangan kurikulum yang menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam
membentuk kompetensi pribadi peserta didik Mulyasa, 2006 : 162. Keadaan guru mata pelajaran Kimia kelas XI SMA di Kabupaten Kulon Progo dari tiga
sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan melakukan
pengisian kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi, hasil kuesioner tentang pemahaman guru kimia terhadap Kurikulum 2013 di Kabupaten Kulon
Progo ditunjukkan pada Tabel 10.