31
a. Survei biasanya meneliti pendapat atau perasaan populasi yang tidak
mendalam, apalagi jika digunakan angket. b.
Pendapat populasi yang disurvei antara lain mengenai permasalahan yang mengandung unsur emosi dan politik, seperti pendapat yang mudah berubah-
ubah dalam jangka waktu singkat. c.
Tidak ada jaminan bahwa angket dijawab oleh seluruh sampel. Kesimpulan yang diambil didasarkan atas jawaban yang masuk saja tidak sepenuhnya dapat
dipercayai sebagai pendapat keseluruhan sampel dan dengan sendirinya
pendapat keseluruhan populasi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miftahudin Nur Ihsan 2016 dengan
judul “Survei Pemahaman dan Pelaksanaan Kurikulum 2013 oleh Guru Kimia Kelas X Sekolah Menengah Atas di Kabupaten
Gunungkidul” dalam hal metode penelitian. Penelitian tersebut mengetahui tingkat pemahaman guru kimia SMA kelas X di Kabupaten Gunungkidul terhadap
Kurikulum 2013, dan tingkat pelaksanaan Kurikulum 2013 oleh guru kimia SMA kelas X di Kabupaten Gunungkidul, serta korelasi antara pemahaman guru kimia
SMA kelas X di Kabupaten Gunungkidul dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Kimia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa
tingkat pemahaman guru kimia SMA kelas X terhadap Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran kimia sebesar
85,94 sangat baik. Rata-rata tingkat pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Kimia SMA kelas X sebesar 82,69 sangat baik, serta terdapat
32
hubungan yang positif antara pemahaman guru kimia dengan tingkat pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Kimia SMA kelas X di Kabupaten
Gunungkidul. Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardi
2014 dengan judul “Survey of Implementation of Curriculum 2013 in Chemistry Teaching-
Learning in Yogyakarta City Senior High Schools” dalam hal metode penelitian. Penelitian tersebut menentukan tingkat pelaksanaan Kurikulum 2013
dan korelasi antara sosialisasi Kurikulum 2013 dengan persiapan, proses, serta evaluasi pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui
bahwa tingkat pelaksanaan Kurikulum 2013 pada pembelajaran kimia SMA di Kota Yogyakarta ditinjau dari aspek sosialisasi Kurikulum 2013, persiapan,
proses, dan evaluasi pembelajaran kimia adalah tinggi dengan skor rata-rata secara berturut-turut sebesar 78,33, 77,05, 83,80, dan 74,96, serta terdapat
korelasi yang positif antara sosialisasi Kurikulum 2013 dengan persiapan, proses, dan evaluasi pembelajaran kimia.
Selain itu, penelitian ini juga serupa dengan penelitian Lilik Prihastuti 2008 dengan judul “Implementasi Pembelajaran Kimia dalam Menghadapi
Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP pada SMA di Wilayah Kabupaten Kulon Progo” dalam hal lokasi pengambilan sampel
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di wilayah Kabupaten
Kulon Progo adalah tinggi dengan rerata presentase 78,04.
33
C. Kerangka Berfikir