Baitul Mal wa Tamwil BMT
168
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
dalam praktek. Prinsip-prinsip ekonomi Islam sejenis tauhid, keadilan, persamaan, kebebasan, tolong-menolong, dan toleransi
menjadi kerangka ilosois bagi pendirian BMT di Indonesia. Selain itu, azas-azas muamalah seperti kekeluargaan, gotong-royong,
mengambil manfaat dan menjauhi mudharat serta kepedulian terhadap adanya tuntutan dan dukungan dari umat Islam bagi
adanya lembaga keuangan berdasarkan syariah. Seperti diketahui, umat Islam merupakan mayoritas penduduk Indonesia, tetapi
belum ada lembaga keuangan berbasis syariah. Pada gilirannya, ide pembentukan BMT semakin mencuat ke permukaan di awal
tahun 1990-an. Golongan ekonomi lemah menjadi dasar utama bagi kepentingan mendirikan BMT di Indonesia.
2. Sosiologis, Pendirian BMT di Indonesia lebih didasarkan kepada 3. Yuridis
Pendirian BMT di Indonesia diilhami oleh keluarnya kebajikan pemerintah berdasarkan UU No.7 1992 dan PP No. 72 1992
tentang BMT berasaskan Pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip syariah Islam, keimanan, keterpaduan kafah,kekeluargaan
koperasi, kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme dan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dapat dioperasikan
untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
42
Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang sah dan legal.
Sebagi lembaga keuangan syariah, BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah. Keimanan menjadi landasan atas
keyakinan untuk mau tumbuh dan berkembang. Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di dunia
dan di akhirat juga keterpaduan antara sisi maal dan tamwil sosial dan bisnis. Kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk
mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama. Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung
pada uluran tangan pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah
pola pengelolaannya harus professional.
42
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan,
Jakarta: Rajagraindo Persada, 2002, h. 187.
169
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
Fungsi dan Peran Baitul Mal wa Tamwil BMT
Adapun fungsi BMT
43
adalah sebagai berikut: 1. Mengidentiikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan
mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat Pokusma dan daerah kerjanya.
2. Meningkatkan kualitas SDM anggota dan pokusma menjadi professional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam
menghadapi persaingan global. 3. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota. 4. Menjadi perantara keuangan antara gharim yang berhutang
sebagai shahibul maal dengan duafa sebagai mudharib, terutama untuk dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah dan lain-lain.
5. Menjadi perantara keuangan antara pemilik dana baik sebagai pemodal maupun penyimpan dengan pengguna dana untuk
pengembangan usaha produktif. Adapun peranan BMT antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non-syariah. Aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting
sistem ekonomi Islam. Hal ini biasa dilakukan dengan pelatihan- pelatihan mengenai cara-cara bertransaksi Islami.
2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro.
Karakteristik Baitul Mal wa Tamwil BMT
Sebagai lembaga usaha yang mandiri, BMT memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Berorientasi bisnis, yakni memiliki tujuan mencari laba bersama dan meningkatkan pemanfaatan segala potensi ekonomi yang sebanyak-
banyaknya bagi para anggotra dan lingkungannya.
43
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 448.
170
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
2. Bukan merupakan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengelola dana sosial umat seperti zakat, infaq, sedekah,
hibah, dan wakaf. 3. Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara swadaya
yang melibatkan peran serta masyarakat disekitarnya. 4. Lembaga ekonomi milik bersama antara kalangan masyarakat
bawah dan kecil serta bukan milik perorangan atau kelompok tertentu diluar masyarakat sekitar BMT.
5. Staf dan karyawan BMT bertindak aktif dan dinamis, berpandangan positif, dan produktif dalam menarik dan mengelola dana
masyarakat. 6. Kantor BMT dibuka pada waktu tertentu dan ditunggui oleh
sejumlah staf dan karyawan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah. Sebagian lainnya terjun langsung ke lapangan mencari
nasabah, menarik, dan menyalurkan dana kepada nasabah, menyetor dana ke kas BMT, memonitor, dan melakukan supervisi.
7. BMT memiliki komitmen melakukan pertemuan dengan semua komponen masyarakat dilapisan bawah melalui forum-forum
pengajian, dakwah, pendidikan, dan kegiatan sosial-ekonomi yang berimplikasi kepada kegiatan produktif di bidang ekonomi.
8. Manajemen dan operasional BMT dilakukan menurut pendekatan profesional dengan cara-cara Islami.
Visi dan Misi Baitul Mal wa Tamwil BMT
44
Semakin banyaknya lembaga keuangan syariah bank dan non- bank, maka semakin banyak masyarakat beralih memanfaatkan
pelayanan jasa keuangan syariah yang ditawarkan. Mereka menuntut suatu kepercayaan bahwa sistem bagi hasil di lembaga keuangan syariah
tidak akan membebani mereka dalam aspek pengembalian kredit dan pembiayaan seperti di lembaga keuangan konvensional. Dalam hal ini,
BMT pun hendaknya mempertegas kembali visinya yang mencakup:
44
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan….., h, 453.
171
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
1. Mengusahakan pengelolaan modal yang berasal dari simpanan- simpanan anggota dengan sistem syariah dan usaha lain yang tidak
bertentangan dengan misi BMT. 2. Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para anggota untuk
tujuan-tujuan produktif dengan sistem pelayanan yang cepat, layak, dan tepat sasaran.
3. Mengusahakan program pendidikan secara intensif dan teratur bagi anggota untuk menambah pengetahuan dan keterampilan para
kewirausahaan anggota. 4. Melakukan program pembinaan keagamaan kepada para anggota
BMT. 5. Usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi anggota dan tidak
bertentangan dengan misi BMT. Disamping mempertegas visinya, BMT pun hendaknya
mempertegas pula misinya yaitu: 1. Meningkatkan kesejahteraan dikalangan anggota pada khususnya
dan kemajuan ekonomi dilingkungan kerja pada umumnya. 2. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi
anggota dengan prinsip syariah. 3. Mengembangkan sikap hemat dari kegiatan menyimpang.
4. Menumbuhkembangkan usuha-usaha yang produktif ditengah masyarakat dan anggotanya di lingkungannya.
5. Memperkuat bargaining power, sikap amanah, dan jaringan komunikasi bisnis yang lebih luas dengan anggota dan masyarakat
dilingkungannya.
Manfaat dan Tujuan Baitul Mal wa Tamwil BMT
Sebagai lembaga pengelola dana masyarakat dalam skala kecil dan menengah, BMT sesungguhnya menawarkan pelayanan jasa dalam
bentuk kredit dan pembiayaan kepada masyarakat. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelayanan BMT , antara lain:
172
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
1. Meraih keuntungan bagi hasil dan investasi dengan cara syariah. 2. Pengelolaan dana berdasarkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan
akan menjadikan setiap simpanan dan pinjaman di BMT aman baik secara syari’i maupun ekonomi.
3. Komitmen kepada ekonomi kerakyatan, di mana BMT membuat setiap transaksi keuangan, memperoeh kredit berikut
pengelolaannya bermanfaat bagi pengembangan ekonomi umat Islam.
4. BMT dan masyarakat dapat berperan membangun citra perekonomian yang dikelola umat Islam.
5. Menggairahkan usaha-usaha kecil produktif dan membebaskan mereka dari jeratan rentenir.
6. Partisipasi positif bagi kemajuan lembaga-lembaga keuangan dan perbankan Islam termasuk di dalamnya BMT.
Jika dilihat dalam kerangka sistem ekonomi Islam, tujuan BMT adalah sebagai berikut:
1. Membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi umat dalam program pengentasan kemiskinan.
2. Memberikan sumbangan aktif terhadap upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat.
3. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah.
4. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan gemar menabung.
5. Menumbuhkembangkan usaha-usaha yang produktif dan sekaligus memberikan bimbingan dan konsultasi bagi anggota di bidang
usahanya. 6. Meningkatkan wawasan dan kesadaran umat tentang sistem dan
pola perekonomian Islam. 7. Membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal
pinjaman. 8. Menjadi lembaga keuangan alternatif yang dapat menopang
percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
173
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
Pengembangan BMT: Peluang dan Tantangan
Selama ini, perkembangan BMT di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK
dalam mendorong pendirian BMT di Indonesia. Di samping itu, seiring dengan berbagai kemudahan yang diberikan oleh pemerintah, saat ini
upaya mendirikan sebuah lembaga BMT dalam hal mendapatkan status badan hukum tidaklah terlalu sulit. Berkenaan dengan hal tersebut,
upaya untuk mendirikan dan mengembangkan BMT sesungguhnya mudah dan terbuka lebar. Akan tetapi, bukan tanpa hambatan bahwa
pendirian dan pengembangan BMT ke depan akan dihadapkan kepada peluang dan tantangan. Dilihat dari segi peluangnya, BMT memiliki
banyak peluang untuk dikembangkan di masa mendatang karena alasan berikut:
1. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi 2. Peluang pasar yang luas
3. Kebijakan pemerintah 4. Akuntabilitas publik
5. Kerja sama inter-antar lembaga
Dilihat dari segi eksistensinya di masa depan, BMT akan dihadapkan kepada berbagai tantangan dan kendala sebagai berikut:
1. BMT masih kurang dikenal oleh masyarakat luas, sehingga jumlah nasabahnya pun tidak terlalu banyak.
2. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki perhatian dan kompeten di bidang ekonomi syariah, khususnya bagi mereka yang
secara personal aktif menjadi praktisi lembaga keuangan syariah. 3. Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang bagi pelayanan jasa
keuangan kepada masyarakat. 4. Kurang promosi terhadap lembaga itu sendiri, maka kepercayaan
masyarakat terhadap BMT masih kurang. 5. Mayoritas orang-orang kota mempunyai rasa gengsi untuk
menabung dalam jumlah kecil. 6. Minimnya modal yang dimiliki oleh lembaga BMT.
174
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
7. Minimnya dukungan lembaga lain terhadap lembaga ini, karena lembaga BMT dibentuk oleh, dari, dan untuk masyarakat di wilayah
tertentu. Produk-Produk Jasa Keuangan BMT
Sama halnya dengan lembaga keuangan syariah lainnya, BMT menawarkan berbagai jenis produk yang dikumpulkan dan disalurkan
kembali kepada masyarakat. Produk-produk BMT tersebut mencakup atas:
Produk Pengumpulan Dana Masyarakat Pelayanan jasa simpanan yang diselenggarakan oleh BMT
merupakan suatu bentuk simpanan yang terkait dan tidak terikat atas jangka waktu dan syarat-syarat tertentu dalam penyertaan dan
penarikannya. Berkenaan dengan hal tersebut, maka jenis simpanan yang dapat ditawarkan oleh BMT relatif sangat beragam sesuai dengan
kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut. Sedangkan transaksi yang mendasari bagi berlakunya simpanan BMT adalah akad
wadi’ah dan mudharabah .
175
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN