Teknik Pengolahan Data LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN DINAMIKA FULL OK

208 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial corporate culture. Namun yang membedakannya adalah landasannya, bank konvensional didasarkan pada budaya kerja sekular. Sedangkan bank syariah selayaknya memiliki lingkungan dan budaya kerja yang sejalan dengan syariah. Di antaranya budaya kerja yang didasarkan kepada sifat amanah dan shiddiq akan mencerminkan integritas eksekutif muslim yang baik. Karyawan bank syariah harus skillful dan profesional fathonah dan mampu melakukan tugas secara team work di mana informasi merata di seluruh fungsional organisasi tabligh. Sedangkan pemberian reward dan punishment didasarkan pada prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah. 20 Selain itu, etika berpakaian sesuai dengan syariah dan tutur sapa dalam melayani nasabah.

B. Prinsip-Prinsip Perbankan Syariah

Bank syariah didirikan untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip syariah Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait, dengan prinsip utama, yaitu i penghindaran riba, ii perolehan keuntungan yang sah menurut syariah dan iii menyuburkan zakat. 21 Untuk melaksanakan prinsip-prinsip utama tersebut, maka bank syariah dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip-prinsip syariah yang mendasari produk-produk perbankan syariah. Pada dasarnya produk yang ditawarkan perbankan syariah secara umum sama dengan perbankan konvensional yang dapat dibagi kepada tiga bagian besar, yaitu i produk penghimpunan dana funding, ii produk penyaluran dana inancing dan iii produk jasa service. Setiap produk tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah yang dimaksud adalah diawali dengan ketentuan akad dalam iqh mu’amalah. Ketentuan-ketentuan akad ini memberikan panduan bagi berbagai produk di perbankan syariah. 20 Afzalur Rahman, Islamic Doctrine on Banking and Insurance Muslim Trust Company London: Muslim Trust Company, 1980, sebagaimana dikutip oleh Antonio, Bank Syariah, h. 34. 21 Ahmad Soekro Tratmono, “Sistem Operasional Bank Syariah”, Makalah TOT Perbankan Syariah, BI dan IAIN Imam Bonjol Padang, 7-9 Juni 2005, slide 9. 209 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial

1. Akad dan Ketentuannya

Setiap aktivitas mu’amalah selalu dihadapkan kepada hubungan relationship seorang individu dengan individu atau kelompok individu lainnya. Agar hubungan ini memiliki kekuatan yang seimbang dan mengikat antara para pihak diperlukan kesepakatan yang dapat menimbulkan akibat hukum atau pengikatan lainnya. Pengikatan tersebut dalam iqh disebut sebagai al-‘aqd. Akad berasal dari bahasa Arab yang berarti al-‘ahdu ُدْهَعْلَا berarti janji dan al-‘uqdah ُة َدْقُعْلَا berati sambungan. Jadi akad berarti “ikatan antara dua perkara, baik ikatan secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dari dua segi”. Pengertian akad menurut ulama iqih antara lain: .ِهِّلَحَم ىِف ُهَرَثآ ُتُبْثَي ٍع ْوُرْشَم ٍه ْجَو ىَلَع ٍل ْوُبَقِب ٍباَجْيِإ ُطاَبِت ْرِإ “Perikatan yang ditetapkan dengan ijab-qabul berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.” Ijab-qabul adalah suatu perbuatan atau pernyataan untuk menunjukkan suatu keridhaan dalam berakad di antara dua orang atau lebih, sehingga terhindar atau keluar dari suatu ikatan yang tidak berdasarkan syara’. Oleh karena itu, dalam Islam tidak semua bentuk kesepakatan atau perjanjian dapat dikategorikan sebagai akad, terutama kesepakatan yang tidak didasarkan pada keridhaan dan syariat Islam. Sebagaimana dalam al-Quran surah al-Nisa’: 29. ٖضاَرَت نَع ًةَر َٰجِت َنوُكَت نَأ ٓ الِإ ِلِطَٰبۡلٱِب مُكَنۡيَب مُكَل َٰو ۡمَأ ْآوُلُكۡأَت َل ْاوُنَماَء َنيِذالٱ اَهُيَأَٰٓي ٢٩ ا ٗميِحَر ۡمُكِب َناَك َهاللٱ انِإ ۚۡمُكَسُفنَأ ْآوُلُتۡقَت َلَو ۚۡمُكنِّم “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”