Pendekatan Penelitian LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN DINAMIKA FULL OK

207 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial Pertama, dari aspek legal, dalam perbankan konvensional akad atau transaksi utama yang digunakan adalah didasarkan pada hubungan debitur – kreditur yang dilandaskan pada transaksi system bunga, baik bank dalam posisi debitur maupun dalam posisi kreditur. Dalam bank syariah, akad justru memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, karena itu akad atau perjanjian itu memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah. 19 Setiap akad dalam perbankan syariah harus memenuhi kriteria rukun dan syarat. Jika salah satu unsur dari kriteria tersebut dapat mengakibatkan cacat dalam transaksi yang kemudian akad atau perjanjian menjadi batal. Karenanya, hubungan antara bank dan nasabah dalam perbankan syariah adalah hubungan kemitraan. Kedua, perbedaan yang mendasar dalam struktur organisasi adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang posisinya biasanya diletakkan setingkat Dewan Komisaris. Hal ini untuk menjamin efektivitas setiap opini yang diberikan Dewan Pengawas Syariah, terutama dalam menjalankan fungsinya untuk memastikan dan mengawasi berjalannya prinsi syariah di bank tersebut. Ketiga, dari aspek bisnis dan usaha yang dibiayai. Bank konvensional tidak membedakan core bisnis nasabah yang dibiayai, apakah halal atau haram. Yang menjadi perhatian bank asal memenuhi prinsi 5 C character, capital, capacity, condition of economy, collateral, maka usaha atau bisnis nasabah tersebut dapat diberikan pembiayaan atau kredit. Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari saringan syariah. Selain tetap menggunakan prinsip 5 C di atas, perbankan syariah akan memperhatikan jenis pembiayaan tersebut beberapa hal pokok, di antaranya i objek pembiayaan halal, ii tidak menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat, iii tidak berkaitan dengan perbuatan mesumasusila, iv tidak berkaitan dengan perjudian, v tidak berkaitan dengan industri senjata illegal atau senjata pembunuh masal, vi tidak merugikan syiar Islam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keempat, dari aspek lingkungan kerja. Pada dasarnya lembaga perbankan modern telah mengembangkan sistem lingkungan kerja atau 19 Afzalur Rahman, Economic Doctrines of Islam Lahore: Islamic Publication, 1990. 208 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial corporate culture. Namun yang membedakannya adalah landasannya, bank konvensional didasarkan pada budaya kerja sekular. Sedangkan bank syariah selayaknya memiliki lingkungan dan budaya kerja yang sejalan dengan syariah. Di antaranya budaya kerja yang didasarkan kepada sifat amanah dan shiddiq akan mencerminkan integritas eksekutif muslim yang baik. Karyawan bank syariah harus skillful dan profesional fathonah dan mampu melakukan tugas secara team work di mana informasi merata di seluruh fungsional organisasi tabligh. Sedangkan pemberian reward dan punishment didasarkan pada prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah. 20 Selain itu, etika berpakaian sesuai dengan syariah dan tutur sapa dalam melayani nasabah.

B. Prinsip-Prinsip Perbankan Syariah

Bank syariah didirikan untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip syariah Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait, dengan prinsip utama, yaitu i penghindaran riba, ii perolehan keuntungan yang sah menurut syariah dan iii menyuburkan zakat. 21 Untuk melaksanakan prinsip-prinsip utama tersebut, maka bank syariah dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip-prinsip syariah yang mendasari produk-produk perbankan syariah. Pada dasarnya produk yang ditawarkan perbankan syariah secara umum sama dengan perbankan konvensional yang dapat dibagi kepada tiga bagian besar, yaitu i produk penghimpunan dana funding, ii produk penyaluran dana inancing dan iii produk jasa service. Setiap produk tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah yang dimaksud adalah diawali dengan ketentuan akad dalam iqh mu’amalah. Ketentuan-ketentuan akad ini memberikan panduan bagi berbagai produk di perbankan syariah. 20 Afzalur Rahman, Islamic Doctrine on Banking and Insurance Muslim Trust Company London: Muslim Trust Company, 1980, sebagaimana dikutip oleh Antonio, Bank Syariah, h. 34. 21 Ahmad Soekro Tratmono, “Sistem Operasional Bank Syariah”, Makalah TOT Perbankan Syariah, BI dan IAIN Imam Bonjol Padang, 7-9 Juni 2005, slide 9.