203
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
E. Analisis Data
Hal pertama yang mendasari metode analisis isi adalah peneliti harus mampu melihat kecendrungan isi media karya tulis berdasarkan
contex, process, dan emergence dari dokumen-dokumen yang diteliti. Bertolak dari preposisi di atas, kegiatan analisis akan dilakukan dengan
cara bertahap. Tahap pertama, emergence, yakni pembentukan secara
gradualbertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi.
Emergence ini akan membantu peneliti memahami proses dari kehidupan sosial di mana pesan tadi diproduksi. Dalam proses
ini peneliti akan mengetahui apa dan bagaimana si pembuat pesan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya atau oleh bagaimana si pembuat
pesan mendeinisikan sebuah situasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan komparasi terhadap gagasan-gagasan atau tema-tema
yang telah dikategorisasikan diatas.
Tahap kedua , penelitian diarahkan pada pengungkapan fenomena
kontekstual contex atau situasi sosial diseputar teks yang diteliti. Disini
peneliti diharapkan dapat memahami the nature kealamiahan dan cultural meaning makna kultural dari artifact teks yang diteliti.
Tahap ketiga, process, atau bagaimana suatu pesan dikreasi secara
aktual dan diorganisasikan secara bersama. Peneliti dalam hal ini akan dihadapkan apakah penulisan pesan dalan buku atau karya tulis tersebut
melibatkan dialog akademik. Maka proses produksi pesan seperti ini menjadi pertimbangan .
Tahap keempat adalah mengintegrasikan semua temuan dan
interpretasi peneliti kemudian menyimpulkan kehendak atau tujuan- tujuan pesan atau gagasan dalam naskah atau teks yang diteliti.
204
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
205
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
BAB III
PRINSIP-PRINSIP SYARIAH PADA PERBANKAN SYARIAH
A. Perbankan Syariah
Ide pendirian bank syariah di Indonesia berawal dari salah satu rekomendasi workshop tentang bunga bank pada tahun 1990 yang
diselenggarakan oleh MUI. Pada 1 November 1991 Bank Muamalat Indonesia BMI didirikan dengan ICMI dan MUI sebagai penyokong
utamanya. Masalahnya BMI tidak dapat beroperasi karena terhambat oleh UU Perbankan yang berlaku, yaitu UU No 14 tahun 1967.
UU No 14 tahun 1967 mendeinisikan pendapatan bank sebagai pendapatan bunga. Deinisi ini yang menghambat pendirian bank
syariah di Indonesia karena tidak memberi tempat bagi bank yang mengharamkan bunga. Pada tanggal 25 Maret 1992, UU No 141967
direvisi menjadi UU No 71992 yang memberi landasan hukum bagi berdirinya bank bagi hasil istilah bank syariah belum digunakan. Bank
Muamalat beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992, meskipun petunjuk pelaksanaannya berupa peraturan pemerintah belum diterbitkan.
Beberapa bulan kemudian, baru diterbitkan PP No 721992 yang menjelaskan petunjuk pelaksanaan dari UU No 71992.
Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem