Temuan LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN DINAMIKA FULL OK

180 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial belum secara optimal memanfaatkan potensi yang ada. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan OJK, pangsa pasar keuangan syariah sampai dengan Maret 2015 tercatat baru mencapai 4,7 dengan volume usaha Rp 268,4 triliun. Menurut Presiden Jokowi, jasa keuangan dan ekonomi syariah memiliki peran yang sangat stategis dalam pembangunan nasional. Saat ini jumlah nasabah keuangan syariah sudah mencapai lebih 18 juta rekening. Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah lembaga keuangan mikro terbesar di dunia, sebagian berbentuk BMT Baitul Maal wat Tamwil atau usaha mandiri dan koperasi jasa keuangan syariah, serta merupakan negara penerbit sukuk negara terbesar, dan satu-satunya negara yang menerbitkan sukuk ritel. Presiden berharap, modal awal itu terus dikembangkan agar menjadi pilar utama pembangunan nasional, khususnya melalui pengembangan UMKM dan pembiayaan infrastruktur. “Kuncinya adalah membangun pemahaman masyarakat secara berkelanjutan, inovasi layanan, serta perlindungan kepada nasabah”. Di akhir sambutannya, Presiden menyatakan mendukung penuh kampanye “Aku Cinta Keuangan Syariah” karena tujuannya adalah untuk membangun dan memperluas pemahaman masyarakat mengenai keuangan dan bisnis ekonomi syariah. “Ini akan menjadi dorongan nyata bagi penetrasi dan peningkatan kualitas keuangan syariah dalam membangun perekonomian nasional,” tutur Presiden Jokowi. Acara Pasar Rakyat Syariah yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK itu diikuti oleh 150 peserta industri keuangan. Untuk masyarakat medan Sumatera Utara, lembaga BMT ini masih kurang familier. Mungkin karena masyarakat belum mengenal pembiayaan apa saja yang dapat dilakukan oleh BMT. Untuk lebih mempromosikan kepada masyarakat, kami disini akan menulis beberapa jenis pembiayaan akad yang dapat dilakukan oleh BMT. 1. Pembiayaan Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usahaperniagaan antara BMT sebagai pihak yang menyediakan modal dana sebesar 100 dengan nasabah, untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama nisbah sesuai dengan kesepakatan di muka dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian jika ada akan ditanggung nasabah, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan 181 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial oleh pihak BMT, seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana. 2. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah syirkah, adalah suatu bentuk akad kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal BMT untuk menyertakan modalnya dalam suatu usaha, di mana masing- masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut proporsi penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama. Musyarakah dapat diartikan pula sebagai pencampuran dana untuk tujuan pembagian keuntungan. 3. Piutang Murabahah Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal harga perolehan dengan tambahan keuntungan marjin yang disepakati oleh kedua belah pihak Penjual dan Pembeli. Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. 4. Piutang Salam Salam salaf adalah akad pembelian jual-beli yang dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesandiinginkan dan melakukan pembayaran di muka atas barang tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan pembayarannya dilunasi sebelum barang yang dipesandiinginkan diterima kemudian. Penghantaran barangdelivery dilakukan dengan cara ditangguhkan. 5. Istishna Istishna adalah akad bersama pembuat produsen untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat produsen yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad Ujrah Upah. 182 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial 6. Ijarah Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan sebuah asset sebagai ganti pembayaran. Pengertian Sewa Ijarah adalah sewa atas manfaat dari sebuah asset, sedangkan sewa-beli Ijarah wan Iqtina atau disebut juga Ijarah Muntahiya bi tamlik adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan. 7. Qardh Pinjaman Kebajikan Qardh adalah jenis pembiayaan melalui peminjaman harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur Fiqh, Qardh dikategorikan sebagai aqd tathawwu yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam rangka mewujudkan tanggung-jawab sosial, KJKS dan UJKS Koperasi dapat memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul Hasan, yaitu penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk mendapatkannya. Secara syariah peminjamn hanya berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya, walaupun syariah membolehkan peminjam untuk memberikan imbalan sesuai kerelaannya, tetapi KJKS dan UJKS Koperasi pemberi Qardh tidak diperkenankan untuk meminta imbalan apapun. 8. Ar-rahn Ar-Rahn Adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam sebagai jaminan atas harta yang diterimanya. Menurut Bank Indonesia Rahn adalah akad penyerahan barangharta marhum dari nasabah rahin kepada bank murtahin sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.

B. Pembahasan.

Inlasi berpengaruh sangat kuat terhadap kemampuan nasabah dalam menginvestasikan dana di lembaga keuangan mikro syariah baik dalam bentuk tabungan maupun deposito. Munculnya inlasi tahun 1997 di Indonesia menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan inlasi secara signiikan. Imbas dari pada krisis ekonomi 1997 paling dirasakan dampaknya pada tahun 1998, dimana pertumbuhan ekonomi mencapai kontraksi dengan pertumbuhan minus 13,3, hyperinlasi juga terjadi di Indonesia dengan 183 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial tingkat inlasi 77, 63. Selanjutnya pada tahun 1999, laju inlasi sudah dapat dikendalikan seiring dengan membaiknya kondisi moneter di Indonesia menjadi sebesar 2,01. Memasuki tahun 2000 stabilitas moneter cukup terkendali dengan tingkat inlasi sebesar 9,35 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8. Dalam perkembangannya setiap tahun inlasi terus berluktuasi hingga mencapai angka tertinggi sebesar 17,11 pada tahun 2005 dan tingkat pertumbuhan ekonomi 5,1. Inlasi dalam perkembanganya menunjukkan angka yang meningkat mencapai di atas 11 pada akhir 2008 dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka sekitar 5,3. Inlasi sempat menurun hingga kisaran 2-3 pada 2009, tetapi kemudian meningkat lagi pada level 6,96 di akhir tahun 2010. Melanjutkan perkembangan di akhir tahun 2010, selama triwulan I 2011 inlasi masih berada di level yang tinggi, mendekati 7, yang antara lain dipicu oleh tingginya inlasi volatile food dan inlasi inti. Laju inlasi Indonesia sepanjang tahun 2011 tercatat sebesar 3,79 persen dimana perekonomian tumbuh sebesar 6,5. 184 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial Lebih jelas digambarkan dalam tabel berikut ini: Laju Inlasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 4.1 Tahun 1997 – 2011 persen Tahun Inlasi Persen Pertumbuhan Ekonomi Persen 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 11,05 77.63 2.01 9.35 12.55 10.03 5.06 6.40 17.11 6.60 6.59 11.06 2.78 6.96 3,79 4,65 -13,1 0,79 4,92 3,45 3,69 4,1 5,1 5,6 6,1 5,8 5,3 5,4 6,9 6,5 Inlasi sering diartikan sebagai kecenderungan naiknya harga secara umum dan terus menerus, dalam waktu dan tempat tertentu. 46 Keberadaannya sering diartikan sebagai salah satu masalah utama dalam perekonomian negara, selain pengangguran dan ketidakseimbangan neraca pembayaran. Inlasi akan menyebabkan turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki pendapatan tetap. Karena dengan penghasilan yang relatif tetap, mereka tidak dapat menyesuaikan pendapatannya dengan kenaikan harga yang disebabkan karena inlasi. 46 Iskandar Putong, Ekonomi Mikro Makro, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003, h. 254. 185 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial Sebaliknya, bagi mereka yang memiliki penghasilan yang dinamis pedagang dan pengusaha misalnya, seringkali mendapat manfaat dari adanya kenaikan harga tersebut, dengan cara menyesuaikan harga jual produknya. Dengan demikian pendapatan yang mereka peroleh secara otomatis akan tersesuaikan, dan tidak jarang dengan persentase yang lebih besar. Didalam penjelasannya Nopirin 47 menyebut dampak pertama ini dengan sebutan efek terhadap pendapatan Equity Efect. Inlasi dapat menurunkan nilai tabungan masyarakat, sehingga masyarakat akan cenderung memilih menginvestasikan dananya dalam aktiva yang lebih baik. Dengan kecenderungan ini, dunia perbankan akan mengalami kesulitan likuiditas, dan sebagai salah satu sumber perolehan dana bagi sektor riil, hal ini tentu tidak menguntungkan. Inlasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terhambat. Misalnya, di sektor pedagangan luar negeri, komoditi ekspor Indonesia menjadi kurang dapat bersaing dengan komoditi sejenis di pasar dunia. Dengan kata lain, kemerosotan produksi akan terjadi, baik untuk produk yang berorientasi ekspor maupun produk untuk pasar domestik. Inlasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran berdasarkan the Classiication of individual consumption by purpose - COICOP, yaitu : 1. Kelompok Bahan Makanan 2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau 3. Kelompok Perumahan 4. Kelompok Sandang 5. Kelompok Kesehatan 6. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga 7. Kelompok Transportasi dan Komunikasi. 47 Nopilrin, Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE, 1998, h. 32. 186 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial 187 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat inlasi berpengaruh terhadap minat menabung masyarakat di lembaga keuangan mikro syariah secara langsung, karena inlasi yang terus-menerus terjadi serta meningkat mempengaruhi kesejahteraan dan pekonomian masyarakat.

B. SARAN

Diharapakan kepada masyarakat meskipun mengalami inlasi secara terus menerus setiap bulan dan tahu