Teori Inlasi LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN DINAMIKA FULL OK
109
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
c praktik-praktik bank, dan d keadaan psikologi umum.
Dengan berkembangnya usaha, untuk menghitung pendapatan nasional yang belum dilakukan pada waktu teori kuantitas
diperkenalkan para ahli ekonomi mulai tertarik pada hubungan antara perubahan jumlah uang yang beredar dengan pendapatan nasional dan
harga-harga. Oleh karena itu, persamaan pertukaran dapat dinyatakan sebagai berikut.
Teori kuantitas ini menyoroti peranan dalam proses inlasi dari: a Jumlah uang yang beredar
b Psikologi harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga expectation
Inti dari teori ini adalah : a Inlasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan
volume uang yang beredar berupa penambahan uang cartal atau penambahan uang giral.
b Laju inlasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi harapan
masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.
Ada 3 kemungkinan keadaan : 1. Keadaan pertama, apabila masyarakat tidak atau belum mengharap-
kan harga-harga untuk naik pada bulan bulan mendatang. Dalam
110
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
hai ini, sebagian besar dari penambahan jumlah uang yang beredar akan diterima masyarakat untuk menambah likwiditasnya yaitu,
memperbesar pos Kas dalam buku neraca para anggota ma syarakat. Ini berarti sebagian besar dari kenaikan jumlah uang tersebut tidak
dibelanjakan untuk pembelian barang. Sehingga tidak akan ada kenaikan permintaan yang berarti akan barang-barang, jadi tidak
ada kenaikan harga barang-barang. Dalam keadaan seperti ini kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10 diikuti oleh kenaikan
harga- harga sebesar, misalnya 1. Keadaan ini biasa dijumpai pada waktu inlasi masih baru mulai dan masyarakat masih belum sadar
bahwa inlasi sedang berlang sung. 2. Keadaan Kedua adalah di mana masyarakat atas dasar pengalaman
di bulan bulan sebelumnya mulai sadar adanya inlasi. Penambahan jumlah uang yang beredar digunakan oleh masyarakat untuk
membeli barang-barang memperbesar pos aktiva barang-barang didalam neraca. Kenaikan harga inlasi adalah suatu pajak atas
saldo kas ma syarakat, karena uang semakin tidak berharga. Dan orang-orang berusaha menghindari pajak ini dengan mengubah
saldo kasnya menjadi barang. Sehingga permintaan akan barang- barang melonjak, akibatnya harga barang-barang tersebut juga
mengalami kenaikkan. Pada keadaan ini kenaikan jumlah uang sebesar, misalnya 10 akan diikuti dengan kenaikan harga barang
mungkin sebesar 10 pula. 3. Keadaan Ketiga adalah tahap Hiperinlasi, yakni orang-orang sudah
kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang. Keadaan ini ditandai oleh makin cepatnya peredaraan uang velocity of circulation
yang menaik. Uang yang beredar sebesar misalnya 20 akan mengakibatkan kenaikan harga lebih besar dari 20.
Teori kuantitas uang
16
: Irving Fisher adalah teori permintaan uang yang dikembangkan atas dasar pemikiran aliran klasik atau
lebih dikenal dengan Teori Kuantitas Uang menjelaskan peranan uang terhadap perekonomian secara umum yang pertama kali dijelaskan oleh
Irving Fisher pada tahun 1911 melalui The Quantity Theory of Money yang termuat dalam bukunya berjudul The Purchasing Power of Money.
16
Nopirin, Ekonomi Moneter…., h. 72-73
111
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
Teori ini berpandangan bahwa terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga
umum inlasi dan pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama inlasi. Penjelasan ini relevan dengan pandangan
monetarist Milton Friedman bahwa inlasi, dimana dan kapanpun
terjadinya, selalu merupakan sebuah fenomena moneter.
Teori kuantitas uang menggambarkan kerangka yang jelas mengenai hubungan langsung yang sistematis antara pertumbuhan
jumlah uang beredar dan inlasi. Analisis Fisher dalam teori ini mengacu pada persamaan pertukaran equation of exchange yang dirumuskan
sebagai :
MV = PT.........................................................................................1.1
Keterangan:
M =
jumlah uang beredar
V =
perputaran uang dalam satu periode biasanya satu tahun
P =
harga barang dan jasa T = volume transaksi
Dari persamaan 1.1 dapat dijelaskan bahwa jumlah uang beredar dikalikan dengan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi.
Persamaan 1.1 dapat dikembangkan menjadi teori tentang peranan uang dalam perekonomian dengan cara melihat perilaku setiap variabel-
variabel dalam persamaan berikut: 1. jumlah uang beredar merupakan variabel eksogen yang jumlahnya
ditentukan oleh pemerintah dan bank sentral sebagai otoritas moneter.
2. variabel tingkat harga merupakan variabel residu yang nilainya ditentukan oleh hasil interaksi ketiga variabel lainnya. Harga
diasumsikan leksibel, sehingga harga dapat menyesuaikan atau bergerak naik atau turun
3. variabel velositas menunjukkan berapa kali uang berpindah tangan dalam suatu periode tertentu. Variabel ini tidak tergantung pada
jumlah uang beredar asumsi klasik. Artinya perubahan dalam
112
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
jumlah uang beredar tidak mempengaruhi velositas. jika jumlah uang beredar bergerak berlawanan dengan variabel velositas maka
perubahan jumlah uang beredar akan dinetralkan oleh perubahan velositas yang tidak akan berpengaruh terhadap tingkat harga dan
volume transaksi 4. variabel transaksi merupakan jumlah keseluruhan transaksi pada
suatu selang waktu tertentu. Perilaku variabel tersebut dapat dijelaskan baik dalam perilaku jangka pendek maupun jangka
panjang. Jika kita mengacu pada teori kuantitas uang tersebut, maka
penyebab utama dari satu-satunya yang memungkinkan inlasi muncul adalah terjadinya kelebihan uang sebagai akibat penambahan jumlah
uang beredar di masyrakat. inlasi hanya semata-mata merupakan gejala moneter. Artinya, perubahan indeks harga umum hanya diakibatkan
oleh perubahan jumlah uang beredar. Jika bank Sentral ingin mencapai dan memelihara tingkat inlasi yang rendah dan stabil, maka yang harus
dilakukan adalah mengendalikan atau mengontrol jumlah uang beredar b. Teori Inlasi Keynes
Keynes menyoroti faktor inlasi melalui pendekatan teori ekonomi makronya. Menurut teori yang dikeluarkan Keynes, Inlasi
akan terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan pendapatannya aktivitas ekonominya. Terjadinya inlasi melalui
proses, ada sekelompok masyarakat yang ingin bersaing untuk merebut pendapatan nasional yang lebih besar daripada kemampuan kelompok
ini untuk mendapatkan pendapatan nasional kekuatan monopolis, tuntutan kenaikan upah oleh pekerja.
Proses perebutan ini akhirnya diwujudkan dalam permintaan efektif, sehingga menyebabkan permintaan masyarakat akan barang-
barang lebih besar dari barang-barang yang sanggup disediakan oleh kapasitas yang tersedia pendapatan nasional. Hal ini akan
menimbulkan inlasionary gaps yang timbul akibat golongan masyarakat yang berhasil merebut bagian pendapatan nasional lebih besar secara
nyata diwujudkan dalam permintaan di pasar barang-barang. Dengan demikian akan menyebabkan naiknya harga-harga, sehingga timbullah
inlasi.
113
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
Menurut teori Keynes ini, inlasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inlasi menurut
pandangan ini adalah proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok- kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar
daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat. Proses perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat akan
barang-barang selalu melebihi jumlah barang- barang yang tersedia timbulnya inlationary gap.
Teori Keynes mengenai inlasi didasarkan pada teori makronya. Menurut teori Keynes, inlasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup
di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti ini ditandai dengan permintaan masyarakat akan barang-barang melebihi jumlah
barang-barang yang tersedia, sehingga menimbulkan “inlationary gap”. Selama “inlationary gap” tetap ada, selama itu pula proses inlasi akan
berkelanjutan. Keynes tidak sependapat dengan pandangan dari teori kuantitas
bahwa kenaikan jumlah uang yang beredar akan menimbulkan kenaikan tingkat harga, dan bahwa perubahan dalam jumlah uang yang beredar
tidak akan menimbulkan peningkatan pendapatan nasional. Selanjutnya Keynes berpendapat bahwa kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh
kenaikan jumlah uang yang beredar saja, tetapi juga ditentukan oleh kenaikan ongkos produksi.
c. Teori Strukturalis Adalah teori mengenai inlasi yang didasarkan atas pengalaman di
negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran rigidities dari struktur perekonomian yang sedang berkembang. Karena inlasi
dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian faktor- faktor ini hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka panjang
maka teori ini disebut juga teori inlasi jangka panjang. Menurut teori ini ketegaran utama ada dua macam:
1 Ketegaran yang pertama berupa ketidakelastisan dari penerimaan eksport., yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara
lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor- sektor lain. Kelambanan ini disebabkan oleh:
a Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara
114
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
tersebut makin tidak menguntungkan dibanding dengan barang-barang impor yang harus dibayar term
of trade makin memburuk.
b Supplay atau produksi barang-barang ekspor yang tidak respon sif terhadap kenaikan harga supplay
barang-barang ekspor yang tidak elastis. Kelambanan pertumbuhan penerimaan ekspor ini,
berarti kelambanan pertumbuhan kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang dibutuh kan untuk
konsumsi maupun investasi. Akibatnya negara tersebut mengambil kebijaksanaan pembangunan yang menekankan
pada pengga lakkan produksi dalam negeri dari barang- barang yang sebelumnya diimpor import substitution
strategy, meskipun biaya produksi dalam negeri lebih tinggi dan berkualitas rendah daripada barang- barang
sejenis yang diimpor. Biaya yang lebih tinggi ini mengaki- batkan harga yang lebih tinggi pula. Bila proses substitusi
impor ini makin meluas, biaya produksi juga meluas ke berbagai barang, sehingga makin banyak harga barang
yang naik, dan inlasipun terjadi. 2 Ketegaran Kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari
supplay atau produksi bahan makanan di dalam negeri. Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh
secepat pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita, sehingga harga bahan makanan di dalam negeri
cenderung untuk menaik melebihi kenaikan harga barang- barang lain. Akibat selanjutnya adalah timbulnya tuntutan
karya wan untuk memperoleh kenaikan upah. Kenaikan upah berarti kenai kan ongkos produksi, yang berarti
kenaikan harga barang-barang tersebut. Kenaikan harga tersebut menyebabkan tuntutan kenaikan upah lagi. Dan
kenaikan upah ini diikuti kenaikan harga-harga. Demikian seterusnya.
115
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
Kesimpulan dari teori strukturalis yaitu:
1. Teori ini menerangkan proses inlasi jangka panjang di negara- negara yang sedang berkembang.
2. Jumlah uang yang beredar bertambah secara pasif mengikuti dan menampung kenaikan harga barang-barang tersebut. Proses inlasi
tersebut dapat berlangsung terus hanya bila jumlah uang yang beredar juga bertambah terus.Tanpa kenaikan jumlah uang, proses
tersebut akan berhenti dengan sendirinya.juga dalam teori Keynes dan teori kuantitas.
3. Tidak jarang faktor-faktor struktural yang dikatakan sebagai sebab musabab yang paling dasar dari proses inlasi tersebut bukan 100
struktural. Sering dijumpai bahwa ketegaran ketegaran tersebut disebabkan oleh kebijaksanaan hargamoneter pemerintah sendiri.