Hiwalah Alih Utang-Piutang Prinsip Sewa Ijarah
49
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
2 Bisa dilaksanakan oleh penjamin. 3
Harus merupakan piutang mengikat Lazim, yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.
4 Harus jelas nilai, jumlah dan spesiikasinya.
5 Tidak bertentangan dengan syari’ah diharamkan. Kafalah dalam masalah hutang disyaratkan seperti berikut:
a. Hendaklah nilai barang tersebut tetap pada masa berlakunya
transaksi jaminan seperti qirad, upah, dan mahar. b. Barang tersebut harus diketahui dan tidak sah menjamin barang
yang tidak diketahui karena dapat dikategorikan pada gharar.
Pembagian Kafalah
a. Al-Kafalah bi al-Nafs Kafalah ini dikenal juga sebagai jaminan wajah, yaitu pihak
yang menjamin mesti menghadirkan orang yang ia tanggung sebagai dalam ungkapan “Aku sebagai kail si Pulan dengan menghadirkan
wajahnya” atau dalam ungkapan lain “Aku menjadi penjamin atau penanggung”. Menurut al-Syai’I cara ini dibolehkan dalam islam jikan
persoalannya berkaitan dengan hak manusia. Berbeda halnya kafalah berkaitan dangan masalah hak Allah, seperti had khamar atau had
qazaf menuduh berzina, tidak boleh ada yang member jaminan atau tanggungan sebagaimana hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh al-
Baihaqi dari Umar bin Syu’aib dari bapaknya, Rasulullah SAW bersabda “Tidak ada Kafalah dalam masalah had”
Pendapat keharusan menghadirkan wajah atau orang yang ditanggung oleh orang yang menjamin menurut ibn Hazm tidak
dibenarkan baik yang berkaitan dengan persoalan harta maupun had, bahkan untuk apa saja karena syarat yang tidak terdapat dalam Al-
Qur’an adalah batil.
b. Al-Kafalah bi al-Mal Maksud kafalah ini ialah kewajiban yang harus ditanggung
oleh orang yang menjamin kail dalam bentuk harta. Seperti halnya kewajiban membayar hutang yang menjadi tanggung jawab orang lain
kafalah al-dain, seperti yang diungkapkan dalam hadits Rasulullah
50
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
SAW dari Salamah bin al-Akwa’ seperti diatas. Al-Kafalah bi al-Mal terbagi kepada tiga bagian yaitu:
1 Kafalah Bi Ad-Dain yaitu kewajiban penjamin untuk melunasi utang yang ada di dalam tanggung jawab orang
lain. 2 Kafalah Bi Al-‘Ain yaitu kewajiban penjamin untuk
menyerahkan barang tertentu yang ada di tangan orang lain. Contoh Barang yang di ghashab dicuri.
3 Kafalah Bi Ad-Darak yaitu tanggungan terhadap apa yang timbul atas barang yang dijual, berupa kekhawatiran karena
adanya sebab yang mendahului akad jual beli. Jaminan antara hak pembeli terhadap hak penjual. Apabila terhadap
barang yang dijual ada pihak lain yang merasa memiliki. Seperti barang yang diperjualbelikan ternyata dimiliki oleh
orang lain, atau sedang digadaikan kepada pihak lain.
Kafalah dalam masalah hutang disyaratkan seperti berikut: 1
Hendaklah nilai barang tersebut tetap pada masa berlakunya transaksi jaminan seperti qirad, upah, dan mahar.
2 Barang tersebut harus diketahui dan tidak sah menjamin barang yang tidak diketahui karena dapat dikategorikan
pada gharar.
Aplikasi Kafalah dalam LKS Lembaga Keuangan Syariah a. Kafalah Bin-Nafs
Contoh : Seorang nasabah yang mendapatkan pembiayaan dengan jaminan nama baik dan ketokohan seseorang atau pemuka
masyarakat. Walaupun bank secara isik tidak memegang barang apapun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan
pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan.
b. Kafalah Bit-Taslim Jenis pemberian jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank untuk
kepentingan nasabahnya dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan penyewaan Leasing company. Jaminan pembayaran bagi bank dapat
berupa depositotabungan bank dapat membebankan uang jasa fee
51
Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial
kepada nasabah. c. Kafalah Al-Munjazah