Ba’i al istishna.

25 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap di tanggung nasabah. Skema Ba’i al- Istishna’

a. Prinsip Sewa Ijarah

Ijarah disebut juga upah, sewa, jasa, atau imbalan. Sedangkan menurut Istilah syara’ adalah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti sewa- menyewa dan mengontrak atau menjual jasa, dan lain-lain. 3 1 Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi, pada dasarnya prinsip ijarah sama saja ddengan prinsip jual-beli, namun perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah barang maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. Landasan Hukum Ijarah merupakan suatu jenis akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atas barang ataupun jasa atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk mendapatkan manfaat barang maka disebut sewa-menyewa. Sedangkan jika digunakan untuk mendapatkan manfaat tenaga kerja maka disebut 3 Habib Nazir dan Muhammad Hasanuddin, “Ensiklopedi Ekonomi Perbankan Syari’ah”, cet ke-2, Bandung: Kafa Publishing, 2008, hlm. 279. NASABAH KONSUMEN PEMBELI BANK PENJUAL PRODUSEN PEMBUAT 26 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial upah mengupah. Pada ijarah tidak terjadi perpindahan kepemilikan objek ijarah. Objek ijarah tetap menjadi milik yang menyewakan 4 . Konsep ijarah mulai dikembangkan pada masa Khalifah Umar bin Khathab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi kaum muslim di wilayah yang ditaklukkan. Sebagai solusi dari hal itu, maka Khalifah Umar mengambil langkah yaitu membudidayakan tanah berdasarkan pembayaran kharaj dan jizyah. Landasan hukum yang pertama terdapat dalam Q.S Al-zukhruf ayat 32 5 : Yang artinya : Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan. Landasan hukum yang kedua terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 233 6 : Artinya: Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang kamu perbuat Landasan hukum yang ketiga Q.S al-Qashash ayat 26 7 : Artinya : Salah seorang di antara perempuan yang berdua itu berkata: “Wahai ayah, ambilah dia memjadi orang upahan mengembala kambing kita, sesungguhnya sebaik-baik orang yang ayah ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah”. Rukun dan syarat sahnya ijarah Secara hukum, agar ijarah sewa-menyewa memiliki kekuatan 4 Ibid, hal. 33 5 Q.S Al-zukhruf ayat 32 6 Q.S Al-Baqarah ayat 233 7 Q.S al-Qashash ayat 26 27 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial hukum maka harus memenuhi rukun dan syaratnya. Rukun ijarah meliputi: a. baligh b. berakal c. dari adanya para pihak sebagai konsekuensi adanya subyek hukum yaitu penyewa dan pemberi sewa, d. adanya objek yang disewakan yaitu baik berupa benda yang memberikan manfaat atau jasa yang diberikan, e. harus ada ijab dan qabul dari para pihak sebagai konsekuensi pelafazan. Sedangkan syarat sahnya Ijarah meliputi: a. Mukjir dan mustakjir harus tamyiz, berakal sehat dan tidak ditaruh dibawah pengampuan, b. Mukjir adalah pemilik sah dari objek sewa, c. Masing-masing pihak rela untuk melakukan perjanjian sewa- menyewa, d. Harus jelas dan terang mengenai objek yang diperjanjikan, e. Objek sewa dapat digunakan sesuai dengan peruntukan atau mempunyai nilai manfaat, f. Objek sewa dapat diserahkan, g. Kemanfaatan objek yang diperjanjikan adalah yang dibolehkan oleh agama, h. Dan harus ada kejelasan mengenai berapa lama suatu objek ijarah itu akan disewakan dan harus jelas harga sewa atas objek tersebut. Implementasi Akad Ijarah

1. Ijarah

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna manfaat atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Jadi dalam akad ijarah 28 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial yang dibuat oleh nasabah dan pihak perbankan syariah tidak ada unsur transfer of title, yang ada hanyalah kesepakatan untuk memanfaatkan suatu barang atau jasa. Pada PBI No. 919PBI2007 menyebutkan ijarah sebagai transaksi sewa menyewa atas suatu barang danatau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan. Tertanggal 17 Maret 2008 Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran No. 1014DPBS yang mengatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan ijarah, Bank Syari’ah atau Unit Usaha Syariah UUS harus memenuhi langkah berikut ini, a. Bank bertindak sebagai pemilik danatau pihak yang mempunyai hak penguasaan atas objek sewa baik berupa barang atau jasa, yang menyewakan objek sewa dimaksud kepada nasabah sesuai kesepakatan. b. Barang dalam transaksi ijarah adalah barang bergerak atau tidak bergerak yang dapat diambil manfaat sewanya. c. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk pembiayaan atas dasar ijarah, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah. d. Bank wajib melakukan analisis atas rencana pembiayaan atas dasar ijarah kepada nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisa atas karakter danatau aspek usaha antara lain meliputi analisa kapasitas usaha, keuangan danatau prospek usaha. e. Objek sewa harus dapat dinilai dan diidentiikasi secara spesiik dan dinyatakan dengan jelas termasuk besarnya nilai sewa dan jangka waktunya, f. Bank sebagai pihak yang menyediakan objek sewa, wajib menjamin pemenuhan kualitas maupun kuantitas objek sewa serta ketepatan waktu penyediaan objek sewa sesuai kesepakatan. g. Bank wajib menyediakan dan untuk merealisasikan penyediaan objek sewa yang dipesan nasabah. 29 Lembaga Keuangan Syariah dan Dinamika Sosial h. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa akad pembiayaan atas dasar ijarah. i. Pembayaran sewa dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus. j. Pembayaran sewa tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang. k. Bank dapat meminta nasabah untuk menjaga keutuhan objek sewa, dan menanggung biaya pemeliharaan objek sewa sesuai dengan kesepakatan dimana uraian pemeliharaan yang bersifat material dan struktural harus dituangkan dalam akad dan l. Bank tidak dapat meminta nasabah untuk bertanggungjawab atas kerusakan objek sewa yang terjadi bukan karena pelanggaran akad atau kelalaian nasabah. Berdasarkan SOP yang disampaikan oleh Bank Syari’ah, tahapan pelaksanaan ijarah adalah sebagai berikut: a. adanya permintaan untuk menyewakan barang tertentu dengan spesiikasi yang jelas, oleh nasabah kepada bank syari’ah b. Wa’ad antara bank dan nasabah untuk menyewa barang dengan harga sewa dan waktu sewa yang disepakati c. Bank Syari’ah mencari barang yang diinginkan untuk disewa oleh nasabah d. Bank syari’ah menyewa barang tersebut dari pemilik barang e. Bank syari’ah membayar sewa di muka secara penuh f. Barang diserahterimakan dari pemilik barang kepada bank syari’ah g. Akad antara bank dengan nasabah untuk sewa h. Nasabah membayar sewa di belakang secara angsuran i. Barang diserahterimakan dari bank syari’ah kepada nasabah dan j. Pada akhir periode, barang diserahterimakan kembali dari nasabah ke bank syari’ah, yang selanjutnya akan diserahterimakan ke pemilik barang.