55
dengan ketentuan absorbansi berada pada range 0,2 sampai 0,8 c.
Mengukur Absorbansi Sampel Sampel ekstrak kental yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya
diencerkan hingga konsentrasinya 200 ppm, kemudian diambil sebanyak 0,1 ml sampel dan dimasukkan kedalam kuvet kemudian
ditambahkan 0,75 ml folin ciocalteu 1:10 dan menunggu 5 menit sambil di kocok, setelah itu menambahkan Na
2
CO
3
6 kedalam kuvet dan didiamkan selama 90 menit Mengukur absorbansi sampel dan
menghitung kadar sampel berdasarkan kurva standar asam galat yang dibuat.
6. Standardisasi Ekstrak Kering
a. Organoleptik
Pengamatan terhadap warna, bau, rasa, dan bentuk dari ekstrak kering yang dibuat.
b. Kadar Air
Kadar air dapat ditentukan dengan menggunakan alat karl-fischer moisture titrator, alat karl-fischer moisture titrator ini bekerja dengan .
menurut Standar FHI kadar air yang terdapat dalam ekstrak kering tidak boleh lebih dari 10.
c. Laju Alir
Laju alir merupakan waktu yang dibutuhkan serbuk untuk mengalir, apakah termasuk sulit mengali , hal ini akan berpengaruh dengan cara
mengkonsumsi obat nantinya.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pembuatan Ekstrak Kulit kayu tanaman Secang
Ekstrak kulit kayu tanaman secang dibuat dengan metode maserasi-perkolasi menggunakan pelarut etanol tehnis konsenrasi 30,
50, dan 70. Hasil ekstrak cair tertera dalam Gambar 10, serta perincian hasil tertera pada Tabel 3.
Gambar 10. Ekstrak cair secang hasil ekstraksi maserasi-perkolasi, ekstrak cair dengan pelarut a Etanol 30, b Etanol 50, dan
c Etanol 70
Tabel 3. Hasil Ekstrak Cair dan Kental Kulit Kayu Secang
No. Nama Ekstrak
Jumlah Bahan Awal
Jumlah Ekstrak yang Didapatkan
Ekstrak Cair Liter
Ekstrak Kental Gram
1 Secang dengan
Pelarut Etanol 30 Secang : 1,5 Kg
Etanol 30 :15 L 12,1
68,5 2
Secang dengan Pelarut Etanol 50
Secang : 1,5 Kg Etanol 50 :15 L
12,1 105
3 Secang dengan
Pelarut Etanol 70 Secang : 1,5 Kg
Etanol 70 :15 L 11,95
75,71