36
a. Parameter Non-Spesifik
3 Parameter susut pengeringan
Susut pengeringan merupakan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105°C selama 30 menit atau sampai berat
konstan, yang dinyatakan dalam nilai persen . tujuan dari dilakukan parameter standar susut pengeringan ini adalah untuk memberikan batasan
maksimal rentan tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan Depkes RI, 2000, 13.
4 Parameter kadar air
Pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan, biasanya dapat dilakukan dengan cara titrasi, destilasi, atau gravimetri. namun yang
sering dilakukan adalah metode titrasi dengan pereaksi Karl Fischer, dalam penelitian ini digunakan alat Karl-Fischer Moisture Titrator MKS-520 untuk
memudahkan pengukuran Depkes RI, 2000, 14-16. 5
Parameter kadar abu total Pengukuran kadar abu total dilakukan dengan memanaskan bahan
pada temperatur tertentu dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga tinggal unsur mineral dan anorganiknya
saja. sehingga dapat diketahui gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuk ekstrak Depkes
RI, 2000, 17.
37
6 Parameter Kadar abu tidak larut asam
pengukuran kadar abu tidak larut asam dilakukan setelah bahan awal diabukan, abu yang tersisa dilarutkan dalam asam sulfat encer dan
dipanaskan pada temperatur dimana larutan asam yang melarutkan mineral terdestruksi dan menguap sehingga tinggal unsur mineral dan anorganik
yang tidak larut asam Depkes RI, 2000, 17. 7
Sisa pelarut Menentukan kandungan sisa pelarut tertentu yang secara umum
ditentukan dengan kromatografi gas, untuk ekstrak cair berati kandungan pelarutnya, misalnya dalam penelitian ini digunakan pelarut etanol untuk
mengekstraksi sehingga kadar yang diukur adalah sisa pelarut etanolnya. tujuan daridilakukan penentuan kadar pelarut adalah untuk memberikan
jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa pelarut, terutama pelarut yang berbahaya seperti pelarut kloroform harus bernilai negatif
sesuai batas deteksi instrumen. sedangkan ekstrak kental boleh terdapat sisa pelarut dengan batas maksimal tertentu Depkes RI, 2000, 17-18.
b.Parameter Spesifik
1 Organoleptik
Merupakan pengamatan terhadap ekstrak menggunakan pancaindra untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa sebagai berikut:
1. bentuk : padat, cair, serbuk-kering, kental 2. warna : kuning, coklat, merah, dll
3. Bau :aromatik, tidak berbau, dll
38
4. Rasa : pahit, manis, kelat, dll dengan pengenalan awal yang sederhana dan seobjektif mungkin Depkes
RI, 2000, 31. 2
Terlarut dalam air Melarutkan ekstrak dengan pelarut air untuk ditentukan jumlah
solut yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri. tujuan dari parameter senyawa terlarut dalam pelarut air ini adalah untuk
mengetahui gambaran awal senyawa yang terlarut dalam pelarut air Depkes RI, 2000, 31.
3 Terlarut dalam etanol
Melarutkan ekstrak dengan pelarut etanol untuk ditentukan jumlah solut yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri.
tujuan dari parameter senyawa terlarut dalam pelarut etanol ini adalah untuk mengetahui gambaran awal senyawa yang terlarut dalam pelarut air Depkes
RI, 2000, 31. B.
Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai “Penentuan Kadar Fenolik Total Dan
Standardisasi Ekstrak Kulit Kayu Secang