40
C. Kerangka Berfikir Teoritis
Kulit kayu secang
Caesalpinia sappan L.
secara empiris dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengobatan penyakit asam urat. Berbagai
macam zat yang terkandung dalam kulit kayu secang antara lain brazilin, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu
juga mengandung asam galat, brasilein, delta-aphellandrene, oscimene, resin dan resorin Xu dkk, 1994.
Penelitian mengenai efek secang
Caesalpinia sappan L
. sebagai agen antihiperurisemia, anti bakteri, obat kanker dan masih banyak lagi telah
banyak dikembangkan, sedangkan penelitian mengenai standardisasi ekstrak secang terhadap berbagai konsentrasi pelarut belum banyak dilakukan, maka
dilakukan penelitian terhadap standardisasi ekstrak herbal secang terstandar dengan berbagai pelarut, sehingga diperolehekstrak herbal secang terstandar.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar fenolik total dari ekstrak kental dan ekstrak kering ekstrak kulit kayu secang dan
menstandardisasi ekstrak kulit kayu secang
Caesalpinia Sappan L
, dengan langkah penelitian sebagai berikut: kulit kayu secang disiapkan dan diekstrak
menggunakan pelarut etanol 30, 50, dan 70 menggunakan metode ekstraksi maserasi-perkolasi. Hasil ekstraksi berupa ekstrak cair yang
kemudian dilakukan uji fitokimia terhadap ekstrak cair tersebut terhadap alkaloid, saponin, taninpolifenol, flavonoid, serta steroid,. Dilanjutkan
dengan pemekatan ekstrak cair dengan cara menguapkan pelarut ekstrak cair menggunakan alat evaporasi, kemudian setelah pelarut menguap didapatkan
41
ekstrak kental, kemudian ekstrak kental yang dibuat digunakan untuk analisis kandungan fenolik total dan dilakukan standardisasi ekstrak kental
. Penentuan kadar fenolik total dalam penelitian ini menggunakan
standar asam galat dan regen folin Ciolte 1:10 dan Na
2
CO
3
6, dimana untuk menentukan kadar fenolik totalnya dilakukan dengan membaca
absorbansi ekstrak kulit kayu secang yang telah diberi folin dan Na
2
CO
3
menggunakan spektroskopi UV-Vis. standardisasi ekstrak kental yang dilakukan pada aspek spesifik dan aspek non-spesifik seperti kadar air, susut
pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, serta kadar sisa etanol yang terdapat dalam ekstrak.
Ekstrak kental dengan variasi konsetrasi yang memiliki kadar fenolik total tertinggi dijadikan ekstrak kering dengan menambahkan
filler
bahan pengisi, dalam hal ini dilakukan beberapa jenis penambah
filler
untuk melihat pengaruhnya terhadap ekstrak kering yang dihasilkan. Melihat
pengaruh penambahan
filler
terhadap ekstrak kental dengan cara mengukur kadar fenolik totalnya serta melakukan standardisasi ekstrak kering terhadap
kadar air, sifat alir dan uji organoleptik.
42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Ini adalah kayu dari tanaman secang
Caesalpinia Sappan L.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penentuan kadar fenolik total dan standardisasi ekstrak kental dan ekstak kering dari kayu secang
Caesalpinia Sappan L.
B. Alat dan Bahan
1. Alat penelitian
a. Spektroskopi UV-Vis
b. Karl Fischer Titrator Karl-Fischer Moisture Titrator MKS-520
c. Hot Plate and Stirer Hidolph RZR 2051, Jerman
d. Sonication Bath Elmasonic S15
e. Timbangan Analitik Precisa XT 220, Swiss dan KERN ALJ 220-
4NM f.
Shake
r GFL 3017 g.
Grinder
Retsch h.
Mousture Balance
Precisa HA60, Swiss i.
MikroPipet Ependolph j.
Alat Gelas dan ukur Pyrex
43
k. Desikator
l. Kuvet kotak
m.
Stopwatch
n.
Vacum Rotavapor
Heidolph, Jerman o.
Krus p.
Kertas Saring Bebas Abu q.
Furnace
Thermolyne 1400 r.
Kromatografi Gas GC DANI 1000 s.
Pompa Vakum Buchi V-700 t.
Kromatografi Lapis Tipis
2. Bahan penelitian
a. Kayu Secang
b. Etanol 96
c. HgCl Merck, Jerman
d. KI Merck, Jerman
e. BiNO
3
.H
2
O Merck, Jerman f.
HNO
3
Scharlau, Spayol g.
NaCl Merck, Jerman h.
Kloroform 10 Sigma-Aldrich, USA i.
H
2
SO
4
j. n-Heksan Scharlau, Spayol
k. Mg Powder Sigma-Aldrich, USA
l. Folin Ciocalteu 1:10 Sigma-Aldrich, USA