34 Single-beam  instrument
dapat  digunakan  untuk  kuantitatif dengan  mengukur  absorbansi  pada  panjang  gelombang  tunggal.
Single-beam  instrument  mempunyai  beberapa  keuntungan  yaitu sederhana,  harganya  murah,  dan  mengurangi  biaya  yang  ada
merupakan keuntungan yang nyata. Beberapa instrumen menghasilkan single-beam  instrument  untuk  pengukuran sinar  ultra violet  dan sinar
tampak. Panjang gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm Skoog, DA, 1996, 572-
574.
Gambar 7. Skema Spektroskopi UV-Vis  Single Beam
2 Double-beam instrument
Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 sampai 750 nm.
Double-beam instrument
dimana mempunyai dua sinar  yang  dibentuk  oleh  potongan  cermin  yang  berbentuk  V  yang
disebut  pemecah  sinar.  Sinar  pertama  melewati  larutan  blangko  dan sinar  kedua  secara  serentak  melewati  sampel,  mencocokkan
fotodetektor  yang  keluar  menjelaskan  perbandingan  yang  ditetapkan
35
secara  elektronik  dan  ditunjukkan  oleh  alat  pembaca  Skoog,  DA, 1996, 572-574.
Gambar 8. Skema Spektroskopi UV-Vis  Double-Beam
6. Standardisasi Ekstrak
Standardisasi  ekstrak  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  ekstrak dari bahan alam yang dibuat dapat memenuhi standar yang telah ditentukan,
sehingga  diharapkan  obat-obatan  herbal  yang  berasal  dari  bahan  alam memiliki konsitensi mutu seperti standar berikut pada tabel 1.
Tabel 2.  Parameter Standar Ektrak Tanaman Obat
No. Parameter Standar
Standar FHI
Quality Standard
1. Kadar air
Moisture content
≤10,00 2.
Kadar sari air
Water extractable
≤18,00 3.
Kadar sari alkohol
Alcohol extractable
≤9,70
4. Kadar abu
Ash content
≤ 1,40 5.
Kadar abu tak larut asam
Insoluble in HCl
≤ 0,6
Sumber : Farmakope Herbal Indonesia 2009
36
a. Parameter Non-Spesifik
3 Parameter susut pengeringan
Susut  pengeringan  merupakan  pengukuran  sisa  zat  setelah pengeringan  pada  temperatur  105°C  selama  30  menit  atau  sampai  berat
konstan,  yang  dinyatakan  dalam  nilai  persen  .  tujuan  dari  dilakukan parameter  standar  susut  pengeringan  ini  adalah  untuk  memberikan  batasan
maksimal  rentan  tentang  besarnya  senyawa  yang  hilang  pada  proses pengeringan  Depkes RI, 2000, 13.
4 Parameter kadar air
Pengukuran  kandungan  air  yang  berada  di  dalam  bahan,  biasanya dapat  dilakukan  dengan  cara  titrasi,  destilasi,  atau  gravimetri.  namun  yang
sering dilakukan adalah metode titrasi dengan pereaksi Karl Fischer, dalam penelitian ini digunakan alat Karl-Fischer Moisture Titrator MKS-520 untuk
memudahkan pengukuran Depkes RI, 2000, 14-16. 5
Parameter kadar abu total Pengukuran  kadar  abu  total  dilakukan  dengan  memanaskan  bahan
pada  temperatur  tertentu  dimana  senyawa  organik  dan  turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga tinggal unsur mineral dan anorganiknya
saja.  sehingga  dapat  diketahui  gambaran  kandungan  mineral  internal  dan eksternal  yang  berasal  dari  proses  awal  sampai  terbentuk  ekstrak    Depkes
RI, 2000, 17.