70
warnanya berubah menjadi merah darah pekat. Persamaan reaksi pada Gambar 14.
Gambar 17. Reaksi terpenoidsteroid dengan H
2
SO
4
yang menyebabkan
perubahan warna
Hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam sampel ekstrak etanol secang mengandung tanin dan polifenol,
saponin, steroid, dan flavonoid, namun tidak mengandung alkaloid.
f. Pembandingan Sampel Ekstrak Secang Dengan Standar Asam Galat
Menggunakan KLT
Dilakukan pembandingan Rf ekstrak secang etanol 30 2, ekstrak secang etanol 50 3, dan ekstrak Secang etanol 70 4 dengan standar
asam galat AG menggunakan KLT kromatografi lapis tipis. Hasil kromatografi lapis tipis tertera pada Gambar 11, terlihat pada totolan asam
galat AG terdapat 1 noda dengan Rf 0,280 sedangkan pada totolan2 terdapat 3 noda dengan noda ke satu bernilai Rf 0,170, noda kedua bernilai Rf
0,315 dan noda ke tiga bernilai Rf 0,510 sedang pada totolan 3 terdapat 2 noda dengan noda ke satu bernilai Rf 0,180 dan noda kedua bernilai Rf 0,320
sedang pada totolan 4 terdapat 2 noda dengan noda ke satu bernilai Rf 0,160 dan noda kedua bernilai Rf 0,300 dengan rician seperti pada Tabel 5. Dapat
dilihat bahwa pada noda kedua disetiap totolan sampel bernilai hampir sama dengan nilai Rf asam galat, sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak secang
71
yang dibuat memilki kandungan asam galat, walaupun ekstrak secang yang dibuat belum murni.
3. Standardisasi Ekstrak Kental
Standardisasi ekstrak kental yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi parameter berikut: susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tak
larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, dan sisa pelarut etanol. Parameter standar yang pertama adalah susut pengeringan dengan
menggunakan alat
Mousture Balance
Precisa HA60, Swiss dengan tiga kali pengulangan perhitungan, didapatkan susut pengeringan untuk ekstrak secang
menggunakan pelarut etanol 30 sebesar 15,30 ± 2,84, susut pengeringan untuk ekstrak secang menggunakan pelarut etanol 50 sebesar
21,23 ± 7,89, serta susut pengeringan untuk ekstrak secang menggunakan pelarut etanol 70 sebesar 8,25 ± 2,64. Sehingga dapat di
katakan bahwa susut pengeringan dari ekstrak-ekstrak yang telah dibuat tidak lebih dari 21,24.
Parameter standar yang kedua adalah kadar abu total dengan mengukur kadar abu total menggunakan metode seperti yang telah dijelaskan
dalam prosedur pengukuran kadar abu total, dengan tiga kali pengulangan perhitungan didapatkan kadar abu total untuk ekstrak secang menggunakan
pelarut etanol 30 sebesar 4,317 ± 0,071, kadar abu total untuk ekstrak secang menggunakan pelarut etanol 50 sebesar 3,758 ± 0,102, serta
kadar abu total untuk ekstrak secang menggunakan pelarut etanol 70 sebesar 1,912 ± 0,076. Sehingga dapat di katakan bahwa kadar abu total