Standardisasi Ekstrak Kental Pembahasan

74 pelarut etanol untuk ekstrak secang menggunakan pelarut etanol 30 sebesar 0,006 ± 0,00071, kadar sisa pelarut etanol untuk ekstrak secang menggunakan pelarut etanol 50 sebesar 0,018 ± 0,00045, serta kadar sisa pelarut etanol untuk ekstrak secang menggunakan pelarut etanol 70 sebesar 0,010 ± 0,00717. Sehingga dapat dikatakan bahwa kadar sisa pelarut etanol dari ekstrak-ekstrak yang telah dibuat tidak lebih dari 0,019 yang merupakan kadar yang sangat sedikit. Menurut standar FHI dikatakan bahwa kadar sisa pelarut etanol harus sesedikit mungkin. Dalam penelitian ini yang dihitung adalah kadar sisa pelarut etanol dalam ekstrak kental, dimana ekstrak memang masih mengandung pelarut yang berjumlah sangat sedikit. Perhitungan sisa pelarut ini dilakukan sebagai pendahuluan untuk mengetahui kadar pelarut etanol yang terkandung sebelum ekstrak kental dibuat menjadi ekstrak kering. Sehingga dapat dipastikan saat dibuat menjadi ekstrak kering sudah tidak mengandung pelarut etanol sama sekali, karena apabila di dalam suatu ekstrak kering sedian obat masih terkandung sisa pelarut etanol akan berbahaya untuk konsumsi pasien Depkes RI, 2000, 17-18.

4. Kandungan Fenolik Total Ekstrak Kental

a. Mencari λMaksimal untuk pengukuran dengan cara scaning dari panjang gelombang 350 nm hingga panjang gelombang 800 nm, dalam pencarian ini didapatkan panjang gelombang 734 nm data scanning dalam lampiran 11 dimana hampir serupa dengan penelitian sebelumnya yang 75 dilakukan oleh Jannat.,dkk tahun 2010 yakni pada panjang gelombang maksimum pada 725 nm. b. Membuat Kurva Standar Standar yang digunakan merupakan asam galat dengan rentan antara 40 ppm hingga 120 ppm dengan interval 20 ppm. Dalam pembuatan kurva standar ini didapatkan data seperti pada Tabel 12. Tabel 12. Absorbansi Standar Asam Galat Untuk Ekstrak Kental KONSENTRASI Serapan Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 40 ppm 0,312 0,32 0,319 0,317 60 ppm 0,546 0,541 0,53 0,539 80 ppm 0,699 0,68 0,685 0,688 100 ppm 0,892 0,83 0,855 0,859 120 ppm 0,978 0,966 0,957 0,967 Dari data absorbansi standar di atas kemudian data standar tersebut dibuat kurva linier untuk digunakan dalam penentuan kadar fenolik total selanjutnya. Gambar 18. Kurva Standar Asam Galat Untuk Ekstrak Kental Kurva standar asam galat diatas memberikan informasi persamaan garis linier asam galat adalah y= 0,0081x + 0,026 dengan nilai linieritas y = 0.0081x + 0.026 R² = 0.9868 0.000 0.500 1.000 1.500 20 40 60 80 100 120 140 S E R A P A N KONSENTRASI STANDAR ASAM GALAT 76 mendekati 1 yakni R 2 = 0,9868. Dengan perincian perhitungan pada lampiran 11. c. Mengukur Absorbansi Sampel Mengukur absorbansi sampel dilakukan dengan metode yang digunakan oleh Jannat.,dkk,2010 dengan sedikit modifikasi pada jumlah reagen dan λ maksimal yang digunakan. Pengukuran diawali dengan menyiapkan stok sampel dengan konsentrasi 10000 ppm yang selanjutnya diencerkan menjadi 200 ppm kemudian dipipet kedalam kuvet yang kemudian ditambahkan Na 2 CO 3 6 setelah lima menit ditambahkan Folin Ciolciaute 10 kemudian dikocok selama 90 menit dan diukur absorbansinya menggunakan spektroskopi UV- Vis pada λ maksimal 734 nm, kemudian untuk menghitung kadar fenolik total digunakan persamaan garis linier asam galat yang telah dicari sebelumnya perhitungan kadar asam galat ekivalen tertera dalam lampiran sehingga diketahui kadar fenolik total pada Tabel 7. Hasil penentuan kadar fenolik total dalam ekstrak secang mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kadar etanol dalam pelarut yang digunakan, dari data di atas terlihat perbedaan yang cukup signifikan dengan menggunakan metode ekstraksi dan pengukuran yang sama namun kadar fenolik totalnya berbeda, hal ini dimungkinkan disebabkan oleh sifat kepolaran antara air dan etanol yang berbeda, menurut literatur yang ada, air dan etanol merupakan senyawa yang polar, namun tingkat kepolarannya berbeda, sehingga dengan menggunakan 77 etanol 30 perbandingan etanol : air adalah 3:7, etanol 50 perbandingan etanol : air adalah 1:1, serta etanol 70 perbandingan etanol : air adalah 7: 3. Gambar 19. Grafik Perbandingan Kadar Fenolik Total Sampel Berdasarkan Gambar 19 menunjukkan bahwa pelarut dengan etanol yang konsentrasinya lebih tinggi memiliki kadar fenolik total lebih banyak. Hal tersebut karena pengaruh kepolaran dari etanol yang digunakan. Etanol memiliki sifat semipolar karena adanya gugus OH yang bersifat polar dan struktur etil yang bersifat non-polar, sedangkan air merupakan senyawa polar. Tingkat kepolaran etanol yang digunakan dipengaruhi oleh banyaknya kadar air dalam larutan tersebut, semakin banyak kadar air dalam larutan etanol : air, maka semakin tinggi tingkat kepolaran. Dimana senyawa fenolik yang ditarik bersifat semi polar yakni gugus benzen bersifat non-polar dan gugus OH bersifat polar. Itulah sebab 0.000 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 1 2 3 K a d a r Fe n o li k T o ta l m g E A G G E ks tr a k Kadar Fenolik Total Secang dengan Etanol 30 Secang dengan Etanol 50 Secang dengan Etanol 70

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 15

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 11

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 17

FORMULASI SEDIAAN TABLET ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG.

0 0 2

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) YANG DIPENGARUHI SUHU DAN PH MENGGUNAKAN METODE DPPH (Diphenylpicrylhydrazyl).

0 0 2

PENENTUAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr.) & SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN METODE β-CAROTENE BLEACHING.

0 0 1

UJI PENGHAMBATAN AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE TERHADAP EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)

0 0 6

Key words: Hypolipidemic, sappan wood, Caesalpinia sappan L., antioxidants. PENDAHULUAN - UJI EFEK HIPOLIPIDEMIK EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN

0 0 11

FORMULASI dan UJI ANTIOKSIDAN LIPSTIK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) NUR DAMAYYANTI

0 2 15