Kandungan Fenolik Total Ekstrak Kental

77 etanol 30 perbandingan etanol : air adalah 3:7, etanol 50 perbandingan etanol : air adalah 1:1, serta etanol 70 perbandingan etanol : air adalah 7: 3. Gambar 19. Grafik Perbandingan Kadar Fenolik Total Sampel Berdasarkan Gambar 19 menunjukkan bahwa pelarut dengan etanol yang konsentrasinya lebih tinggi memiliki kadar fenolik total lebih banyak. Hal tersebut karena pengaruh kepolaran dari etanol yang digunakan. Etanol memiliki sifat semipolar karena adanya gugus OH yang bersifat polar dan struktur etil yang bersifat non-polar, sedangkan air merupakan senyawa polar. Tingkat kepolaran etanol yang digunakan dipengaruhi oleh banyaknya kadar air dalam larutan tersebut, semakin banyak kadar air dalam larutan etanol : air, maka semakin tinggi tingkat kepolaran. Dimana senyawa fenolik yang ditarik bersifat semi polar yakni gugus benzen bersifat non-polar dan gugus OH bersifat polar. Itulah sebab 0.000 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 1 2 3 K a d a r Fe n o li k T o ta l m g E A G G E ks tr a k Kadar Fenolik Total Secang dengan Etanol 30 Secang dengan Etanol 50 Secang dengan Etanol 70 78 mengapa ekstrak secang dengan pelarut etanol 70 dapat menarik gugus fenolik paling banyak.

5. Standardisasi Ekstrak Kering

Standardisasi perlu dilakukan terhadap ekstrak sedian obat herbal adapun standardisasi ekstrak kering yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi parameter berikut: pengamatan organoleptik, kadar air, dan sifat alir. Ekstrak kering yang dibuat dari ekstrak kental dengan pelarut etanol 70 hal ini dikarenakan pada konsentrasi pelarut ini memiliki kadar fenolik total yang paling banyak sehingga ekstrak kental etanol 70 ini dibuat menjadi ekstrak kering. Ekstrak kering dibuat dengan cara ditambahkan filler ke dalam ekstaknya dan dimasukkan kedalam oven dengan suhu 50°C selama 3 jam, filler sendiri merupakan zat pengikat atau dapat dikatakan sebagai zat pengisi yang berfungsi untuk memadatkan dan memperbaiki tekstur ekstrak agar mudah dijadikan serbuk, dalam penelitian ini filler yang digunakan adalah Laktosa, Dekstrin, Corn Starch , Amrotab, Maltodekstrin, dan Avicel PH 102. Parameter standar ekstrak kering pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan organoleptik, dimana hasil dari keenam ekstrak kering secang dengan pelarut etanol 70 dengan penambahan filler yang berbeda menunjukkan hasil ekstrak kering yang baik dimana serbuk yang dihasilkan halus dengan warna antara merah hingga merah 79 tua, rasa agak pahit, serta berbau khas dengan perincian terdapat pada Tabel 8. Parameter standar ekstrak kering yang kedua adalah kadar air dengan menggunakan alat Karl Fischer Titrator Karl-Fischer Moisture Titrator MKS-520 dengan tiga kali pengulangan, dari hasil perhitungan didapatkan kadar air untuk ekstrak secang kering menggunakan filler laktosa sebesar 5,77 ± 2,44, kadar air untuk ekstrak secang kering menggunakan filler dekstrin sebesar 5,35 ± 0,49, kadar air untuk ekstrak secang kering menggunakan filler Corn Starch sebesar 6,13 ± 2,65, kadar air untuk ekstrak secang kering menggunakan filler Amrotab sebesar 4,77 ± 0,71, kadar air untuk ekstrak secang kering menggunakan filler Maltodekstrin sebesar 4,80 ± 2,23, serta kadar air untuk ekstrak secang kering menggunakan filler Avicel PH 102 sebesar 8,18 ± 2,11, Sehingga dapat dikatakan bahwa kadar dari ekstrak- ekstrak yang telah dibuat tidak lebih dari 10,00. Kadar air akan tidak boleh terlalu besar kareana akan mempengaruhi lama penyimpanan, karena apabila kadar air tinggi maka akan lebih mudah ditumbuhi bakteri dan jamur, sehingga sediaan obat tidak akan bertahan lama. Berdasarkan data yang didapatkan penambahan filler sangat berpengaruh dengan kadar air yang diikat oleh ekstrak kering, karena setiap filler memiliki kualifikasi pengikatan bahan dan air yang berbeda-beda kemungkinan lain terjadi karena kondisi suhu pada saat pengeringan, kadar air menurun dengan meningkatnya suhu pengeringan Rathanan., dkk, 2007 dari keenam 80 ekstrak yang dibuat ekstrak kering dengan tambahan filler maltodekstrin memiliki kadar air paling kecil, sehingga dalam parameter kandungan kadar air ekstrak kering secang dengan penambahan filler maltodekstrin adalah yang paling baik. Parameter standar ekstrak kering yang terakhir adalah sifat alir dengan menggunakan alat yang sederhana yakni corong, statif dan klem, serta penggaris. Sifat alir berhubungan dengan sudut diam, dengan penjelasan sudut diam 25 ° menyatakan sifat alir sangat baik, sudut diam 25 °-30° menyatakan sifat alir baik, sudut diam 30 ° - 40° menyatakan sifat alir cukup, dan sudut diam 40 ° menyatakan sifat alir buruk. Dimana untuk menetukan sudut diam dari ekstrak kering digunakan rumus dibawah ini : Tan α = dimana H merupakan ketinggian serbuk dijatuhkan dan D merupakan diameter rata-rata dari serbuk yang jatuh sehingga akan diketahui sudut diam α-nya perhitungan sifat alir tertera dalam lampiran 14. Penelitian sifat alir ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan, dari hasil perhitungan didapatkan sifat alir untuk ekstrak secang kering menggunakan filler laktosa sebesar 19,433° ± 4,293° Sangat Baik Mengalir , sifat alir untuk ekstrak secang kering menggunakan filler dekstrin sebesar 14,483° ± 3,501° Sangat Baik Mengalir, sifat alir untuk ekstrak secang kering menggunakan filler Corn Starch sebesar 15,500° ± 81 3,072° Sangat Baik Mengalir , sifat alir untuk ekstrak secang kering menggunakan filler Amrotab sebesar 12,430° ± 5,251° Sangat Baik Mengalir, sifat alir untuk ekstrak secang kering menggunakan filler Maltodekstrin sebesar 18,080° ± 3,222° Sangat Baik Mengalir, serta sifat alir untuk ekstrak secang kering menggunakan filler Avicel PH 102 sebesar 23,157° ± 4,534° Sangat Baik Mengalir, Sehingga dapat di katakan bahwa sifat alir dari ekstrak-ekstrak yang telah dibuat tidak lebih dari 25° dan dapat dinyatakan bahwa keenam ekstrak kering dengan filler berbeda-beda menghasilkan ekstrak kering yang sangat mudah mengalir, namun walaupun keenam ekstrak kering tersebut memiliki sifat yang sama-sama dalam kategori mudah mengalir, sudut diam yang dimiliki oleh setiap ekstrak kering berbeda, hal ini disebakan karena setiap filler memiliki karakteristik tersendiri dalam membentuk sifat fisik ekstrak kering, apabila dilihat dari parameter sudut diamsifat alir, ekstrak kering yang memiliki sifat alir terbaik adalah ekstrak kering dengan penambahan filler Amrotab.

6. Kandungan Fenolik Total Ekstrak Kering

a. Membuat Kurva Standar Standar yang digunakan merupakan asam galat dengan rentan antara 40 ppm hingga 120 ppm dengan interval 20 ppm. Dalam pembuatan kurva standar ini didapatkan data seperti pada Tabel 13.

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 15

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 11

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 17

FORMULASI SEDIAAN TABLET ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG.

0 0 2

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) YANG DIPENGARUHI SUHU DAN PH MENGGUNAKAN METODE DPPH (Diphenylpicrylhydrazyl).

0 0 2

PENENTUAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr.) & SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN METODE β-CAROTENE BLEACHING.

0 0 1

UJI PENGHAMBATAN AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE TERHADAP EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)

0 0 6

Key words: Hypolipidemic, sappan wood, Caesalpinia sappan L., antioxidants. PENDAHULUAN - UJI EFEK HIPOLIPIDEMIK EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN

0 0 11

FORMULASI dan UJI ANTIOKSIDAN LIPSTIK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) NUR DAMAYYANTI

0 2 15