84
untuk  ekstrak  secang  kering  menggunakan
filler Corn  Starch
sebesar 304,81  ±  31,24  mg  EAGg  Ekstrak,  kadar  fenolik  total  untuk  ekstrak
secang  kering  menggunakan
filler
Amrotab  sebesar    302,59  ±  9,96  mg EAGg  Ekstrak,  kadar  fenolik  total  untuk  ekstrak  secang  kering
menggunakan
filler
Maltodekstrin  sebesar    310,00  ±  68,59  mg  EAGg Ekstrak,  serta  kadar  fenolik  total  untuk  ekstrak  secang  kering
menggunakan
filler
Avicel  PH  102  sebesar    500,37  ±  22,48  mg  EAGg Ekstrak.
Dari  penelitian  yang  telah  dilakukan  terhadap  ekstrak  kental  dan ekstrak  kering  tanaman  secang  data  yang  didapatkan  telah  memenuhi
standar yang telah ditentukan dalam FHI Farmakope Herbal Indonesia.
85
BAB V KESIMPPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan  penelitian  yang  telah  dilakukan  dapat  ditarik  beberapa kesimpulan sebagai berikut ini:
1. Kadar fenol total dari ekstrak kental dan ekstrak cair kayu secang adalah
untuk  ekstrak  kental  secang  etanol  30  sebesar    390,241  ±  10,9  mg EAG  g  Ekstrak,  ekstrak  secang  etanol  50  sebesar    403,092  ±  14,33
mg EAG g Ekstrak, dan ekstrak Secang etanol 70 sebesar  597,068 ± 28,39  mg  EAG  g  Ekstrak,  serta  untuk  ekstrak  kering  dengan  pelarut
etanol 70, yakni ekstrak kering Laktosa sebesar 513,70 ± 44,52  mg EAG g Ekstrak, ekstrak kering  Dekstrin sebesar 228,52 ± 13,39 mg
EAG  g  Ekstrak,  ekstrak  kering
Corn  Starch
sebesar  304,81  ±  31,24 mg  EAG  g  Ekstrak,  ekstrak  kering  Amrotab  sebesar  302,59  ±  9,96
mg  EAG  g  Ekstrak,  ekstrak  kering  Maltodekstrin  sebesar  310,00  ± 68,59 mg EAG g Ekstrak, dan ekstrak kering Avicel PH 102 sebesar
500,37 ± 22,48 mg EAG g Ekstrak. 2.
Kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak kayu secang
Caesalpinia  Sappan  L
.  adalah  saponin,  tanin    polifenol,  steroid, flavanoid yang diketahui dari uji fitokimia kualitatif.
3. Ekstrak  secang  yang  dibuat  telah  memenuhi  standar  yang  ditetapkan
dalam  FHI  Farmakope  Herbal  Indonesia    yakni    Susut  pengeringan tidak  lebih  dari  26,  Kadar    abu  tidak  lebih  dari  4,4,  kadar  abu  tak
86
larut  asam  tidak  lebih  dari  0,45,  kadar  sari  larut  air  antara  0,41 sampai  0,532,  kadar  sari  larut  etanol  0,924  sampai  1,223,  kadar
sisa pelarut etanol sangat kecil tidak lebih dari 0,019  .
B. Saran
Saran  yang  diberikan  oleh  penulis  dalam  pengerjaan  penelitian  ini  adalah sebagai berikut:
1. Perlu  dilakukan  penelitian  lanjutan  untuk  melengkapi  data  standardisasi
pada aspek cemaran mikroba dan cemaran logam berat 2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat aktivitas dari setiap ekstrak, misal uji invitro terhadap kerja enzim xantin oxidase
87
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,  S.A.  1986.
Kimia Organik Bahan  Alam
.  Jakarta: Karnunika. BPOM  RI.  2004.
Monograph  of  Indonesia  Medical  Plant  extracts  volume  1
. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hlm.15-16
BPOM RI. 2008.
Direktorat Obat Asli Indonesia
. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hlm.18
Candra, J. Helan dan S, Saravakumar. 2013 . Screening of antimicrobial  activity and  phytochemical  analysis  of  Caesalpinia  sappan  L.
Journal  of Chemical
and Pharmaceutical
Research,
2013, 52:171-175.
Department  of  Biotechnology,  Jeppiaar  Engineering  College,  Chennai, Tamil Nadu, India
Depkes  RI.  1971.
Materi  Medika  Indonesia  JILID  III
.  Jakarta:  Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. 1995.
Farmakope  Indonesia Edisi IV
. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hlm. 1036-1043.
Depkes  RI.  2000.
Parameter  Standar  Umum  Ekstrak  Tumbuhan  Obat
.  Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. Hlm 12- 32
Depkes  RI.  2008.
Farmakope  Herbal  Indonesia  Edisi  I
.  Jakarta:  Direktorat Jendral Bina Farmasi dan Alat Kesehatan
Depkes  RI.  2010.
Suplemen  I  Farmakope  Herbal  Indonesia
.  Jakarta:  Direktorat Jendral Bina Farmasi dan Alat Kesehatan
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R.,  Wells, B. G., Posey,L. M. 2005.
Pharmacotherapy:  A  Pathophysiological  Approach  Eds.  6th edition
.  Chapter  95.  Acne  Vulgaris.  Hlm.  1755-  1768.  diakses  pada tanggal
30 Agustus
2016 pukul
11.52 melalui
web. http:www.accesspharmacy.comcontent.aspx?aID=3212123
. Farah,  A.  dan  Donangelo,C.M.  2006.  Phenolic  compounds  in  coffee.
Brazilian Journal of Plant Physiology
, 18. Hlm. 23 –36.
Farnsworth, Norman R. 1966. Biological  and phytochemical  screening of plants. USA: American Pharmaceutical Association.
Flight,  I.dan  Clifton,  P.  2006.  Cereal  grains  and  legumes  in  the  prevention  of coronary  heart  disease  and  stroke:  A  review  of  the  literature.
European Journal of Clinical Nutrition,
60. Hlm. 1145 –1159
Follin,  Otto  dan  Ciocalteu,  Vintila.  1927.  On  Tyrosine  And  Tryptophane Determinations  In Proteins.
Joural  From the Biochemical  Laboratory of
88 Harvard Medical School
.1927 April 1. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2016  pukul  10.33  melalui  web.
http:www.jbc.orgcontent73262 7.full.pdf
Harborne,  J.,  1996.
Metode  Fitokimia: Penuntun  Cara  Modern  Menganalisis
Tumbuhan.
Cetakan    kedua.    Penerjemah:    Padmawinata,    K.    dan    I. Soediro.  Bandung: Penerbit ITB.
Jannat,  B.,  Oveisi,M.  R.,  Sadeghi  N.,  Hajimahmoodi,  M.,  Behzad,  M., Choopankari,E.  dan  Behfar,  A.  A.  2010.  Effects  Of  Roasting
Temperature And Time On Healthy Nutraceuticals Of Antioxidants And Total Phenolic Content In Iranian Sesame Seeds  Sesamum Indicum L.
Iran. J. Environ. Health. Sci. Eng.
, 2010, Vol. 7, No. 1, Hlm. 97-102 Kraus,Tamara E. C., Dahlgren, Randy A., dan Zasoski, Robert J. 2003. Tannins in
nutrient  dynamics  of  forest  ecosystems  -  a  review.
Plant  and  Soil  256
. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Hlm.  41
–66 Kusmiati., Dameria dan Dody Priadi. 2014. Analisis Senyawa Aktif Ekstrak Kayu
Secang  Caesalpinia  Sappan  L  yang  Berpotensi  Sebagai  Antimikroba.
Prosiding. Seminar Nasional Teknologi Industri Hijau I tahun 2014
. Lachman,  L.,  Liebermann,  H.A.,  dan  Kanig,  J.I.  1994.  Teori  and  Praktek
Farmasi Industri II. Edisi III. Jakarta: UI Press. Hlm. 645-660. M.  Sangi  M.,  M.R.J.  Runtuwene.,  H.E.I.  Simbala  dan  V.M.A.  Makang.  2008.
Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di kabupaten Minahasa Utara.
Chem. Prog,
11. Hlm. 47-53. McMurry,    J.  and  R.C.    Fay.  2004.
Organic  Chemistry.  4th    edition
.    Belmont, Canada:  Nelson Education, Ltd.
Mirhosseini,  Hamed  .,  Amid,  Bahareh  T.  dan  Cheong,  Kok  W.2013  .Effect  of different  drying  methods  on  chemical  and  molecular  structure  of
heteropolysaccharideeprotein gum from durian seed
. Food Hydrocolloids
31 2013 210-219 journal homepage: www.elsevier.comlocatefoodhyd
Department  of  Food  Technology,  Faculty  of  Food  Science  and Technology, University Putra Malaysia, 43400 UPM Serdang,
Mujica,  María  Virginia.,  Granito,  Marisela.,  dan  Soto,  Naudy.  2009.  Importance of  the  extraction  method  in  the  quantification  of  total  phenolic
compounds  in  Phaseolus  Vulgaris  L.
INCI  v.34  n.9  Caracas
.  diakses melalui  web:  http:www.scielo.org.vepdfinciv34n9art11.pdf.  pada
tanggal 18 oktober 2016. Hlm.650-654 Oliveira, A. C de., Valentim, I. B., Goulart, M. O. F., Silva, C. A., Bechara, E. J.
H., Trevisan, M. T. S. 2009.  Plants As a Source Of Natural Antioxidants.
Quím. Nova
vol.32 no.3 São Paulo