12
Secara kimiawi, taninmemiliki sifat-sifat diantaranya: merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar
dipisahkan sehingga sukar mengkristal, tanin dapat diidentifikasi dengan kromotografi, dan senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi astrigensia
zat yang dapat meringkas pori, antiseptik dan pemberi warna
Gambar 2. Struktur Kimia Tanin 1,2,3,4,6-pentagalat- β-D-glukopiranosa
Mujica.,dkk, 2009, 652
d. Efek farmakologis
Tanaman secang dapat dapat diajadikan obat beberapa penyakit, antara lain diare, disentri, batuk darah TBC, luka dalam, sifilis, darah kotor,
muntah darah, buang air besar berdarah, luka berdarah, memar berdarah,
13
malaria, tetanus, tumor, asam urat, kanker, anti bakteri dan radang selaput lendir mata Kusmiati, 2014.
Kandungan yang terdapat dalam batang pohon secang dapat bekerja sebagai penghenti pendarahan, pembersih darah, penawar racun, dan obat
antiseptik . Karena tanaman ini mengandung senyawa anti bakteri dan bersifat anti koagulasi atau anti penggumpalan, maka secang dapat digumakan
sebagai obat diare, batuk dan dapat menyembuhkan luka. Menurut penelitian lain secang juga memiliki aktivitas anti mikroba Candra dan
Saravakumar,2013,172-174 Pertamawati dan Mutia2015 menyatakan bahwasecang mampu
menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sampai 56,47, 23 dari aktivitas penghambat enzim xantin oksidase dari allopurinol 87,47. Enzim
xantin oksidase dalam tubuh merupakan enzim yang bekerja dalam pembentuk asam purin yang apabila menumpuk akan menjadi penyakit asam
urat
hiperurisemia
. Berikut ini penjelasan mengenai penyakit asam urat. Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Dalam
keadaan normal, 90 dari hasil metabolit nukleotida yakni adenin, guanin, dan hipoxantin akan digunakan kembali sehingga terbentuk menjadi
adenosine monophosphate AMP, inosine monophosphate IMP, dan guanosine monophosphate GMP dengan bantuan enzim adenine
phosphoribosyl transferase APRT dan hipokxantine guanine phosphoribosyl transferase HGPRT. Selanjutnya 10 sisa metabolit nukleotida akan diubah
14
menjadi xantin yang selanjutnya diubah menjadi asam urat, struktur asam urat seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Asam Urat
2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah metode pemisahan bahan dari suatu zat padat maupun cair berdasarkan kelarutan bahan yang akan dipisahkan. Ekstrak
merupakan sediaan pekat yang diperoleh dari proses ekstraksi simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,kemudian
pelarut diuapkan menggunakan alat evaporator.
a. Metode Ekstraksi
Berdasarkan suhuekstraksi, metode ekstraksi dibagi menjadi dua, yakni metode dingin dan metode panas.
1 Metode Dingin
Merupakan metode ekstraksi tanpa penaikan atau penambahan temperatur awal ekstraksi dilakukan pada temperatur ruang, berikut ini
merupakan ekstraksi yang termasuk metode dingin: a
Maserasi Maserasi merupakan proses ekstraksi dengan perendaman
simplisia menggunakan pelarut.Setelah beberapa kali pengadukan pada
15
suhu ruang kemudian simplisia direndam beberapa lama, biasanya selama 24 jam. Remaserasi dilakukann dengan menambahkan pelarut
pada residu setelah dilakukan penyaringan ekstrak hasil maserasi yang pertama dan seterusnya.
b Perkolasi
Perkolasi merupakan cara ekstraksi sederhana seperti halnya maserasi. Pada perkolasi, pelarut yang digunakan selalu baru,karena
pelarut dialirkan melalui serbuk simplisia dan kemudian ditampung kedalam sebuah wadah yang ada selang menuju pompa, sehingga pelarut
dipompa kembali ke tabung perkolasi. Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia
ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh
kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan berperan pada
perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran.
Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada suhu kamar. Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat
sudah tidak mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik