Alat penelitian Bahan penelitian

45 etanol dengan konsentrasi etanol 30, 50, dan 70. Langkah awal dari metode maserasi-perkolasi ini adalah dengan cara membungkus 500 gram serutan kayu secang menggunakan kertas saring dimana bagian atas dari kertas saring dibuat terbuka kertas saring dibuat seperti kantong dengan menggulung kertas dan bagian bawah diikat dengan benang kemudian bagian atas dibiarkan. Kemudian serutan kayu secang tersebut ditempatkan ke dalam alat perkolator Gambar 9. kemudian ke dalam alat perkolator dimasukkan pelarut hingga batas atas dan sisa pelarut dimasukkan ke dalam penampung pelarut di bawah tabung perkolator, metode maserasi-perkolasi ini dijalankan selama 120 menit dengan rincian 30 menit perendaman maserasi dan 90 menit sirkulasi pelarut perkolasi, setelah selesai alat perkolasi dimatikan dan diperoleh ekstrak cair. Ekstrak cair kemudian dipekatkan dengan alat evaporasi untuk menguapkan sisa pelarut etanol yang ada menggunakan alat evaporasi dengan kecepatan putar 60-80 rpm, suhu 50 °C , dan tekanan 70 – 200 mBar, penguapan dihentikan pada saat ekstrak mulai mengental seperti pasta. Ekstrak hasil dari evaporasi ditampung dalam botol selai yang telah ditimbang dan dilanjutkan dengan memasukkan botol selai berisi ekstark kedalam oven pada suhu 50°C, hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan sisa pelarut air yang tersisa. 46 Gambar 9. Skema alat perkolator

3. Uji Fitokimia Pada ekstrak cair

Penapisan Fitokimia a. Alkaloid Depkes, 1995 dan Sirait, 2007 1 Ekstrak ditambahkan dengan 1 ml HCl 2N dan 9 ml akuades, kemudian dipanaskan di penangas air selama 2 menit, dinginkan. Kemudian filtrat disaring dan ditampung. Filtrat digunakan sebagai larutan percobaan selanjutnya larutan uji. 2 Larutan uji diambil 1 ml dan dituang ke dalam kaca arloji, kemudian ditambahkan 2 tetes Reagen Bouchardart, jika terbentuk endapan coklat sampai dengan hitam menunjukkan adanya alkaloid 47 3 Larutan uji diambil 1 ml dan dituang ke dalam kaca arloji, kemudian ditambahkan 2 tetes Reagen Wagner, jika terbentuk endapan coklat muda sampai kuning menunjukkan adanya alkaloid 4 Larutan uji diambil 1 ml dan dituang ke dalam kaca arloji, kemudian ditambahkan 2 tetes Reagen Mayer, jika terbentuk endapan menggumpal putih atau kuning yang larut dalam metanol menunjukkan adanya alkaloid. 5 Larutan uji diambil 1 ml dan dituang ke dalam kaca arloji, kemudian ditambahkan 2 tetes Reagen Dragendorf, jika terbentuk endapan jingga coklat menunjukkan adanya alkaloid. b. Uji Flavonoid Depkes, 1995 dan Farnsworth, 1966 Ekstrak ditambahkan dengan 5 ml etil asetat hingga ekstrak larut larutan uji. 1 1 ml larutan uji diuapkan dan ditambahkan 2 ml etanol 95 dan 0,5 gram serbuk seng, kemudian ditambahkan 2 ml HCl 2N, diamkan 1 menit.Setelah itu, ditambahkan 10 tetes HCl pekat. Kocok perlahan, kemudian didiamkan 2 sampai 5 menit. Terbentuk warna merah intensif flavonoid positif. 2 1 ml larutan uji diuapkan dan ditambahkan 1 ml etanol 95 dan 0,1 gram serbuk magnesium. Kemudian ditambahkan 10 tetes HCl pekat dan kocok perlahan. Hasil positif jika terbentuk warna merah jingga hingga merah ungu flavonoid positif atau kuning jingga flavon, kalkon, auron.

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 15

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 11

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 17

FORMULASI SEDIAAN TABLET ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG.

0 0 2

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) YANG DIPENGARUHI SUHU DAN PH MENGGUNAKAN METODE DPPH (Diphenylpicrylhydrazyl).

0 0 2

PENENTUAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr.) & SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN METODE β-CAROTENE BLEACHING.

0 0 1

UJI PENGHAMBATAN AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE TERHADAP EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)

0 0 6

Key words: Hypolipidemic, sappan wood, Caesalpinia sappan L., antioxidants. PENDAHULUAN - UJI EFEK HIPOLIPIDEMIK EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN

0 0 11

FORMULASI dan UJI ANTIOKSIDAN LIPSTIK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) NUR DAMAYYANTI

0 2 15