Alkaloid Penapisan Fitokimia Kualitatif

68

c. Saponin

Timbulnya busa pada uji Forth menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya aglikon Rusdi, 1990. Pembentukan busa pada uji forth ini disebabkan terbentuknya senyawa aglikon yang merupakan sabun, pada uji saponin ditunjukkan pada Gambar 15. Selain uji Forth juga dilakukan uji Lieberman- Burchard yang merupakan uji karakteristik untuk sterol tidak jenuh dan triterpen Santos et al., 1978. Gambar 15. Reaksi hidrolisis saponin dalam air d. Flavanoid Warna orange yang terbentuk pada uji Bate Smith-Mertcalf dan warna merah pada uji Wilstater disebabkan karena terbentuknya garam flavilium Achmad, 1986. Jenis flavanoid yang terdapat dalam ekstrak kulit kayu secang tidak diketahui, sehingga untuk mekanisme uji flavonoid diambil contoh senyawa flavon salah satu jenis flavanoid, apabila dalam suatu zat 69 mengandung senyawa flavanol, saat ditambahkan Mg dan HCl akan mengalami reduksi menjadi garam flavanol klorida yang berwarna merah tua, dengan reaksi seperti pada Gambar. Sehingga selain warna larutannya berubah menjadi merah tua, dapat diamati pula serbuk Mg yang dimasukkan kedalam larutan bereaksi dengan gugus flavanol dan lama kelamaan habis. Gambar 16. Reaksi pembentukan garam flavilium e. Steroid Pengujian steroidtriterpenoid didasarkan pada kemampuan senyawa steroidtriterpenoid untuk membentuk warna dengan H 2 SO 4 pekat dalam pelarut asam asetat anhidrat Sangi dkk., 2008, 48. Pada uji steroid ini didapatkan hasil positif yang ditandai dengan perubahan warna pada ekstrak etanol secang yang telah diuapkan pelarutnya yang awalnya berwarana orange kemerahan setelah ditambahkan asam asetat dan H 2 SO 4 pekat 70 warnanya berubah menjadi merah darah pekat. Persamaan reaksi pada Gambar 14. Gambar 17. Reaksi terpenoidsteroid dengan H 2 SO 4 yang menyebabkan perubahan warna Hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam sampel ekstrak etanol secang mengandung tanin dan polifenol, saponin, steroid, dan flavonoid, namun tidak mengandung alkaloid.

f. Pembandingan Sampel Ekstrak Secang Dengan Standar Asam Galat

Menggunakan KLT Dilakukan pembandingan Rf ekstrak secang etanol 30 2, ekstrak secang etanol 50 3, dan ekstrak Secang etanol 70 4 dengan standar asam galat AG menggunakan KLT kromatografi lapis tipis. Hasil kromatografi lapis tipis tertera pada Gambar 11, terlihat pada totolan asam galat AG terdapat 1 noda dengan Rf 0,280 sedangkan pada totolan2 terdapat 3 noda dengan noda ke satu bernilai Rf 0,170, noda kedua bernilai Rf 0,315 dan noda ke tiga bernilai Rf 0,510 sedang pada totolan 3 terdapat 2 noda dengan noda ke satu bernilai Rf 0,180 dan noda kedua bernilai Rf 0,320 sedang pada totolan 4 terdapat 2 noda dengan noda ke satu bernilai Rf 0,160 dan noda kedua bernilai Rf 0,300 dengan rician seperti pada Tabel 5. Dapat dilihat bahwa pada noda kedua disetiap totolan sampel bernilai hampir sama dengan nilai Rf asam galat, sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak secang

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 15

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 11

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 17

FORMULASI SEDIAAN TABLET ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG.

0 0 2

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) YANG DIPENGARUHI SUHU DAN PH MENGGUNAKAN METODE DPPH (Diphenylpicrylhydrazyl).

0 0 2

PENENTUAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr.) & SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN METODE β-CAROTENE BLEACHING.

0 0 1

UJI PENGHAMBATAN AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE TERHADAP EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)

0 0 6

Key words: Hypolipidemic, sappan wood, Caesalpinia sappan L., antioxidants. PENDAHULUAN - UJI EFEK HIPOLIPIDEMIK EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN

0 0 11

FORMULASI dan UJI ANTIOKSIDAN LIPSTIK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) NUR DAMAYYANTI

0 2 15