17
dirinya. Indikator yang terakhir adalah perilaku pedengar. Setelah melakukan kegiatan berbicara tentunya ada sesuatu yang berdampak pada pembicara
maupun pendengar. Tujuan berbicara akan tercapai apabila terjadi perubahan perilaku pada pendengar setelah menyimak pemaparan gagasan yang
dilakukan pembicara.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara pada tiap orang berbeda-beda. Hal tersebut karena keterampilan tersebut banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Maidar
G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991 mengungkapkan faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara siswa. Faktor-
faktor kebahasaan yang dimaksud, yaitu ketepatan ucapan, pilihan kata atau diksi, ketepatan sasaran pembicaraan, penempatan tekanan nada, sendi, dan
durasi yang sesuai. Dari segi non kebahasaan faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara antara lain adalah sikap yang wajar,
tidak kaku, pandangan mata yang harus diarahkan kepada lawan bicara, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, penalaran,
dan yang tidak kalah penting adalah penguasaan topik yang akan dibicarakan. Menurut beliau agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sudah
sepatutnya seorang pembicara tersebut sudah memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan dan dia harus tahu prinsip-prinsip yang
mendasari segala sesuatu pembicaraan, baik secara umum maupun perseorangan.
18
Keterampilan berbicara merupakan sebuah ilmu yang harus dipelajari. Dalam konteks keilmuan tersebut sudah tentu terdapat acuan-acuan atau hal
yang perlu ditelaah. Mulgrave Henry G. Tarigan, 1985:21 mengungkapkan hal-hal yang perlu ditelaah jika keterampilan berbicara dipandang sebagai
ilmu, yaitu mekanisme bicara dan mendengar, latihan dasar bagi ajaran dan suara, bunyi-bunyi bahasa, bunyi-bunyi dalam rangkaian ujaran, vowel-
vowel, diftong-diftong, konsonan-konsonan, dan patologi ujaran. Hampir sama diungkapkan Bygate Syukur Ghazali, 2010 juga
mengungkapkan bahwa “keterampilan berbicara memerlukan pengetahuan bahasa yang harus dikuasai seperti tata bahasa, kosa kata, dan penggunaan
susunan kalimat yang tepat untuk fungsi tertentu.” Selain itu ketika
mempelajari keterampilan berbicara siswa harus belajar cara untuk memaknai sesuatu yang akan diungkapkan, cara untuk memperkenalkan atau mengubah
topik, dan cara untuk membuka dan menutup sebuah percakapan dengan lawan bicara yang berbeda-beda.
Keterampilan berbicara juga membutuhkan strategi dalam pelaksanaan pembelajarannya. Chamot dan Kupper Syukur Ghazali, 2010:261
berpendapat bahwa ada tiga jenis strategi pembelajaran yang digunakan oleh siswa dalam keterampilan berbicara. Pertama adalah strategi meta-kognitif
atau strategi regulasi terhadap diri sendiri. Strategi tersebut mendorong siswa untuk berpikir tentang proses pembelajaran, membuat perencanaan dalam
belajar, memantau tugas-tugas pembelajaran yang dilakukannya dan mengevaluasi sejauh mana dirinya telah mengalami kemajuan. Strategi yang
19
kedua adalah strategi kognitif, yaitu teknik-teknik untuk berinteraksi dengan materi pembelajaran, memanipulasi materi pembelajaran secara mental atau
secara fisik atau menerapkan teknik-teknik tertentu di dalam melakukan pembelajaran. Strategi yang terakhir adalah strategi sosial dan afektif. Dalam
strategi tersebut ketika siswa berinteraksi dengan orang lain untuk membantu dia belajar, atau ketika siswa menggunakan kendali yang efektif untuk
membantu dalam melakukan tugas pembelajaran.
5. Penilaian Keterampilan Berbicara