37
and composition CIRC. Model pembelajaran ini dikembangkan dalam pembelajran bahasa Indonesia teruatama dalam pembelajaran
membaca. Kembali lagi pada model pembelajaran kooperatif yang bersifat
fleksibel diterapkan dalam mata pelajaran apapun, terdapat model pembelajaran berpikir-berpasangan-berbagi think pair share. Siswa
didorong untuk terbiasa berpikir mandiri pada awalnya, kemudian bekerja secara berpasangan.
Jenis model pembelajaran kooperatif yang selanjutnya adalah model pembelajaran catatan kooperatif atau cooperative script.
Penelitian ini akan berfokus pada model pembelajaran cooperative script sebagai model pembelajaran yang akan diterapkan. Lebih lanjut
lagi akan dijelaskan seluk beluk model pembelajaran cooperative script pada bahasan selanjutnya sebagai dasar penelitian yang akan
dilakukan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script
a. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script
Model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script merupakan salah satu jenis dari model cooperative learning. Sama seperti jenis
model pembelajaran kooperatif yang lain, model pembelajaran ini membutuhkan kerja sama tim dalam pelaksanaannya.
38
Secara teknis model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script seperti yang diungkapkan oleh Zainal Aqib 2013 adalah “model
pembelajaran di mana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-
bagian dari materi yang dipelajari.” Seperti yang telah diungkapkan dalam definisi tersebut pada dasarnya model
pembelajaran ini hanya membutuhkan dua orang dalam satu kelompok kecil. Dalam kelompok kecil tersebut siswa diharapkan lebih fokus dan
lebih optimal pada saat melakukan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari Densereau dalam Shoimin 2014 bahwa
skenario dari pembelajaran cooperative script akan membuat setiap siswa mempunyai peran saat diskusi berlangsung. Tentu saja seperti yang telah
diungkapkan di atas hal ini akan menunjang siswa dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan yang bersangkutan dengan
pembelajaran tersebut dengan lebih optimal. Lebih rinci lagi, Warsono dan Hariyanto 2013 menjelaskan bahwa
model pembelajaran tersebut akan membiasakan siswa untuk mendengarkan orang lain yang berbicara dengan penuh perhatian serta
terbiasa membuat resume berdasarkan suatu konsep dari gagasannya sendiri yang kemudian diungkapkan secara lisan pada pasangannya
dalam kelompok. Aktivitas tersebut membutuhkan fokus yang tinggi dari masing-masing siswa agar tidak terjadi miskonsepsi saat mengungkapkan
gagasannya ataupun pada saat memberikan feedback suatu pernyataan teman sekelompoknya.
39
Model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi
kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.
Pemikiran yang diungkapkan Aris Shoimin 2014 tersebut mengarah pada kenyataan bahwa model pembelajaran ini juga melibatkan hal hal
yang berdekatan dengan siswa. Konsepsi seperti ini tentunya akan memberikan dampak yang bagus karena siswa akan lebih mudah dalam
menangkap isi dari sebuah bacaan maupun pernyataan dan juga dalam mengungkapkan pemikiran-pemikirannya terhadap persoalan yang
didapatkannya. Ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran diharapkan akan
lebih tinggi pada saat diterapkannya model pembelajaran cooperative script. Sholeh Hamid 2011 berpendapat bahwa model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran yang menarik bagi siswa karena siswa akan berbicara dengan lawan bicaranya secara langsung dan akan
mendapatkan respon langsung dari lawan bicaranya ketika membahas sebuah tema maupun materi pembelajaran yang diajukan oleh guru
mereka. Penjelasan-penjelasan dari para ahli di atas tentu saja dapat menjadi
acuan dalam praktik pembelajaran model cooperative script dalam suatu pembelajaran.
Dapat disimpulkan
bahwa model
pembelajaran cooperative script adalah suatu model pembelajaran yang meminta siswa
40
untuk bekerja sama secara berpasangan dan mengungkapkan gagasan masing-masing secara bergantian secara lisan untuk memahami suatu
bacaan atau materi pembelajaran tertentu dalam suatu pembelajaran.
b. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Script Penerapan model pembelajaran cooperative script dalam suatu
pembelajaran sudah barang tentu perlu dirancang sedemikian rupa agar dalam pelaksanaannya lancar dan sesuai yang diharapkan. Densereau
Warsono dan Hariyanto, 2013 “model pembelajaran ini tidak
memerlukan pengaturan kelas khusus karena setiap siswa dapat bekerja sama dengan teman sebangukunya atau siswa lain yang berdekatan.”
Sebelum menerapkan model pembelajaran tersebut perlu dipahami tentang seluk beluk dari model pembelajaran kooperatif tipe cooperative
script dan kemudian disusun langkah-langkah dalam penerapannya. Aris Shoimin 2014 menyusun sintaks atau langkah-langkah penerapan
model cooperative script sebagai berikut. 1
Guru meminta siswa untuk berpasangan. 2
Guru membagikan wacana atau materi kepada setiap siswa untuk dibaca kemudian membuat kesimpulan atau ringkasan terhadap
materi tersebut. 3
Guru dan siswa menetapkan siswa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siswa yang berperan sebagai pendengar.
41
4 Sesuai kesepakatan, siswa yang menjadi pembicara membacakan
ringkasan atau prosedur pemecahan masalah selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya tersebut.
5 Siswa yang bertugas menjadi pendengar menyimak, mengoreksi,
atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap. Selain itu, pendengar juga membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok
dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
6 Pasangan tersebut kemudian bertukar peran, yang semula menjadi
pembicara ditukar menjadi pendengar, kemudian melakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya.
7 Setelah selesai, siswa bersama dengan guru merumuskan kesimpulan
dari materi yang telah dibahas tersebut. 8
Penutup. Langkah-langkah yang telah dipaparkan tersebut sudah tentu dapat
diterapkan diberbagai mata pelajaran. Penyusunan langkah-langkah model pembelajaran cooperative script tersebut memiliki fleksibilitas
sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan pada masing- masing pembelajaran.
c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script
42
Sebagaimana model
pembelajaran pada
umumnya, model
pembelajaran kooperatif tipe cooperative script memiliki keunggulan jika digunakan dalam proses pembelajaran.
Aris Shoimin 2014: 51 menjelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script dalam
bukunya. Menurutnya kelebihan model pembelajaran tersebut yang pertama adalah melatih pendengaran, ketelitian, dan kecermatan.
Kelebihan dalam hal pendengaran didapatkan ketika siswa menjadi pendengar dan menyimak penjelasan yang diungkapkan oleh pembicara.
Pendengaran terlatih karena siswa didorong untuk dapat memahami dan memberikan feedback untuk pembicara. Ketelitian dan kecermatan dapat
didapatkan ketika siswa menjadi pembicara maupun pendengar. Ketika menjadi pembicara siswa harus teliti dan cermat dalam menemukan
pokok-pokok untuk merangkum bacaan dan juga dalam menuangkan gagasan-gagasan yang akan disampaikan secara lisan.
Kelebihan lain dari model pembelajaran ini adalah setiap siswa mendapat peran. Jumlah anggota kelompok yang hanya dua orang atau
berpasangan membuat siswa untuk dapat selalu terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Siswa akan terus menerus dibiasakan untuk berdiskusi dan
mengungkapkan gagasan-gagasannya secara lisan bersama dengan pasangannya. Hal ini akan sangat berguna bagi perkembangan
keterampilan anak terutama pada pembelajaran keterampilan berbicara.
43
Ketika siswa berperan menjadi pendengar atau penyimak siswa akan terlatih dalam mengungkapkan kesalahan orang lain. Mengungkapkan
kesalahan orang lain adalah hal yang tidak semua orang yang dapat melakukannya dengan mudah. Hal tersebut perlu pembiasaan agar
selanjutnya siswa akan lebih kritis dalam menghadapi situasi apapun.. Kelebihan yang diungkapkan oleh ahli di atas dapat ditarik
kesimpulan yaitu bahwa model pembelajaran cooperative script memiliki kelebihan dalam pelaksanaannya. Kelebihan tersebut antara lain melatih
pendengaran, ketelitian, kecermatan, setiap siswa mendapt peran, melatih mengungkapkan kesalahan orang lain.
d. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Script pada Pembelajaran Keterampilan Berbicara Seperti yang telah dibahas di atas, pembelajaran keterampilan
berbicara merupakan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan kegiatan praktik dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan karena
keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang diasah dan dikembangkan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan secara
praktis oleh seluruh siswa. Perlu ditekankan bahwa pembelajaran berbicara harus melibatkan seluruh siswa dalam pembelajarannya agar
kemampuan berbicara siswa merata. Inovasi dan perbaikan-perbaikan dalam menerapkan model
pembelajaran pada pembelajaran berbicara perlu dilakukan agar
44
pembelajaran tersebut berjalan dengan efektif. Salah satu model pembelajaran yang sesuai jika diterapkan pada pembelajaran
keterampilan berbicara adalah model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script yang telah dijabarkan pada poin sebelumnya.
Pembelajaran ini melibatkan seluruh siswa dalam praktik berbicara yang dilakukan secara berpasangan. Aris Shoimin 2014 telah menjabarkan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe cooperative script. Berdasarkan langkah-langkah yang telah dijabarkan ahli di tersebut,
peneliti membuat sintaks atau langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1 Siswa diberikan apersepsi berupa tanya jawab untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari hari tersebut dan merangsang siswa untuk berbicara.
2 Siswa diberikan materi dan diberikan contoh cara menyampaikan
gagasannya secara lisan dengan benar. 3
Siswa diminta untuk berpasangan dan membentuk kelompok dengan teman sebangkunya atau teman yang berdekatan dengannya.
4 Masing-masing siswa mendapatkan sebuah bacaan tentang
permasalahan di lingkungan sekitarnya sebagai topik yang akan dibicarakan masing-masing siswa.
45
5 Siswa diminta untuk membaca dan memahami isi dari bacaan yang
telah diberikan. 6
Siswa diminta untuk membuat sebuah catatan pembantu yang memuat rangkuman berdasarkan bacaan yang telah ia pahami dan
menambahkan pendapatnya serta solusi dari permasalahan dalam bacaan tersebut dengan pemikirannya sendiri untuk menjadi acuan
saat praktik berbicara mengenai topik dari bacaan tersebut. 7
Siswa diminta untuk berbicara mengenai topik yang sudah dibaca dan dipahami dengan teman kelompoknya masing-masing.
8 Salah satu siswa dalam kelompok berbicara terlebih dahulu dan
siswa yang lain dalam kelompok tersebut bertugas menjadi pendengar yang memberikan masukan atau tanggapan secara lisan
dari topik yang dibicarakan teman sekelompoknya tersebut. 9
Siswa bertukar peran, yang sebelumnya berbicara menjadi pendengar, begitu sebaliknya. Setelah bertukar peran, kelompok
melakukan aktivitas sama seperti sebelumnya. 10
Setiap kelompok merangkum hasil praktik berbicara dan tambahan tanggapan dalam kelompok lalu melakukan praktik berbicara di
depan kelas. 11
Siswa bersama dengan guru memberikan tanggapan tentang praktik berbicara siswa di depan kelas dan membahas konten pembicaraan
berdasarkan topik yang dibicarakan.
46
12 Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan dari materi yang
dipelajari pada hari tersebut. Sintaks yang disusun oleh peneliti tersebut sesuai bila digunakan
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran keterampilan berbicara. Pada langkah-langkah tersebut, pembelajaran
banyak menggunakan aktivitas berbicara dalam proses pelaksanaannya.
C. Karakteristik Siswa Kelas V SD