111
saja. Hal tersebut membuat siswa kurang dapat memahami dengan lebih baik tentang konten materi yang diberikan kepada siswa.
Berdasarkan dari permasalahan yang ditemukan tersebut, peneliti dan kolaborator kemudian menyusun solusi yang akan menjadi perbaikan pada
siklus II. Solusi tersebut adalah sebagai berikut. 1
Berpasangan dengan teman yang bukan sebangku akan menambah cara pandang siswa dan dapat menerima masukan yang lebih variatif.
Pada siklus selanjutnya pengelompokan siswa akan menggunakan sistem acak dengan dibedakan antara siswa perempuan dan laki-laki.
2 Pada tindakan selanjutnya pemberian materi akan ditambahkan
permainan-permainan yang melibatkan siswa aktif sehingga siswa akan lebih dapat memahami materi yang disampaikan.
4. Hasil Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Planning
Setelah melakukan refleksi dan menganalisis permasalahan- permasalahan yang terdapat pada siklus I, selanjutnya peneliti bersana
dengan guru merancang kembali perencanaan kegiatan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Perencanaan tersebut disesuaikan
dengan permasalahan yang terdapat pada siklus I dan solusi yang akan diterapkan pada siklus II.
Sama halnya dengan perencanaan pada siklus I, perencanaan pada siklus II juga, yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada
112
penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran, langkah-langkah penerapan model pembelajaran cooperative script dimodifikasi, yang
sebelumnya cara berkelompok adalah dengan teman sebangku, di siklus II ini pembentukan kelompok diganti menjadi sistem acak rencana
pelaksanaan pembelajaran terlampir. Modifikasi pada siklus II ini juga dilakukan pada pembahasan materi
yang dilakukan bersama siswa. Pebahasan materi pada siklus II ini dibuat menjadi semenarik mungkin dan lebih melibatkan siswa agar siswa lebih
tertarik dan dapat lebih memahami materi yang disampaikan. Peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun permainan-permainan yang
berhubungan dengan materi yang disampaikan penjelasan permainan tersaji pada RPP terlampir.
Hal lain yang perlu dipersiapkan lagi dalam siklus II ini tentu saja sumber pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan pada hari tersebut. Sumber pembelajaran didapat dari buku dan lingkungan siswa. Persiapan terakhir adalah mempersiapkan evaluasi
dan observasi. b.
Tindakan Sama halnya dengan siklus sebelumnya, pada siklus ini
pembelajaran dilakukan selama tiga pertemuan. Setiap pertemuan menggunakan dua jam pelajaran atau 2x35 menit. Berikut adalah
deskripsi dari setiap pertemuan pada siklus II ini.
113
1 Siklus II: Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus kedua ini bertujuan untuk mematangkan materi mengomentari permasalahan faktual serta
mendalami lagi tentang pengucapan vokal dan konsonan ketika mengungkapkan
gagasan secara
lisan. Susunan
perencanaan pembelajaran tidak berbeda jauh dengan pembelajaran selanjutnya
namun menyesuaikan dengan hasil refleksi sebelumnya. Berdasarkan hasil refleksi sebelumnya maka dalam pembelajaran pada pertemuan
pertama ini ditambahkan permainan yang mengajak siswa untuk aktif. Awal pembelajaran dimulai dengan memberi salam, menanyakan
kabar, membimbing siswa dalam berdoa, mempresensi siswa, memberi apersepsi, dan memberi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
tersebut. Apersepsi dalam pembelajaran tersebut adalah mengaitkan pembelajaran dengan berita bencana alam yang terakhir dibaca oleh
siswa. Dalam kegiatan awal ini siswa mengikuti dengan kondusif dan penuh perhatian.
Kegiatan inti dimulai dengan pemberian materi. Pada awalnya materi disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi, setelah itu
siswa diminta untuk berlatih dengan sebuah permainan. Permainan tersebut berjudul “Bisik-Bisik Tetangga”. Permainan ini membutuhkan
kerja sama tim dan menstimulasi siswa untuk berlatih mengucapkan sebuah kalimat dengan vokal dan konsonan yang jelas. Permainan yang
disisipkan dalam pembelajaran untuk melatih siswa tersebut
114
mendapatkan respon positif dari siswa. Siswa sangat antusias dalam mengikuti permainan dan masing-masing individu berusaha keras
memberikan informasi dengan jelas agar tim nya menang. Permainan tersebut efektif untuk melatih siswa mengungkapkan gagasannya secara
lisan dengan pengucapan vokal dan konsonan yang jelas. Secara keseluruhan pembelajaran pada pertemuan pertama berjalan
dengan cukup efektif. Siswa memberikan timbal balik yang positif selama pembelajaran berlangsung. Siswa berlatih baik melalui
permainan ataupun diskusi dengan sungguh-sungguh. 2
Siklus 2: Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus II ini membahas tentang
mengomentari permasalahan faktual, pilihan kata, dan santun berbicara. Dilihat dari hasil post test pada siklus I, aspek pilihan kata tergolong
aspek yang mengalami peningkatan yang sedikit. Untuk mengupayakan peningkatan yang lebih bagus, pada pertemuan kedua ini peneliti
mendorong pemahaman dan menambah pembendaharaan kata para siswa dengan menambahkan permainan setelah pemberian materi.
Pengajar melaksanakan kegiatan awal pembelajaran seperti biasanya. Apersepsi yang digunakan adalah tanya jawab tentang
gunung-gunung berapi yang ada di Indonesia. Siswa berani terlibat dalam tanya jawab tersebut dan saling melengkapi.
Pada kegiatan inti siswa diberikan materi yang lebih banyak memberikan contoh dan praktik. Pendalaman materi dilakukan dengan
115
sebuah permainan “Jeruk Oh Jeruk” dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok seperti biasanya. Berikut adalah rincian dari kegiatan yang
dilakukan pada kegiatan inti. a
Siswa diberi penjelasan tentang materi mengomentari permasalahan faktual dan pemilihan kata serta diberikan contoh cara bersikap dan
berbahasa yang santun ketika memberikan tanggapan secara lisan terhadap suatu permasalahan faktual.
b Siswa diberi waktu untuk tanya-jawab tentang materi yang
disampaikan guru. c
Pendalaman materi dilakukan dengan permainan “Jeruk Oh Jeruk” d
Siswa diminta menyanyi suatu lagu bersama-sama sambil merantingkan sebuah jeruk tersebut secara urut.
e Ketika pengajar bilang stop maka siswa yang terakhir memegang
jeruk tersebut harus memilih kata mana yang tepat dan membuat kalimat dari kata tersebut. permainan dilakukan beberapa kali
putaran f
Siswa diminta untuk berpasangan dan membentuk kelompok dengan teman sebangkunya atau teman yang berdekatan dengannya dan
melakukan kegiatan diskusi mengacu pada model cooperative script. Siswa mengikuti permainan dengan antusias dan aktif.
Permainan yang ditambahkan dalam langkah-langkah pembelajaran tersebut membuat siswa lebih memahami dan menambah
pembendaharaan kata karena siswa terlibat pada pendalaman materi
116
tersebut dengan perhatian yang lebih baik. Pada kegiatan berkelompok siswa semakin aktif dalam memberikan masukan pada
teman sekelompoknya sehingga membuat siswa ingin memperbaiki menjadi lebih baik.
Pada akhir pembelajaran siswa diberikan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa pada hari tersebut berdasarkan bacaan
yang telah diberikan sebelumnya. Kegiatan penutup dilakukan seperti biasanya. Siswa mengikuti kegiatan akhir tersebut dengan
kondusif. 3
Siklus II: Pertemuan 3 Pertemuan terakhir pada siklus kedua ini memberikan materi
sambil memantau kemajuan siswa melalui kegiatan pengamatan. Materi yang dibahas pada pertemuan terakhir ini adalah pematangan
praktik mengomentari permasalahan faktual, penggunaan struktur kalimat dalam praktik berbicara, dan meningkatkan kepercayaan diri
siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam pertemuan
terakhir ini secara garis besar sama dengan perlakuan yang dilakukan sebelumnya. Kegiatan awal berupa salam pembuka, menanyakan
kabar, berdoa, presensi kehadiran siswa, pemberian apersepsi dengan mengaitkan materi dengan global warming, dan memotivasi siswa.
Kegiatan inti diisi dengan pendalaman materi melalui penjelasan yang diberikan oleh guru dan pendalamannya berupa permainan
117
yang mengajak siswa berperan aktif dan terlibat dalam permainan tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi berpasangan. Dalam
proses ini siswa terlihat lebih kooperatif satu sama lain dalam kelompok baik dalam praktik mengungkapkan tanggapan mereka
mengenai permasalahan dalam teks bacaan maupun ketika mengomentari temannya yang lain.
Dilihat secara keseluruhan dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa mengalami peningkatan yang positif. Hal ini
ditunjukkan dengan lebih aktifnya para siswa terlibat dalam setiap kegiatan. Kepercayaan diri siswa dalam mengungkapkan pendapat
mengalami peningkatan terlihat pada proses kegiatan dengan meningkatnya keberanian siswa dalam sesi tanya jawab tanpa
ditunjuk oleh guru. c.
Pengamatan Observing Langkah selanjutnya setelah melaksanakan tindakan pada siklus II,
peneliti dan guru berkolaborasi menganalisis hasil pengamatan yang telah dilakukan kepada siswa. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengamatan
tersebut adalah hasil tindakan pada proses pembelajaran dan hasil produk akhir pada pembelajaran.
1 Keberhasilan Proses
Keberhasilan proses diketahui dari pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan tidak
hanya pada murid saja namun juga pada cara mengajar guru. Dari
118
hasil pengamatan tersebut dapat diketahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran mengalami peningkatan positif atau tidak.
a Deskripsi Aktivitas Siswa pada Siklus II: Pertemuan 1
Aktivitas siswa diamati menggunakan lembar pengamat yang telah disusun sebelumnya. Berikut hasil pengamatan yang
dilakukan tersebut.
Tabel 19. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II:
Pertemuan 1 No.
Aspek yang diamati Total
Skor 1.
Siswa menjawab salam dari guru dengan benar. 117
2. Siswa berdoa dengan sikap yang baik.
119 3.
Siswa memperhatikan apersepsi yang diberikan guru dengan penuh perhatian.
112 4.
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang dijelaskan guru dengan penuh perhatian.
110 5.
Siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran pada hari tersebut.
118 6.
Siswa memperhatikan penjelasan materi pada hari tersebut dengan penuh perhatian
114 7.
Siswa berani bertanya tentang hal yang belum ia pahami dari penjelasan guru
109 8.
Siswa bersedia dibagi berpasangan membentuk sebuah kelompok
126 9.
Siswa membaca dan memahami isi dari bacaan yang telah diberikan
124 10.
Siswa membuat catatan pembantu yang memuat rangkuman, pendapat, dan solusi dari
pemikirannya sendiri 121
11. Siswa mengungkapkan hasil pemikirannya
secara lisan dengan teman sekelompoknya secara bergantian
112
12. Siswa saling memberikan masukan terhadap
gagasan teman sekelompoknya 102
13. Siswa merangkum hasil diskusi dalam
kelompoknya 103
14. Siswa memperhatikan kelompok yang
memaparkan hasil diskusinya di dalam kelas 104
119
No. Aspek yang diamati
Total Skor
15. Siswa bersama guru membahas gagasan
berdasarkan masing-masing bacaan 108
16. Siswa bersama guru menyimpukan materi yang
dipelajari pada hari tersebut 120
Jumlah
1819 Keterangan:
Persentase pengamatan kegiatan siswa: x 100 = 81,21
Dari data yang disajikan di atas, aktivitas siswa telah mengalami peningkatan. Persentase 81,21 dari persentase
maksimal 100 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
pertemuan selanjutnya
kekurangan-kekurangan pada
saat menjalani aktivitas pembelajaran harus diperhatikan dengan jeli
dan diperbaiki. b
Deskripsi Aktivitas Siswa pada Siklus II: Pertemuan 2 Sama seperti sebelumnya, pengamatan dilakukan dengan
lembar pengamatan dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Berikut adalah hasil pengamatan yang dilakukan
pengamat.
120
Tabel 20. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II:
Pertemuan 2 No.
Aspek yang diamati Total
Skor 1.
Siswa menjawab salam dari guru dengan benar. 119
2. Siswa berdoa dengan sikap yang baik.
122 3.
Siswa memperhatikan apersepsi yang diberikan guru dengan penuh perhatian.
117 4.
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang dijelaskan guru dengan penuh perhatian.
112 5.
Siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran pada hari tersebut.
119 6.
Siswa memperhatikan penjelasan materi pada hari tersebut dengan penuh perhatian
121 7.
Siswa berani bertanya tentang hal yang belum ia pahami dari penjelasan guru
115 8.
Siswa bersedia dibagi berpasangan membentuk sebuah kelompok
126 9.
Siswa membaca dan memahami isi dari bacaan yang telah diberikan
125 10.
Siswa membuat catatan pembantu yang memuat rangkuman, pendapat, dan solusi dari
pemikirannya sendiri 121
11. Siswa mengungkapkan hasil pemikirannya
secara lisan dengan teman sekelompoknya secara bergantian
118
12. Siswa saling memberikan masukan terhadap
gagasan teman sekelompoknya 110
13. Siswa merangkum hasil diskusi dalam
kelompoknya 106
14. Siswa memperhatikan kelompok yang
memaparkan hasil diskusinya di dalam kelas 109
15. Siswa bersama guru membahas gagasan
berdasarkan masing-masing bacaan 111
16. Siswa bersama guru menyimpukan materi yang
dipelajari pada hari tersebut 121
Jumlah 1872
Keterangan: Persentase pengamatan kegiatan siswa:
x 100 = 83,57
121
Data tersebut menunjukkan peningkatan positif pada aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada kenyataannya di
lapangan siswa memang lebih kondusif dan aktif memberikan timbal balik positif kepada pengajar. Peningkatan pada aktivitas
siswa selama pembelajaran dapat mengindikasikan bahwa siswa dapat menerima pembelajaran dengan baik.
c Deskripsi Aktivitas Siswa pada Siklus II: Pertemuan 3
Pertemuan ketiga adalah pertemuan terakhir pada siklus II. Berikut adalah hasil pengamatan aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Tabel 21. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II:
Pertemuan 3 No.
Aspek yang diamati Total
Skor 1.
Siswa menjawab salam dari guru dengan benar. 122
2. Siswa berdoa dengan sikap yang baik.
124 3.
Siswa memperhatikan apersepsi yang diberikan guru dengan penuh perhatian.
120 4.
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang dijelaskan guru dengan penuh perhatian.
117 5.
Siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran pada hari tersebut.
121 6.
Siswa memperhatikan penjelasan materi pada hari tersebut dengan penuh perhatian
124 7.
Siswa berani bertanya tentang hal yang belum ia pahami dari penjelasan guru
118 8.
Siswa bersedia dibagi berpasangan membentuk sebuah kelompok
131 9.
Siswa membaca dan memahami isi dari bacaan yang telah diberikan
129 10.
Siswa membuat catatan pembantu yang memuat rangkuman, pendapat, dan solusi dari
pemikirannya sendiri 125
122
No. Aspek yang diamati
Total Skor
11. Siswa mengungkapkan hasil pemikirannya
secara lisan dengan teman sekelompoknya secara bergantian
123
12. Siswa saling memberikan masukan terhadap
gagasan teman sekelompoknya 119
13. Siswa merangkum hasil diskusi dalam
kelompoknya 111
14. Siswa memperhatikan kelompok yang
memaparkan hasil diskusinya di dalam kelas 114
15. Siswa bersama guru membahas gagasan
berdasarkan masing-masing bacaan 115
16. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang
dipelajari pada hari tersebut 126
Jumlah 1872
Keterangan: Persentase pengamatan kegiatan siswa:
x 100 = 86,56
Pada pertemuan terakhir ini hasil yang didapat dari pengamatan juga menunjukkan peningkatan positif pada aktivitas
siswa selama pembelajaran. Peningkatan yang terjadi pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga ini menunjukkan bahwa
antusias siswa semakin bertambah dan siswa menjadi semakin termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
d Deskripsi Aktivitas Guru pada Siklus II
Selama pembelajaran yang dilakukan pada siklus II, aktivitas guru juga diamati. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar
observasi yang telah disusun untuk guru. Berikut ini adalah hasil pengamatan yang didapatkan selama siklus II berlangsung.
123
Tabel 22. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II
No. Aspek yang Diamati
Skor 1 2 3 4
1. Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka.
√ 2.
Guru memberikan contoh cara berdoa yang baik. √
3. Guru memberikan apersepsi yang sesuai dengan
materi yang akan dibahas pada hari tersebut. √
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari
tersebut. √
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
√ 6.
Guru menjelaskan materi dengan jelas. √
7. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
dan menanggapi penjelasan yang diberikan √
8. Guru membagi siswa menjadi kelompok secara
berpasangan. √
9. Guru menjelaskan cara pengerjaan persoalan yang
diberikan secara rinci dan jelas. √
10. Guru membimbing siswa membuat catatan kelompok dan membimbing bekerja secara berkelompok
√ 11. Guru memperhatikan dengan seksama dan
memberikan masukan terhadap kelompok yang mengungkapkan hasil diskusinya ke depan kelas.
√
12. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi gagasan kelompok yang maju ke depan.
√ 13. Guru bersama dengan murid menarik kesimpulan
atas materi yang disampaikan pada hari tersebut. √
Jumlah 51
Keterangan: Persentase pengamatan kegiatan guru:
x 100 = 98,08
Dari hasil pengamatan aktivitas guru di atas terlihat bahwa guru hampir melakukan setiap kegiatan dengan baik. Pada setiap
pembelajaran, guru melakukan tiga tahap pembelajaran yaitu, pembukaan, inti pembelajaran, dan penutup.
Dalam kegiatan pembukaan, guru mengamati aktivitas dan respon yang diberikan siswa dalam setiap kegiatan tersebut
seperti, cara siswa menjawab salam dan cara berdoa siswa. Guru
124
memberikan koreksi pada siswa yang tidak melakukannya dengan benar setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan. Setiap
pembukaan pembelajaran guru selalu mengaitkan materi yang akan dipelajari pada hari tersebut dengan hal-hal yang terjadi di
sekitar siswa. Sebelum menuju inti pembelajaran guru memberikan motivasi untuk siswa agar memperhatikan selama
pembelajaran berlangsung. Pada inti pembelajaran guru mengajak siswa untuk
mendiskusikan materi yang dibahas pada setiap pembelajaran. Guru merangsang siswa untuk turut aktif dalam pembahasan
materi. Berdasarkan refleksi yang dilakukan, pembentukan kelompok tidak lagi dengan teman sebangku atau teman yang
berdekatan namun
dengan sistem
acak. Guru
telah mempersiapkan kertas yang berisi nomer berpasangan untuk putri
dan putra. Setiap siswa mengambil satu kertas dan yang mendapat nomer yang sama menjadi satu kelompok. Dalam pembentukan
kelompok ini siswa dapat terkondisi dengan baik karena pengambilan nomer dilakukan secara bergiliran. Selama siswa
mengerjakan tugas kelompok guru berkeliling dan mengawasi proses belajar siswa. Hal tersebut membuat guru lebih jeli dan
dapat segera membantu siswa ketika siswa membutuhkan bantuan dalam proses kelompok.
125
Pada kegiatan penutup guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan. Guru lebih banyak
memberikan waktu
pada siswa
untuk bersama-sama
menyimpulkan materi pada hari tersebut. Kegiatan selanjutnya guru mengkonfirmasi materi yang telah didiskusikan pada hari
tersebut dengan memberikan evaluasi secara tertulis atau konfirmasi lisan.
2 Keberhasilan Produk
Proses tindakan yang dilakukan selama siklus II ini menghasilkan produk berupa data penilaian pada post test
keterampilan berbicara siswa kelas V SD N Karangmojo. Sama seperti pada siklus I, post test dilakukan dengan cara tes berbicara
secara individu. Topik yang digunakan dalam post test kedua ini masih sama dengan post test pertama yaitu topik tentang penyakit
demam berdarah yang terjadi di kota Yogyakarta. Hasil penilaian pada post test II terlampir pada lampiran 10.
Hasil post test yang dilakukan pada siklus II tersebut jika dibandingkan dengan post test siklus I maka akan terlihat ada atau
tidaknya peningkatan keterampilan berbicara siswa yang terjadi pada setiap siswa. Keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan
apabila skor siswa pada post test siklus II lebih tinggi daripada skor pada post test siklus I. Berikut merupakan tabel analisis hasil tes
siklus II keterampilan berbicara.
126
Tabel 23 . Analisis Persentase Hasil Tes Siklus II Keterampilan
Berbicara No.
Aspek yang diamati Nilai Persentase
1. Nilai Tertinggi
95 -
2. Nilai Terendah
50 -
3. Jumlah Siswa yang Tuntas
33 94,29
4. Jumlah Siswa yang Belum Tuntas
2 5,71
Data di atas kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh pada siklus I. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui perbandingan
hasil dari tindakan pada siklus I dan tindakan pada siklus II. Berikut adalah tabel perbandingan hasil post test siklus I dan post test siklus
II.
127
Tabel 24. Perbandingan Hasil Skor Keterampilan Berbicara Siswa
pada Siklus I dengan Siklus II
No. Subjek Skor
Kenaikan Skor
Siklus I Siklus II
1. A
46
75
29 2.
B 60
70
10 3.
C 60
70
10 4.
D 85
90
5 5.
E 80
90
10 6.
F 60
75
15 7.
G 55
60
5 8.
H 65
65
9. I
50
65
15 10.
J 65
75
10 11.
K 55
65
10 12.
L 61
65
4 13.
M 70
75
5 14.
N 65
80
15 15.
O 85
90
5 16.
P 38
50
22 17.
Q 55
65
10 18.
R 60
70
10 19.
S 65
75
10 20.
T 60
80
20 21.
U 60
70
10 22.
V 50
65
15 23.
W 75
85
10 24.
X 80
95
15 25.
Y 55
70
15 26.
Z 65
85
20 27.
AA 65
75
10 28.
BB 75
85
10 29.
CC 75
85
10 30.
DD 75
90
15 31.
EE 50
70
20 32.
FF 55
75
20 33.
GG 75
90
15 34.
HH 55
70
15 35.
II 60
70
10
Rata-Rata Kenaikan Skor 12,28
Dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa rata-rata kenaikan skor siswa adalah 12,28. Rata-rata kenaikan skor pada post test kedua ini
lebih tinggi dari rata-rata kenaikan skor pada post test siklus I. Hal
128
tersebut menandakan bahwa sebagian besar siswa lebih dapat menerima materi yang didiskusikan dan lebih dapat mengembangkan
keterampilan berbicaranya. Selanjutnya peneliti juga membandingkan peningkatan setiap
aspek keterampilan berbicara sebagai berikut.
Tabel 25. Perbandingan Hasil Skor Rata-Rata Aspek Keterampilan
Berbicara Siklus I dengan Siklus II
No. Aspek
Skor Siklus I
Siklus II
1 Pengucapan Vokal dan Konsonan
10,6 12,14
2 Struktur Kalimat
8,86 11,14
3 Tekanan
7,29 9,86
4 Pilihan Kata
9,86 10,14
5 Kepercayaan Diri
6,86 9,86
6 Kelancaran Berbicara
4,91 6,43
7 Gerakan dan Mimik Wajah
4,91 5,71
8 Penalaran
9,86 9,86
Skor Rata-Rata Kelas 63,14
75,14
Tabel perbandingan di atas kemudian dituangkan dalam diagram sebagai berkut.
129
Gambar 4.
Diagram Perbandingan Skor Tes Keterampilan Berbicara antara Pra Tindakan dengan Siklus I di Kelas V SD N
Karangmojo Tabel di atas menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan positif
pada sebagian besar aspek yang dinilai dari post test I dengan post test II. Bila dilihat dari rata-rata secara keseluruhan telah terjadi
peningkatan pada post test siklus II. Seperti yang dilakukan sebelumnya, peneliti juga akan menyajikan analisis peningkatan nilai
yang didapat sample siswa yang mendapat nilai tertinggi, sedang, dan terendah, yaitu siswa D, N, dan P.
a Hasil praktik berbicara siswa D pada post test II
Siswa D kembali menjadi siswa yang mendapat skor tertinggi pada post test siklus II ini. Siswa D mendapat skor yang hampir
sempurna yaitu 95. Dibandingkan dengan post test sebelumnya, siswa D meningkat 10 poin. Peningkatan tersebut terjadi pada dua
2 4
6 8
10 12
14
Siklus I Siklus II
130
aspek berbicara yaitu pada aspek kelancaran berbicara dan aspek gerakan dan mimik wajah.
Secara umum siswa D sudah melakukan praktik berbicara dengan lancar. Setiap hal yang diungkapkan pada praktik
berbicaranya sudah jelas dan dapt dipahami audience pada umumnya.
Pada post
test sebelumnya
siswa kurang
memperhatikan gerakan dan mimik wajah yang disesuaikan dengan apa yang diungkapkannya namun pada post tes kedua ini
siswa D sudah mulai menyesuaikan gerakan dan mimik wajahnya dengan kalimat yang diungkapkannya ketika berbicara.
Aspek yang masih terdapat bagian yang kurang tepat adalah aspek struktur kalimat. Dilihat dari keseluruhan aspek-aspek yang
dinilai dalam berbicara, siswa D sudah memberikan performa yang bagus dan menunjukkan keterampilan berbicara yang baik
b Hasil Praktik berbicara siswa N pada post test II
Pada post test II siswa N menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah skor peningkatannya adalah 15 poin.
Post test pertama siswa mendapatkan nilai 65 kemudian pada post test kedua ini skor siswa meningkat menjadi 80. Hal tersebut
membuktikan bahwa
keterampilan berbicara
siswa N
meningkatpada siklus II. Aspek-aspek yang meningkat pada siklus II ini adalah aspek
struktur kalimat, kepercayaan diri, dan kelancaran berbicara.
131
Struktur kalimat yang digunakan siswa saat praktik berbicara secara umum sudah baik dan efektif. Penyampaian pesan yang
dibicarakan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Pada post test kali ini siswa tersebut juga lebih percaya diri dalam praktik
berbicara. Ia menjelaskan gagasannya tanpa ragu-ragu dan tatapannya tertuju pada kamera video serta audience yang ada di
dalam kelas tersebut. Siswa N dapat berbicara dengan lancar jelas dan runtut mengenai kronologi, pendapat, dan solusi yang
diberikan berdasarkan topik yang diberikan.
c Hasil praktik berbicara siswa P pada post test II
Siswa P pada post test II ini juga menunjukkan peningkatan. Beberapa aspek penilaian keterampilan berbicaranya meningkat.
Bila dilihat dari skor yang didapat siswa tersebut memang skornya belum mencapai KKM yang sudah ditentukan, namun
keterampilan berbicaranya mengalami peningkatan. Pengucapan vokal dan konsonan siswa mengalami peningkatan dibandingkan
pada post test sebelumnya. Siswa sedikit demi sedikit berani mencoba untuk mengucapkan vokal dan konsonan lebih jelas dari
sebelumnya. Dibandingkan dengan post test sebelumnya siswa P lebih bisa
mengendalikan kegugupannya dalam berbicara. Meski siswa tersebut berbicara tanpa catatan bantuan, siswa sudah dapat
132
berbicara secara runtut mengenai topik yang dibahas. Pada post test II siswa berbicara lebih lancar dan kalimat yang
diucapkannya juga sudah cukup jelas.
d. Refleksi
Hasil tindakan yang dilakukan selama siklus II dianalisis oleh peneliti bersama dengan guru yang bertindak sebagai kolaborator. Hasil
penilaian yang didapatkan pada siklus II ini dibandingkan dengan hasil penilaian yang dilakukan pada siklus sebelumnya. Hal ini dilakukan
untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II. Berikut adalah peningkatan skor rata-rata antara hasil penilaian pada siklus I dan
siklus II.
Tabel 26. Kenaikan Skor Rata-Rata Hasil Penilaian antara Siklus I dan
Siklus II
No. Aspek
Skor Kenaikan
Siklus I Siklus II
1 Pengucapan Vokal dan Konsonan
10,6 12,14
1,54 2
Struktur Kalimat 8,86
11,14 2,28
3 Tekanan
7,29 9,86
2,57 4
Pilihan Kata 9,86
10,14 0,28
5 Kepercayaan Diri
6,86 9,86
3 6
Kelancaran Berbicara 4,91
6,43 1,52
7 Gerakan dan Mimik Wajah
4,91 5,71
0,8 8
Penalaran 9,86
9,86
Kenaikan Skor Rata-Rata 1,50
Tabel di atas menunjukkan terjadinya peningkatan antara hasil tindakan pada siklus I dan hasil tindakan pada siklus II. Pada aspek
pengucapan vokal kenaikan rata-rata skor adalah 1,54, pada aspek
133
struktur kalimat 2,28, pada aspek tekanan meningkat 2,57, pada aspek pilihan kata 0,28, aspek kepercayaan diri meningkat 3 skor, pada
kelancaran berbicara 1,52, pada aspek gerakan dan mimik wajah meningkat 0,8, dan pada penalaran tidak terjadi peningkatan. Rata-rata
kenaikan skor yang telah tertera pada tabel adalah 1,50. Pada aspek penalaran memang tidak terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya
karena pada dasarnya nilai tersebut sudah cukup tinggi. Nilai maksimal pada aspek tersebut adalah 10 sementara rata-rata skor siswa pada aspek
tersebut sudah 9,86. Skor tersebut termasuk skor yang cukup tinggi. Bila dilihat dari hasil penilaian pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
maka didapatkan hasil bahwa siswa mengalami peningkatan positif pada setiap siklus yang dilaksanakan. Hal itu dibuktikan dengan diagram
batang skor rata-rata hasil penilaian siswa di bawah ini.
134
Gambar 5.
Kenaikan Skor Rata-Rata Siswa dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Peningkatan yang terjadi pada setiap siklus ini membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD
N Karangmojo. Pada awal siklus, skor rata-rata dari seluruh siswa kelas V adalah 55,14, kemudian pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata skor
menjadi 63,14, dan pada siklus II skor meningkat lagi menjadi 75,14. Berdasarkan peningkatan tersebut peneliti dan kolaborator memutuskan
untuk menghentikan tindakan pada siklus II.
B. Pembahasan