12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
Berbicara tentang keterampilan, hal tersebut tidak dapat dimiliki seseorang secara instant. Keterampilan yang maksimal dapat kita miliki
dengan melalui sebuah proses belajar yang tidak sebentar. Banyak sekali keterampilan yang bisa didapatkan dalam pembelajaran formal. Salah satu
dari sekian banyak keterampilan yang didapatkan di kegiatan belajar mengajar formal adalah keterampilan berbicara.
Seorang ahli, Henry G. Tarigan 1985: 15 mendefinisikan berbicara sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa berbicara adalah suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang di susun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. Dalam
penjelasan-penjelasan yang telah diungkapkan tersebut secara eksplisit mengungkapkan bahwa kegiatan berbicara merupakan cara berkomunikasi
manusia menggunakan lisan. Syukur Ghazali 2010 :248 menjelaskan bahwa komunikasi lisan mencakup penggunaan bahasa secara transaksional yang
bertujuan untuk mempertukarkan informasi, serta mencakup pula penggunaan bahasa secara interaksional, yaitu fungsi-fungsi sosial dari berbicara.
13
Keterampilan berbicara tentu saja memiliki keterkaitan antara keterampilan berbahasa yang lain. Dalam bukunya, Hetti Restianti 2010
mengungkapkan bahwa kegiatan berbicara dipengaruhi oleh cara menangkap apa yang disampaikan oleh orang lain. Tidak jarang seseorang memahami
sesuatu berdasarkan penjelasan orang lain. Hal tersebut merupakan hubungan berbicara dengan menyimak. Selanjutnya hubungan berbicara dengan
membaca yaitu berkaitan dengan konten pembicaraan. Sesuatu yang kita sampaikan akan menjadi lebih berisi jika berdasarkan dari sumber atau
referensi yang pernah dibaca sebelumnya. Berbicara dan menulis tentu saja suatu keterampilan yang juga berkaitan. Pertama, menulis sangat membantu
untuk menangkap pesan dari seseorang yang melakukan kegiatan berbicara. Contohnya, adalah saat terjadi kegiatan belajar di kelas, guru menjelaskan
suatu materi dengan lisan sementara siswa mencatat poin-poin pentingyang disamapaikan guru. Terkadang orang akan menulis terlebih dahulu untuk
mempermudah penyampaian pesannya saat berbicara pada situasi tertentu. Kegiatan tersebut akan membuat seseorang dapat menyusun kalimat demi
kalimat menjadi lebih efektif dan tentunya akan membuat orang menjadi lebih terbiasa dalam mengembangkan keterampilan berbicara.
Sama seperti pengembangan suatu keterampilan pada umumnya, pengembangan keterampilan berbicara juga membutuhkan waktu yang tidak
sebentar. Seperti yang telah diungkapkan oleh Hatch Syukur Ghazali, 2010: 258 bahwa kemampuan berbahasa adalah sesuatu yang tumbuh karena
pengalaman sehingga orang bisa belajar bagaimana berinteraksi secara verbal
14
dengan cara ikut serta secara langsung dalam percakapan. Sependapat dengan ungkapan tersebut, Maidar G Arsjad dan Mukti 1991 mengungkapkan
bahwa keterampilan berbicara dalam situasi formal dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar memerlukan latihan dan bimbingan
yang intensif. Pendekatan pengajaran keterampilan berbicara tidak hanya bisa
dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar secara formal dan terstruktur saja, namun dapat dilakukan melalui pendekatan pengajaran bahasa secara
komukatif. Hal tersebut diungkapkan oleh Syukur Ghazali 2010: 273 bahwa pembelajaran keterampilan berbicara dapat dilakukan dengan memberikan
siswa kesempatan untuk berinteraksi dengan guru dan teman-teman siswa, seperti memberi salam, memberikan saran, meminta maaf, memberi petunjuk,
dan memberikan informasi. Hal tersebut akan membantu siswa terbiasa untuk berbicara.
Sebelum memberikan pelajaran berbicara pada siswa sudah menjadi hal yang wajib dipahami pengajar tentang prinsip-prinsip pembelajaran berbicara.
Salah satu penulis yang memaparkan prinsip-prinsip berbicara adalah Abidin 2013: 135. Dijelaskan prinsip yang pertama adalah sebagai berikut.
1 pembelajaran berbicara harus ditujukan untuk membentuk kematangan
psikologis anak dalam hal berbicara, 2
harus melibatkan anak secara langsung berbicara dalam berbagai konteks,
3 dilakukan melalui pola pembelajaran interaktif,
15
4 dilakukan sekaligus dengan membekali strategi berbicara,
5 dilakukan seiring dengan pengukuran kemampuan berbicara secara tepat
melalui praktik langsung, 6
diukur dan dipantau secara berkesinambungan, dan 7
diorientasikan pada pembentukan kemahiran berbicara atau membentuk siswa menjadi pembicara yang kreatif.
2. Manfaat Keterampilan Berbicara