Deskipsi Subjek Penelitian Deskripsi Awal Penelitian

77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskipsi Subjek Penelitian

a. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangmojo yang beralamat di Karangmojo, Trirenggo, Bantul. Sekolah dasar tersebut berada di pedesaan dan bersebelahan dengan lahan sawah yang luas dan Masjid Nurul Huda Karangmojo. SD N Karangmojo memiliki tiga bangunan dan satu lapangan di depannya. Jumlah ruangan di SD tersebut adalah tiga belas dengan rincian tujuh ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang perpustakaan, satu ruang tata usaha, satu ruang UKS, dan satu gudang. Selain itu juga terdapat dua kamar mandi yaitu kamar mandi untuk guru dan kamar mandi untuk siswa. Meskipun tidak terlalu besar namun sekolah dasar tersebut bersih dan terawat. Sekolah tersebut memiliki dua belas tenaga pengajar, satu kepala sekolah, dan dua karyawan. Jumlah murid keseluruhan adalah 213 siswa. Di sekolah dasar ini hanya terdapat satu kelas paralel yaitu pada kelas dua. b. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah seluruh siswa kelas V di SD N Karangmojo. Siswa di kelas V tersebut berjumlah 35 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 15 dan jumlah siswa perempuan 20. 78

2. Deskripsi Awal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD N Karangmojo karena terdapat permasalahan pada keterampilan berbicara siswa. Data yang didapatkan dari observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa masih rendah pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil wawancara menyebutkan bahwa kurang lebih hanya 20 siswa saja yang berbicara aktif di dalam kelas sementara siswa yang lain masih kurang percaya diri dan jarang mengungkapkan gagasannya secara lisan di dalam kelas khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia yang memuat materi keterampilan berbicara. Telah diketahui juga bahwa nilai KKM keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia ini adalah lebih dari atau sama dengan 65, jadi jika dilihat dari hasil wawancara tersebut hanya kurang lebih 20 dari jumlah siswa dalam kelas tersebut yang mendapatkan lebih dari atau sama dengan 65. Setelah melakukan pengamatan dan wawancara dapat diketahui pula faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan tersebut diantaranya adalah, guru belum menerapkan langkah-langkah dalam model pembelajaran cooperative script. Pengelompokan siswa bukan berpasangan namun setiap kelompok terdiri dari empat sampai enam siswa, tidak dijelaskan peran siswa dalam kelompok secara rinci, dan kurangnya kontrol kegiatan kerja sama siswa dalam berkelompok yang menyebabkan pembelajaran keterampilan berbicara tidak melibatkan seluruh siswa untuk aktif berbicara. Kurang 79 percaya diri itupun timbul karena siswa merasa tidak siap dan merasa keterampilan berbicaranya masih kurang. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menerapkan model pembelajaran cooperative script dengan langkah- langkah yang benar dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD N Karangmojo. Untuk mengetahui tingkat keterampilan berbicara siswa peneliti melakukan tes pratindakan yang ditujukan untuk seluruh siswa kelas V SD Negeri Karangmojo. Tes pratindakan tersebut berupa tes praktik berbicara yang dilakukan secara individu. Dalam tes tersebut siswa diberikan teks bacaan yang sama satu dengan yang lainnya dan diminta untuk mengomentari atau memberikan tanggapan menurut gagasannya sendiri secara tertulis kemudian diungkapkan secara lisan di depan kelas. Hasil tes pra tindakan terlampir di lampiran 8. Dari hasil tes pratindakan tersebut didapatkan dapat dianalisis persentase hasil tes pra tindakan keterampilan berbicara sebagai berikut. Tabel 10 . Analisis Persentase Hasil Tes Pra Tindakan Keterampilan Berbicara No. Aspek yang diamati Nilai Persentase 1. Nilai Tertinggi 80 - 2. Nilai Terendah 34 - 3. Jumlah Siswa yang Tuntas 11 31,43 4. Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 24 68,57 Dari tabel penilaian pra tindakan keterampilan berbicara tersebut dapat diperoleh data bahwa rata-rata keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Karangmojo adalah 55,29. Nilai tersebut masih tergolong rendah jika mengacu pada nilai rerata yang telah ditentukan yaitu 65 karena masih berada 80 di bawah nilai tersebut. Data tersebut juga menunjukan bahwa persentase kelululusan di kelas tersebut masih rendah. Berdasarkan tes tersebut, jumlah siswa yang tuntas atau mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 65 berjumlah 11 dari jumlah keseluruhan 35 siswa, jika dipersentasekan ketuntasan siswa dalam kelas tersebut masih 31,43. Lebih rinci lagi peneliti menyajikan data hasil pre test dari tiga siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, sedang, dan terendah hasil praktik berbicara siswa secara tertulis disajikan pada lampiran. Siswa yang memiliki nilai tertinggi saat pre test adalah siswa D, sementara siswa yang memiliki nilai sedang adalah siswa T, dan siswa yang memiliki nilai terendah adalah siswa P. Berikut adalah analisis hasil praktik siswa pada pre test tersebut. a. Hasil Praktik Berbicara Siswa D pada Pre Test Siswa D merupakan siswa yang memiliki nilai tertinggi pada pre test. Hal tersebut terlihat dari hampir seluruh aspek pada keterampilan berbicaranya mendapat di atas rata-rata. Aspek pengucapan vokal dan konsonan pada siswa D mendapat nilai yang tinggi. Hal tersebut didapatkan karena memang dalam cara pengucapan baik vokal maupun konsonan, siswa tersebut sudah jelas. Setiap perkataan diucapkan dengan jelas dan lancar sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh pendengarnya. Pada saat praktik berbicara, struktur kalimat yang digunakan masih terdapat kesalahan. Penggunaan kalimat yang kurag efektif juga masih terlihat dalam praktik berbicaranya sehingga menimbulkan arti yang rancu. 81 Penekanan pada setiap kalimat sebagian besar sudah cukup bagus meskipun masih terdapat penekanan dan pemenggalan kalimat yang masih kurang tepat. Pilihan kata dalam menyusun sebuah kalimat yang dilakukan siswa tersebut sudah baik. Variasi kata yang digunakan tidak monoton dan sesuai dengan maksud yang dibicarakan. Salah satu aspek yang terlihat menonjol pada siswa tersebut adalah aspek percaya diri. Siswa D memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam praktik berbicara. Cara berbicara siswa D lantang dan tegas. Catatan bantuan yang telah di susun hanya dilihat sesekali dan siswa lebih banyak melihat ke arah kamera dan audience. Siswa tersebut sudah cukup lancar dalam berbicara di depan umum. Gesture siswa D saat berbicara sudah sesuai dengan apa yang diungkapkannya meskipun masih terdapat mimik wajah yang kurang sesuai pada penekanan tertentu. Secara keseluruhan konten pada praktik berbicara siswa sudah baik dan sudah sesuai dengan materi yang diberikan. b. Hasil praktik berbicara siswa N pada pre test Siswa N merupakan siswa yang memiliki nilai sedang pada pre test yang dilaksanakan. Ketika praktik berbicara siswa tersebut masih menggunakan catatan pembantu sebagai acuan. Sebagian besar kalimat yang diucapkan masih dibantu dengan melihat catatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki kepercayaan diri yang kurang. Siswa yang masih banyak melihat catatan pembantu tersebut juga 82 menunjukkan bahwa kelancaran berbicaranya saat itu masih kurang sehingga ia perlu menggunakan catatan pembantu. Dalam hal pengucapan vokal dan konsonan siswa masih perlu ditingkatkan agar lebih maksimal dan lebih jelas. Penekanan pada kalimat-kalimat yang dibicarakannya juga perlu diperjelas lagi. Hal ini dilakukan karena terdapat beberapa kalimat yang kurang tepat penekanannya dan memberikan kesan datar dalam menyampaikan pendapatnya. Kesan datar juga ditimbulkan dari gerakan dan mimik wajah yang kurang sesuai dengan konten kalimat yang dibicarakan. Kalimat-kalimat yang disusun masih terdapat kalimat yang kurang efektif tetapi secara keseluruhan sudah cukup baik. Pilihan kata yang digunakan pada setiap kalimat sudah sesuai namun siswa tersebut masih perlu menambah variasi katanya dalam setiap kalimat agar menghasilkan kalimat yang lebih baik. c. Hasil praktik berbicara siswa P pada pre test Skor yang didapat siswa P merupakan skor terendah pada pre test yang telah dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar aspek dalam praktik berbicara yang dilakukan oleh siswa tersebut mendapat skor yang rendah. Bila dilihat dari aspek penalaran, siswa tersebut sudah dapat menalar dengan baik mengenai kronologi masalah, mananggapi masalah, dan cara memberi solusi dari permasalahan. Pilihan kata yang digunakan siswa P pada kalimat-kalimat yang disusun juga sebagian sudah tepat, namun struktur kalimat yagn disusun siswa masih perlu banyak perbaikan. 83 Kelemahan pada siswa P yang jelas terlihat adalah kepercayaan dirinya yang masih rendah. Rendahnya kepercayaan diri ini berdampak pada aspek lain dalam praktik berbicara. Pada saat praktik berbicara dan mulai membicarakan topik, siswa sama sekali tidak lepas dari catatan bantuannya. Ia tidak berani melihat kamera maupun audience dan wajahnya selalu menunduk melihat catatan pembantunya. Hal tersebut membuat gerakan dan mimik wajah siswa kurang nampak. Pengucapan vokal dan konsonannya tidak jelas sehingga pendengar tidak dapat menangkap dan memahami apa yang diungkapkan siswa P. Penekanan pada setiap kalimat juga tidak nampak dan siswa terkesan menyeret dari kalimat satu ke kalimat yang lain sehingga informasi yang diberikan masih terdapat bagian-bagian yang rancu. Berdasarkan hasil tes pratindakan tersebut peneliti akan melakukan tindakan dalam siklus I yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script pada pembelajaran keterampilan berbicara dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Diterapkannya model tersebut diharapkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD N Karangmojo akan mengalami peningkatan.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK (TS) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MARON

1 9 185

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 0 55

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SIDOWAYAH TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS V SD N 1 SEDAYU BANTUL.

0 1 162

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGGANG SEDAYU BANTUL.

0 2 229

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOROBAYAN SANDEN BANTUL.

1 32 197

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN. docx

0 0 9

PENERAPAN TIPE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

0 1 11