142
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut. 1.
Guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script pada pembelajaran keterampilan berbicara dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia di kelas V sekolah dasar dengan pembentukan kelompok kecil atau berpasangan secara acak agar lebih efektif, dan
mengontrol proses pembangunan ide siswa selama penyampaian pendapat, serta mengontrol proses diskusi agar dalam diskusi tersebut siswa dapat
berlatih dan memberikan pendapat dengan baik dan optimal. 2.
Siswa sebaiknya lebih banyak dilatih berbicara dengan bantuan siswa lain sebagai penyimak dan pemberi masukan agar siswa dapat mengetahui
kelebihan dan kelemahannya saat praktik berbicara.
143
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anita Lie. 2004. Cooperative Learning – Mempraktikan Cooperative Learning
di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Baharuddin, Esa Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group. Diah Wulandari. 2014.
“Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Media Grafis pada Siswa Kelas IIIA SD N Tukangan Yogyakarta
”. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP, Universitas Negeri
Yogyakarta. Glenn R. Capp. 1971. Basic Oral Communication. United States of America:
Prentice-Hall.inc. Henry G. Tarigan. 1985. Berbicara
– Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Hetti Restianti. 2010. Pentingnya Kemahiran Berbicara. Bogor: Quadra Illeris, Knutt. 2011. Contemporary theories of Learning Teori-Teori
Pembelajaran Kontemporer. Penerjemah: M. Khozin. Bandung: Nusa Media.
Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif – Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Johnson, David W., dkk. 2012. Colaborative Learning
– Strategi Pembelajaran untuk Sukses Bersama. Penerjemah: Narulita Yusron. Bandung: Nusa
Media.
144
Jumanta Hamdayama. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Maidar G. Arsjad, Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Matsuri, dkk. 2014. “Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Cooperative Script
.” Jurnal Didaktita Dwija Indria Vol.2, No. 19. Solo: FKIP UNS.
Miftahul Huda. 2014. Cooperative Learning – Metode, Teknik, Struktur, dan
Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nunuk Suryani, Leo Agung 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Ombak Anggota IKAPI. Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran
– Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok: Raja Grafindo Persada.
Sholeh Hamid. 2011. Metode Edutainment – Menjadikan Siswa Kreatif dan
Nyaman di Kelas. Yogyakarta: Diva Press. Singgih D. Gunarsa. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
Gunung Mulia. Syukur Ghazali. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan
Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama. Tiara Ajeng Permana. 2016. “Peningkatan Keterampilan Berbicara
menggunakan Model Paired Storytelling Siswa Kelas VA SD Negeri Demakijo 1 Sleman Yogyakarta”. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta.
Warsono dan Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif – Teori dan Asesmen.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yudrik Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
145
Yunus Abidin. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Zainal Aqib. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual Inovatif. Bandung: Yrama Widya.
146
Lampiran 1. Hasil Observasi Pra Penelitian
Waktu : 5 Januari 2016
Lokasi : SD N Karangmojo
No. Aspek pengamatan
Hasil pengamatan 1.
Porsi waktu yang diberikan untuk pembelajaran
keterampilan berbicara terhadap keterampilan berbahasa yang
lain. Porsi waktu yang diberikan untuk
pembelajaran berbicara terhadap keterampilan berbahasa yang lain cenderung lebih sedikit.
2. Skala prioritas dalam
penyampaian pembelajaran keterampilan berbahasa dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa, siswa lebih banyak mendalami keterampilan
menulis dan membaca. Keterampilan berbicara tidak terlalu diperdalam dalam
pembelajaran berbahasa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
3. Penerapan model pembelajaran
cooperative script Model pembelajaran cooperative script pernah
diterapkan di kelas V 4.
Jumlah anggota pada masing- masing kelompok
4-6 siswa 5.
Kondisi pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran belum melibatkan seluruh siswa untuk aktif berbicara
6. Kondisi guru saat menerapkan
model pembelajaran kooperatif Guru belum melakukan pengontrolan terhadap
kerja sama siswa dalam kelompok dan hanya melihat perfomansi siswa saja.
7. Kondisi siswa saat menerapkan
model pembelajaran kooperatif -
Siswa yang kurang menonjol memiliki sedikit kesempatan untuk berlatih berbicara
- Masing-masing anggota kelompok belum
bisa bekerja sama dengan baik dan merata 8.
Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran keterampilan
berbicara. Saat diskusi kelompok siswa masih sulit
berbicara efektif dan tidak semua anak terlibat dalam kegiatan berbicara.
9. Keadaan siswa ketika diminta
untuk berbicara atau mengungkapkan gagasan
Sebagian besar siswa masih kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya.
10. Prosentase siswa yang aktif
berbicara di kelas Siswa yang aktif berbicara di kelas hanya 30
dari keseluruhan jumlah siswa. 11.
Tingkat keterampilan berbicara siswa.
Masih banyak siswa yang belum lancar dalam menungkapkan pendapatnya secara lisan dan
tata bahasanya masih perlu diperbaiki.
147
Lampiran 2. Hasil Wawancara Pra Penelitian
Waktu : 5 Januari 2016
Lokasi : SD N Karangmojo
Narasumber : Ari Sulistyowati, S.Pd 1.
Bagaimanakah pembagian porsi waktu dalam pembelajaran keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, menulis pada mata pelajaran
bahasa Indonesia di kelas V? Jawaban:
Pembagian porsi waktu dalam pembelajaran keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, menulis pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas V lebih banyak pada keterampilan menulis dan membaca. Pembelajaran keterampilan berbicara lebih sedikit diberikan.
2. Mengapa keterampilan berbicara lebih sedikit diberikan daripada
keterampilan berbahasa lain? Jawaban:
Karena keterampilan berbicara secara tidak langsung sudah dilakukan siswa dalam kehidupannya sehari-hari maka dari itu saya lebih banyak memberikan
pembelajaran pada keterampilan berbahasa lain
3. Apakah model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban:
Model pembelajaran yang saya gunakan bermacam-macam diantaranya yaitu, tanya jawab, praktik secara langsung, membentuk kelompok pembelajaran
kooperatif, dan sebagainya.
4. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif di kelas V?
Jawaban: Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok lalu masing-masing kelompok
diberikan bahan diskusi kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk berpendapat berdasarkan bacaan yang telah diberikan. Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas untuk mengungkapkan pendapat dari kelompoknya. Kelompok lain saling menanggapi
5. Adakah kendala yang dialami dalam pembelajaran berbicara pada mata
pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban:
Tentu saja ada kendala yang dialami dalam pembelajaran berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
6. Apa saja kendala yang dialami dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
Jawaban: Siswa masih kurang percaya diri dalam berbicara dan siswa takut salah dalam
mengungkapkan gagasannya. Saat diminta untuk memberikan tanggapan sedikit sekali siswa yang berani mengungkapkan gagasannya.
148
Lanjutan Lampiran 2 7.
Bagaimana strategi guru untuk menghadapi kendala tersebut?
Jawaban: Ketika siswa tidak merespon saat diberi pertanyaan, kemudian akan ditunjuk
secara acak pada siswa di dalam kelas agar siswa tetap melakukan kegiatan berbicara namun respon siswa tidak terlalu memuaskan bahkan ada yang
sama sekali tidak berani menjawab atau berbicara.
8. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti mengikuti pembelajaran
keterampilan berbicara? Jawaban:
Siswa sebenarnya berminat namun mereka masih kurang percaya diri ketka melakukan kegiatan berbicara
9. Berapa persen anak yang aktif berbicara di kelas V?
Jawaban: Kurang lebih hanya 30 saja anak yang aktif berbicara di kelas V.
10. Bagaimana tata bahasa anak saat melakukan kegiatan berbicara?
Jawaban: Tata bahasa sebagian kecil anak yang aktif berbicara sudah lumayan bagus.
Sebagian lainnya masih belum berkembang.
149
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Guru SD N Karangmojo Sebelum Penelitian
150
151
152
Lampiran 4. Hasil Tertulis Tes Keterampilan Berbicara Siswa pada Pra Tindakan
A. Siswa D