54 pada masing-masing LKS. Dalam tes ini, siswa sangat mungkin
menyelesaikan masalah melukis garis singgung dengan cara yang berbeda dari urutan langkah pada aplikasi, namun tetap pada
koridor konsep dan indikator yang sama.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol berfungsi untuk mengeliminasi adanya kemungkinan atau faktor yang mempengaruhi hasil eksperimen
Field, 2005: 117. Variabel ini bukan variabel inti yang menjadi perhatian dalam menjelaskan hasil. Variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah a. Alokasi waktu per materi yang dibuat sama pada masing-masing
kelas eksperimen b. Soal tes yang sama
c. Pengajar yang sama.
E. Definisi Operasional Variabel
Agar meminimalisir perbedaan pandangan, maka peneliti memberikan batasan definisi operasional pada variabel-variabel yang akan diteliti.
Beberapa diantaranya akan dijelaskan melalui rancangan RPP dan LKS secara spesifik, misal dalam hal model pembelajaran.
1. Keefektifan Pembelajaran Matematika
Keefektifan pembelajaran matematika adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dalam
55 penelitian ini, keefektifan model pmebelajaran ditinjau dari seberapa
tinggi hasil tes kemampuan pemecahan masalah.
2. Pretest dan Pembahasan
Peneliti perlu mengetahui apakah prior-knowledge kedua kelas eksperimen sama atau tidak sebelum eksperimen dimulai. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan pretest. Soal pretest berkaitan dengan cara melukis sebuah busur lingkaran, melukis sumbu dan lain-lain
seperti yang telah dipaparkan pada Bab II. Melalui pretest tersebut akan diketahui pemahaman siswa tentang
prior-knowledge yang diperlukan dalam materi pembelajaran. Soal pretest tersebut dibahas secara bersama-sama di masing-masing kelas
eksperimen agar siswa memiliki prior-knowledge yang baik. Perlu diketahui bahwa kegiatan pretest dan pembahasannya merupakan
kegiatan non-eksperimental. Karena fungsinya hanya untuk mengetahui tingkat pemahaman prior-knowledge yang diperlukan
untuk materi pembelajaran melukis garis singgung lingkaran.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan
PBL
Dalam penelitian ini, model pembelajaran STAD diterapkan pada kelas VIII D dari pertemuan pertama hingga terakhir. Susunan
pembelajaran yang dilakukan berdasarkan RPP adalah sebagai berikut. a. Pada tahapan awal pembelajaran, diadakan apersepsi yang berupa
penyampaian tujuan, motivasi, dan juga pertanyaan sederhana
56 seperti, “apakah kalian mengetahui apa itu garis singgung
lingkaran?”, dan lain sebagainya. b. Penyajian Materi
Informasi di sini berbentuk rangkuman yang hanya meliputi pengertian dan sifat-sifat garis singgung saja. Informasi ini
berfungsi sebagai bekal atau pengetahuan awal bagi siswa untuk mengetahui cara melukis garis singgung. Bagian pembelajaran ini
dilakukan sebelum pembentukan kelompok dimulai dengan alokasi waktu 4 menit.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok Siswa pada kelas ini dibagi menjadi beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Pembagian siswa didasarkan pada nilai kemampuan matematika yang didapatkan
dari guru mata pelajaran yang bersangkutan. Setiap kelompok adalah homogen, sedangkan tiap anggota per kelompok adalah
heterogen. Artinya setiap kelompok memiliki satu atau dua orang yang memiliki kemampuan matematika cukup tinggi, sedangkan
anggota lainnya memiliki kemampuan sedang hingga rendah. d. Kegiatan pengerjaan LKS secara berkelompok
Setelah setiap kelompok menempatkan dirinya masing- masing, LKS lalu dibagikan kepada setiap kelompok. LKS yang
dipelajari berbasis PBL. Langkah-langkahnya menurut John Dewey adalah sebagai berikut.
57 1 Merumuskan masalah
Siswa diberikan sebuah permasalahan yang berbeda pada setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama, siswa diberikan
sebuah permasalahan tentang materi satu, yaitu melukis garis singgung yang ditarik dari titik di luar sebuah lingkaran. Saat
pertemuan kedua, permasalahan yang dimunculkan adalah melukis garis singgung persekutuan dalam dua buah
lingkaran. Materi pada pertemuan terakhir menghadirkan permasalahan tentang melukis garis singgung persekutuan
luar dua buah lingkaran. 2 Menganalisis masalah
Siswa mengingat kembali hubungan antara sifat-sifat dan pengertian garis singgung dengan masalah setelah memahami
permasalahan yang ada pada LKS. Siswa harus mengingat sifat-sifat dan pengertian garis singgung yang ditarik dari titik
di luar sebuah lingkaran agar dapat menyelesaikan LKS materi pertama. Begitu juga dengan materi kedua dan ketiga.
Siswa harus mengingat sifat-sifat serta pengertian garis singgung persekutuan dalam dan luar dua buah lingkaran.
3 Merumuskan hipotesis Siswa lalu menduga dan mencoba menyusun rencana
penyelesaian. Hal ini dapat berupa sketsa sementara atau dalam bentuk kata-kata.
58 Pada materi satu, siswa dapat membuat sketsa sementara
garis singgung yang ditarik dari satu titik di luar sebuah lingkaran. Siswa pun dapat menambahkan keterangan berupa
sifat-sifat atau objek-objek geometri yang terdapat pada sketsa. Begitu juga pada materi kedua, yaitu garis singgung
persekutuan dalam dua buah lingkaran dan materi ketiga, garis singgung persekutuan luar dua buah lingkaran.
4 Mengumpulkan data Siswa lalu memperhatikan kembali objek geometri apa
saja yang seharusnya ada ketika dihubungkan dengan sifat atau pengertian garis singgung lingkaran. Misal, pada materi
pertama, siswa harus memperhatikan titik di luar sebuah lingkaran dan garis yang menyinggung keduanya. Pada
materi kedua dan ketiga, siswa harus memperhatikan hubungan antara garis singgung dan garis sentral yang
menghubungkan kedua lingkaran. Setelah itu siswa menyesuaikan hubungan tersebut dengan masing-masing
pengertian garis singgungnya. 5 Pengujian hipotesis
Setelah memeriksa perencanaan penyelesaian masalah, siswa lalu menguji hipotesis tersebut dengan melukis garis
singgung lingkaran. Perencanaan tersebut dilakukan berdasarkan cara mereka masing-masing sesuai dengan sifat
59 dan juga pengertiannya. Pada materi pertama siswa menguji
perencanaan yang mereka susun menjadi sebuah garis singgung yang ditarik dari titik di luar sebuah lingkaran.
Materi kedua siswa melukis garis singgung persekutuan dalam dua buah lingkaran. Kegiatan melukis ini didasarkan
pada langkah-langkah PBL sebelumnya. Hal serupa juga dilakukan pada pertemuan ketiga, materi garis singgung
persekutuan luar dua buah lingkaran. 6 Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
Diakhir pembelajaran siswa menyimpulkan tentang hubungan sifat-sifat garis singgung dan pengertiannya serta
lukisan yang siswa buat. Kesimpulan ini dibuat sesuai dengan materi pembelajaran yang telah siswa dapatkan pada masing-
masing pertemuan. Pada pertemuan pertama, siswa menyimpulkan tentang
hal-hal yang telah mereka pelajari tentang melukis garis singgung yang ditarik dari titik di luar sebuah lingkaran.
Pertemuan kedua siswa menyimpulkan perbedaan dari materi melukis pertama dengan materi melukis kedua. Pertemuan
ketiga siswa menyimpulkan apa perbedaan melukis garis singgung persekutuan dalam dua buah lingkaran dengan garis
singgung persekutuan luar dua buah lingkaran.
60 Pada kegiatan mengerjakan LKS ini, guru tidak memberikan
petunjuk apapun selain teknis pengerjaan LKS. Apabila terdapat pertanyaan dari siswa mengenai konten materi, maka siswa tersebut
harus membaca lagi petunjuk yang tertera pada gambar tersebut. e. Presentasi
Setelah siswa mengerjakan LKS, guru memilih satu siswa secara acak untuk presentasi berdasarkan daftar nama pada presesnsi
kelas. Nama yang dipanggil tersebut akan mewakili kelompoknya dalam presentasi.
f. Kuis Setelah presentasi selesai, siswa kembali ke tempat duduk
semula dan diberikan kuis. Kuis yang dilaksanakan pada penelitian ini ada dua, yakni: 1 tes kemampuan pemecahan masalah tingkat
rendah; 2 tes kemampuan pemecahan masalah tingkat tinggi. Kedua tes ini masing-masing berisi 1-2 masalah melukis garis
singgung lingkaran. Siswa mengerjakan kuis secara individu. Kuis ini akan dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Berdasarkan
akumulasi nilai individu tes ini, akan diumumkan kelompok terbaik setiap pertemuan.
g. Penghargaan Penghargaan diberikan kepada kelompok terbaik. Kelompok
terbaik ditentukan berdasarkan nilai kuis atau tes individu lalu di akumulasikan dengan nilai-nilai anggota kelompok lainnya. Nilai
61 akumulasi kelompok yang paling besar akan mejadi indikator
kelompok terbaik. Penghargaan idealnya diberikan setiap akhir pertemuan, karena kuis diadakan pada tiap pertemuan juga. Namun,
mempertimbangkan alokasi waktu yang sempit, maka penghargaan diberikan satu hari setelah penelitian selesai.
h. Penutup Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk
menyimpulkan apa yang mereka pelajari pada pertemuan itu. Siswa tidak diberikan pekerjaan rumah.
Tahapan-tahapan ini berlaku untuk setiap pertemuan pada saat eksperimen berlangsung yang membedakan hanya pada materi yang
dipelajari.
3. Model Pembelajaran Individual Berbasis Cognitive Load theory CLT