Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah

16 indikator-indikator tersebut. Indikator yang digunakan dapat dilihat dalam kisi-kisi soal tes pada lampiran 4.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah

a. Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah

Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Untuk itu manusia akan berupaya memecahkan masalah tersebut dalam proses keberlangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan kemampuan pemecahan masalah. Menurut Hudojo 2003: 148 bahwa memecahkan masalah merupakan suatu aktivitas dasar manusia, sehingga hal ini menjadi kebutuhan manusia. Menurut Wena 2009: 52, pemecahan masalah adalah suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya menemukan situasi yang baru. Menurut Krulik dan Rudnick 1995: 4, “problem solving is the means by which an individual uses previously acquired knowledge, skills, and understanding to satisfy the demands of an unfamiliar situation”. Kemampuan pemecahan masalah dalam kurikulum 2006 adalah salah satu tujuan pendidikan matematika. Sehingga, pengembangan kemampuan pemecahan masalah perlu diintegrasikan dalam pembelajaran matematika NCTM, 2000: 52. NCTM juga menjelaskan bahwa memecahkan masalah merupakan keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan pengetahuan- pengetahuan yang melandasi masalah tersebut. Manfaatnya, antara lain meningkatkan daya analitis siswa dalam situasi apapun Bell, 1978. Oleh karena itu penyusunan berbagai alternatif pemecahan dan pemilihan pemecahan masalah perlu dihadirkan dalam pembelajaran matematika. 17 Pencapaian kemampuan pemecahan masalah ini meliputi beberapa tahapan dalam pembelajaran matematika. Menurut Sweller 2011, tahapan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut. 1 Schema Acquisition Dalam schema acquisition proses kognitif yang terjadi adalah: 1 mengorganisasi informasi atau materi pembelajaran; 2 setelah itu menguhubungkan informasi yang dipelajari dengan pemahaman sebelumnya; dan 3 setelah dihubungkan, siswa mengkonstruk informasi tersebut menjadi satu pengetahuan yang utuh. Contohnya seorang siswa yang baru mempelajari cara melukis garis singgung lingkaran. Sebelum melukis, siswa tersebut harus mengetahui objek- objek geometri apa yang ada pada garis singgung lingkaran, bagaimana membuat objek tersebut sehingga menjadi satu gambaran garis singgung lingkaran yang utuh. 2 Schema Automation Proses yang terjadi pada tahap schema automation adalah pengetahuan yang telah disimpan ke dalam memori. Pengetahuan tersebut digunakan lagi dalam kegiatan pemecahan masalah dengan berulang-ulang. Tujuannya agar pengetahuan ini menjadi lebih dipahami dan mudah diingat oleh siswa. Contoh siswa berlatih terus menerus bagaimana melukis garis singgung lingkaran. Setelah berlatih siswa akan terbiasa. Siswa pun dapat melukis objek-objek geometri tertentu menjadi satu gambar garis singgung yang lengkap dan lebih mudah. 18 Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran yang baik sangat penting untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah. Pembelajaran yang baik adalah yang memuat schema acquisition dan schema automation. Schema automation yang mengenalkan siswa pada pengetahuan awal yang diperlukan sedangkan schema automation yang dapat memfasilitasi siswa dalam mengasah kemampuan pemecahan masalah.

b. Tingkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KECERDASANINTERPERSONALSISWA

0 58 270

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STA

0 2 10

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL TEAM GAME TOURNAMENT DAN INDIVIDU BERDASARKAN COGNITIVE LOAD THEORY DITINJAU DARI KEAKURATAN DAN KECEPATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

1 6 793