Validitas Instrumen Instrumen Penelitian

72 titik di luar lingkaran. Pada pertemuan kedua, materi yang akan dievaluasikan adalah melukis garis singgung persekutuan dalam dua buah lingkaran. Pada pertemuan ketiga materi yang akan dievaluasikan yakni melukis garis singgung persekutuan luar dua buah lingkaran. Kemampuan pemecahan masalah yang diukur dari indikator soal tes yang merujuk pada sifat-sifat garis singgung lingkaran. Hal ini dimaksudkan untuk melihat refleksi dari pemahaman siswa pada materi garis singgung lingkaran dan kemampuannya dalam menerapkan sifat-sifat tersebut pada suatu masalah yang berhubungan dengan materi tersebut. Ada pun indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah pada materi garis singgung lingkaran dapat dilihat pada lampiran 2 berikut instrumen pada penelitian ini.

I. Validitas dan Reliabilitas

Agar dapat benar-benar mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa, maka instrumen yang dibuat perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Karena dalam penelitian, intrumen yang digunakan harus valid dan reliabel.

1. Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono 2012: 173, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah valid. Berdasarkan kedua uraian di atas maka didapatkan bahwa maksud dari validitas merujuk pada kemampuan suatu instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur. 73 Sebelum penelitian dilakukan, instrumen yang digunakan diperiksa terlebih dahulu apakah memiliki validitas isi, melalui teknik penilaian expert judgement Sugiyono, 2012:173. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi. Selain itu, untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas dapat dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi yang dipelajari. Validitas isi pada instrumen yang hendak dinilai yakni berdasarkan kesesuaian instrumen tersebut dengan SK, KD, dan indikator pembelajaran. Setelah instrumen ini dibuat, maka instrumen ini dikonsultasikan kepada validator, yakni Endah Retnowati, M. Ed., Ph.D. dan Kana Hidayati, M.Pd. Perbaikan instrumen yang disarankan oleh validator antara lain ada pada bagian isi dan bahasa. Hal-hal yang harus diperbaiki pada bagian isi adalah aspek pemilihan bilangan yang sebaiknya tidak terlalu sulit dikalkulasikan oleh siswa kelas VIII SMP, sehingga mengurangi resiko kesalahan. Pada bagian bahasa, hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti siswa pada petunjuk pengerjaan soal dan LKS. Setelah dilakukan perbaikan, kemudian instrumen ini dikonsultasikan kembali kepada ahli atau validator sehingga instrumen ini dikatakan valid dan siap digunakan. Kategori validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.2. 74 Tabel 3. 2 Kategori Validitas Instrumen No. Rentang Skor Kategori Keterangan 1 x , SB Sangat Baik 2 , x , B Baik 3 , x , C Cukup 4 , x , K Kurang 5 x , SK Sangat Kurang Widoyoko, 2009: 238. Instrumen yang diuji validitasnya meliputi RPP, LKS, dan soal tes kemampuan pemecahan masalah tingkat rendah dan tingkat tinggi pada semua materi. Hasil pengukuran validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Instrumen No. Instrumen STAD-PBL Individu-CLT Skala 5 Skala 1 Skala 5 Skala 1 Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori 1 RPP 39 SB 39 SB 2 LKS 36 B 6 layak 76 SB 66 layak No. Instrumen Skala 5 Skala 1 Skor Kategori Skor Kategori 1 Posttest 20 SB 7 layak Keterangan dari ahli atau validator dan hasil validasi dapat dilihat pada lampiran 5.

2. Reliabilitas Instrumen

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KECERDASANINTERPERSONALSISWA

0 58 270

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STA

0 2 10

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL TEAM GAME TOURNAMENT DAN INDIVIDU BERDASARKAN COGNITIVE LOAD THEORY DITINJAU DARI KEAKURATAN DAN KECEPATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

1 6 793